Silaturahmi dan Pengorbanan Hakikat Makna pada Hari Korban
Hakikat Idul Adha 1441 Hijriah selain menjaga silaturahmi juga menebalkan keyakinan dan kebiasaan berkurban pada sesama. Di tengah pandemi Covid-19, hal itu menjadi sarat bermakna pada hari-hari ini.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Silaturahmi melalui kebiasaan berkurban pada hari raya Idul Adha 1441 Hijriah menjadi lebih bermakna. Sebab, pandemi Covid-19 masih menyelimuti kehidupan semua warga bangsa. Saling berbagi sembari menebalkan keyakinan dan meneladani Nabi Ibrahim akan membawa berkah bagi semua umat yang merayakan Idul Adha.
Hal ini menjadi pesan Idul Adha dalam shalat Idul Adha 1441 Hijriah di halaman depan rumah dinas Presiden Joko Widodo di Wisma Bayurini, kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/7/2020). Muhammadun, yang sehari-harinya bertugas sebagai anggota tim pengamanan internal Istana Kepresidenan Bogor menjadi imam dan khatib shalat Idul Adha bagi Presiden Jokowi, keluarga, dan perangkat kepresidenan lainnya.
Muhammadun, yang juga Ketua DKM Masjid Baitussalam Istana Kepresidenan Bogor, menyampaikan khotbah Idul Adha dengan tema ”Berkorban Ialah Pesan Kehidupan Nabi Ibrahim”. Dalam khotbahnya, Muhammadun berpesan bahwa berkorban merupakan makna dari kehidupan Nabi Ibrahim. Berbakti kepada orangtua merupakan salah satu dari pesan dan ajaran Nabi Ibrahim tersebut.
”Berkorban merupakan makna dari kehidupan Nabi Ibrahim. Berbakti kepada orangtua merupakan salah satu dari pesan dan ajaran Nabi Ibrahim tersebut.”
Terus menjalin silaturahmi melalui berkurban pada hari raya Idul Adha juga dianjurkan. ”Dengan berkurban dan bersedekah, kita bagikan daging kurban kepada fakir miskin, sanak saudara, tetangga, dan teman kerabat agar kita bisa sambung silaturahmi karena silaturahmi akan memperbanyak saudara, menambah rezeki, dan memperpanjang umur yang berkah,” kata Muhammadun.
Lebih lagi, Idul Adha 1441 Hijriah ini dilangsungkan di tengah pandemi Covid-19. Wakil Presiden Ma\'ruf Amin pun sebelumnya berpesan supaya keteladanan Nabi Ibrahim disertai beramal dan berbagi dengan sesama. Idul Adha adalah momentum yang tepat untuk hal itu.
Tetap jaga protokol kesehatan
Presiden Joko Widodo bersama Nyonya Iriana dan putra bungsu, Kaesang Pangarep, mengikuti shalat Idul Adha dengan protokol kesehatan. Jemaah yang ikut shalat mengatur jarak. Beberapa perangkat melekat yang turut serta dalam shalat Idul Adha tersebut, antara lain Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Kolonel (Inf) Achiruddin, Ajudan Presiden Kolonel (Inf) Rudy Saladin, serta Asisten Ajudan Presiden AKP Syarif Muhammad Fitriansyah.
”Seperti shalat Idul Fitri, Presiden bersama keluarga dan perangkat shalat di rumah,” tutur Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada Kompas, Jumat (30/7/2020). Shalat dimulai pukul 06.30.
Setelah selesai melaksanakan shalat sekitar pukul 06.55, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Nyonya Iriana Jokowi beserta Kaesang Pangarep kembali ke rumah Wisma Bayurini. Tak ada agenda resmi. Presiden, kata Bey, akan berkumpul bersama keluarga.
”Seperti shalat Idul Fitri, Presiden bersama keluarga dan perangkat shalat di rumah.”
Adapun kurban berupa sapi ongole seberat 1.088 kilogram dari Presiden Jokowi sudah disampaikan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sehari sebelumnya. Sapi ini peranakan Tulang Bawang, Lampung.
Presiden juga mengirimkan sapi kurban ke setiap provinsi. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, sapi kurban seberat 800-1.000 kg sudah dikirimkan ke setiap provinsi sejak Senin (27/7/2020) sampai Kamis (29/7/2020).
Selain itu, tambah Bey, Presiden juga mengirimkan sapi kurban ke berbagai wilayah yang membutuhkan seperti dilakukan tahun-tahun sebelumnya.