Dampak Ekonomi MX GP Semarang
Perhelatan MXGP of Asia yang berlangsung di Semarang (13-14/7/2019) bisa dikategorikan sukses, baik dari kompetisi yang berlangsung di sirkuit maupun animo penontonnya.
Perhelatan MXGP of Asia yang berlangsung di Semarang (13-14/7/2019) bisa dikategorikan sukses, baik dari kompetisi yang berlangsung di sirkuit maupun animo penontonnya.
Ajang kejuaraan dunia motokros, yang diselenggarakan Federasi Balap Motor Internasional (FIM) seri ke-12 dari total 19 seri yang berlangsung tahun ini, diprediksi berhasil mencetak rekor jumlah penonton di atas 60.000 penonton.
Tanggal 7–8 Juli 2018, Kota Semarang telah sukses menggelar kejuaraan dunia MXGP. Data yang dihimpun Litbang Kompas menyebutkan, nominal pemasukan yang diraup selama MXGP 2018 mencapai Rp 35,7 miliar.
Anggaran yang digelontorkan untuk menggelar kejuaraan dunia motokros tahun lalu sebesar Rp 26 miliar. Artinya, dari sisi efek penyelenggaraan MXGP, perhelatan kelas dunia ini telah berhasil mendatangkan dampak pemasukan bagi Kota Semarang dan dunia usaha di sana.
Sektor perhotelan di ”Kota Lumpia” ini meraup pemasukan Rp 6,9 miliar pada rentang waktu penyelenggaraan MXGP, 2-9 Juli 2018. Jumlah tersebut diraih dari 41 hotel yang disinggahi wisatawan dalam negeri ataupun mancanegara selama periode penyelenggaraan MXGP of Asia 2018.
Tingkat hunian 41 hotel berbintang tiga, empat, atau lima tersebut relatif penuh sepanjang pelaksanaan MXGP tahun lalu. Diprediksi juga, pelaksanaan MXGP of Asia di Semarang tahun ini meningkatkan pemasukan hotel-hotel karena persiapan dan promo yang dilakukan lebih matang.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, saat ini di Kota Semarang terdapat 62 hotel berbintang satu hingga berbintang lima. Selain itu, di Kota Semarang juga terdapat 75 hotel nonbintang. Jumlah hotel baru di Kota Semarang terus mengalami pertumbuhan. Di pusat kota kini juga sedang dibangun sejumlah hotel berbintang.
Pantauan ke sejumlah pengelola hotel di Semarang dan penelusuran data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menunjukkan, tingkat hunian hotel menjelang MXGP Semarang tahun 2019 ini mengalami kenaikan signifikan. Bahkan, tingkat hunian hotel berbintang di tengah kota terisi penuh menjelang MXGP of Asia 2019 di Semarang.
Salah satu faktor pendorong untuk mendongkrak animo adalah promo tiket sebesar Rp 25.000 untuk menonton acara kelas dunia ini. Harga tersebut untuk kategori kelas festival dan disediakan lebih banyak untuk menjangkau penonton dari kelas masyarakat bawah seluas mungkin.
Tahun lalu, dengan harga tiket sebesar Rp 150.000, jumlah penonton yang menyaksikan di Sirkuit Bukit Semarang Baru (BSB) City di kawasan Mijen, Kota Semarang, mencapai 48.000 pasang mata. Diharapkan dengan harga yang sudah jauh diturunkan akan berdampak pada pertambahan penonton.
Sektor penerbangan juga memperoleh dampak berganda (multiplier) dari perhelatan MXGP Semarang. Berdasarkan data yang dihimpun dari penyelenggaraan MXGP di Semarang tahun lalu, total pendapatan dari sektor penerbangan sebesar Rp 20,5 miliar dari delapan maskapai penerbangan dalam negeri.
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang mendapatkan pemasukan terbesar, yakni Rp 7,5 miliar. Berikutnya, maskapai penerbangan Batik Air sebesar Rp 3,7 miliar dan sejumlah maskapai lain di kisaran Rp 1 miliar-Rp 2 miliar sepanjang pelaksanaan MXGP. Kenaikan ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan hari biasa.
Tingginya jumlah penumpang pesawat yang menggunakan maskapai penerbangan disebabkan jumlah pebalap dan kru MXGP dari mancanegara yang terlibat cukup banyak.
Tidak kurang 1.500 kru mancanegara yang terdiri dari pebalap, mekanik, manajer tim, sponsor, juri lomba dari FIM, dan penyelenggara acara (event organizer) dari Youthstream (pemegang hak penyelenggaraan kejuaraan dunia motokros), dan jurnalis berbagai media mancanegara hadir di Semarang.
Wisatawan domestik dari daerah lain yang menggunakan maskapai penerbangan dalam negeri menuju Semarang pun pada periode pelaksanaan MXGP 2018 memberikan andil dalam meningkatkan jumlah penerbangan menuju Semarang.
Kuliner dan Suvenir
Saat ini tercatat 16.334 pelaku usaha kecil dan menengah di Kota Semarang yang menyerap 28.322 tenaga kerja. Tren pelaku usaha dan jumlah tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus meningkat.
Selama penyelenggaraan MXGP 2018, jumlah perputaran uang dan pemasukan dari kuliner yang tersebar pada ratusan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Semarang mencapai Rp 750 juta.
Sektor oleh-oleh (makanan dan suvenir) menyumbang pemasukan besar saat penyelenggaraan MXGP 2018. Sektor oleh-oleh berupa makanan khas Semarang dan suvenir meraup pemasukan sebesar Rp 7,5 miliar. Angka ini juga termasuk suvenir dan oleh-oleh yang dijajakan di arena sirkuit selama balapan berlangsung.
Penyelenggaraan acara internasional, seperti MXGP, menjadi ajang untuk menunjukkan kepada dunia luar jika Indonesia mampu menggelar acara berkelas dunia. Namun, lebih dari itu, prestasi penyelenggaraan acara ini bisa menjadi penarik bagi calon investor luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia.
FIM juga sudah menyatakan akan menempatkan kembali Semarang sebagai penyelenggara MXGP 2020. Ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia dipandang layak menyelenggarakan kejuaraan dunia secara profesional.
Hal ini menjadi pemicu pertumbuhan acara lain yang akan segera hadir di Indonesia, yakni MotoGP 2021, yang akan digelar di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Perputaran uang pada perhelatan MotoGP diperkirakan akan jauh lebih besar karena penggemar MotoGP jumlahnya sangat banyak dan bersifat global. Gengsi kejuaraan dan pamor pebalap MotoGP sudah diketahui masyarakat luas.
Tantangan yang ada saat ini adalah bagaimana Indonesia mampu mengolah dampak berganda acara-acara olahraga besar sehingga menggerakkan roda perekonomian yang lebih luas cakupan ruang lingkupnya. (LITBANG KOMPAS)