Penanganan Covid-19 di Mata Warganet
Keputusan pemerintah memberlakukan PSBB menimbulkan pro dan kontra. Beragam tagar yang mendukung dan menolak meramaikan perdebatan soal PSBB.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F08e0a34d-e571-419c-91eb-f2b871e25886_jpg.jpg)
Jalan Tol Dalam Kota dan Jalan S Parman, Jakarta, Minggu (12/4/2020), lengan. Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta diharapkan dapat dipatuhi warga sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19.
Pemerintah memutuskan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan kekarantinaan kesehatan. Kebijakan ini pun menjadi perbincangan di sosial media. Beragam tagar yang mendukung maupun menolak ramai diperdebatkan jagat twitter, bahkan jauh sebelum kebijakan ini diputuskan.
Presiden Joko Widodo menegaskan, dalam PSBB, Kepolisian Republik Indonesia bisa mengambil langkah hukum kepada siapa saja yang dianggap melanggar aturan. Penegakan hukum bagi mereka yang melanggar aturan dilakukan agar PSBB dapat berlaku secara efektif dan berhasil melakukan tujuannya.
Kebijakan PSBB sendiri merujuk pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan. Untuk mendukung pemberlakuannya, pemerintah merilis dua regulasi turunan, yaitu Peraturan Pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PP nomor 21 tahun 2020) serta Keputusan Presiden tentang Kedaruratan Kesehatan.
Dengan regulasi yang ada, Presiden meminta kepala daerah tidak membuat kebijakan sendiri dan tetap terkoordinasi dengan pemerintah pusat lewat Ketua Gugus Tugas. PSBB dapat diusulkan oleh gubernur/wali kota kepada Menteri Kesehatan dengan pertimbangan Ketua Gugus Tugas, atau dapat diusulkan oleh Ketua Gugus Tugas kepada Menteri Kesehatan.
Saat bersamaan, masyarakat juga diminta tetap menjaga jarak aman untuk memutus rantai penularan virus. Menjaga jarak aman antarorang (social distancing) dan membatasi seluruh akses masuk maupun keluar dan dari suatu wilayah dinilai efektif untuk mengendalikan persebaran Covid-19.

Pro Kontra
Kebijakan PSBB langsung menuai pro dan kontra di jagat Twitter. Tagar seperti #NegaraSantuyRakyatAmbyar, #NegaraAbaikanRakyat, #PrioritaskanNyawaRakyat meramaikan jagat twitter sejak 1 April 2020. Bahkan, tagar #PrioritaskanNyawaRakyat mencapai 127.000 kicauan hingga pukul 17.00 WIB pada tanggal 1 April 2020.
Sebelum memutuskan akan melakukan PSBB, pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan darurat sipil. Rencana darurat sipil langsung menuai pro dan kontra dari warganet di media sosial Twitter. Hal ini terlihat dari memuncaknya tagar #TolakDaruratSipil dengan lebih dari 150.000 kicauan pada 30 Maret hingga pukul 14.00 WIB.
Pemerintah dinilai dapat menggunakan cara apa pun untuk membatasi masyarakat jika kebijakan darurat sipil diterapkan. Bahkan, pengerahan aparat keamanan dan cara-cara represif sangat mungkin ditempuh.
Akibatnya, media sosial terlebih twitter kian ramai diisi dengan perdebatan publik soal kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi Covid-19. Seruan untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah demi mencegah virus korona baru penyebab Covid-19 semakin bergema.
Seruan Lockdown
Teriakan ‘Lockdown’ atau karantina wilayah juga menggema supaya pemerintah bertanggung jawab terhadap warganya, bahkan seruan lockdown dibungkus dalam tagar ajak untuk revolusi lewat tagar #RakyatSiapRevolusi yang mencapai 7.417 twit pukul 15.30 tanggal 31 Maret 2020.
Opsi darurat sipil yang disebut-sebut Presiden sebagai salah satu langkah yang mungkin akan dipilih dalam menangani Covid-19 menjadi trending topic di Twitter. Muncul tagar #TolakDaruratSipil sebagai bentuk penolakan terhadap rencana Presiden. Kicauan dengan tagar #TolakDaruratSipil bahkan mencapai 150.000 twit hingga pukul 14.30 pada tanggal 30 Maret 2020.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F8eefce69-ad6b-49e6-aff2-77bf7635d734_jpg.jpg)
Warga Kramat Jati, Jakarta Timur, melakukan karantina wilayah skala kecil pada tingkat rukun warga untuk menghadapi pandemi SARS-Cov-2 penyebab Covid-19.
Akun @Dic2_Emotion bahkan menyatakan ketidakpercayaannya terhadap pemerintah dengan kicauan “They can\'t be trusted, Lets fight ourselves #TolakDaruratSipil #LockDownIndonesia”. Ada pula seruan untuk sama-sama menolak darurat sipil dan menyerukan lockdown di Indonesia. Salah satu akun, @AnjaniSekarjati mencuit ‘To all the medical teams out there #COVID19 #TolakDaruratSipil #sinergitascegahcovid19.”
Seruan meminta pertanggungjawaban pemerintah untuk berani mengeluarkan dana menanggung kebutuhan warganya saat harus berada di rumah juga diserukan akun @cremebrulee2703 dengan twit “Dear government, Please feed your frickin people so we can stay at home #TolakDaruratSipil”.
Akun @Muh451m1 menolak darurat sipil sambil menyindir pemerintah yang saling sikut dalam penanganan Covid-19 seperti terlihat dalam cuitannya ‘Rakyat sudah bahu nembahu. Tetapi pemerintah pada sikut menyikut ...ah indahnya negeriku…Loudly crying face #TolakDaruratSipil’
Namun, di sisi lain, warganet yang mendukung kebijakan pemerintah pun ikut bersuara keras. Seruan dengan tagar #AwasProvokasiLockdown mengajak publik untuk berhati-hati dengan seruan lockdown atau karantina wilayah yang dinilai dilakukan oleh para pembenci pemerintah semata. Tagar #AwasProvokasiLockdown mulai menjadi trending pukul 12.00 WIB tanggal 31 maret 20220. Namun, pukul 17.00 WIB telah mencapai 21.000 twit.
Salah satu akun seperti @RizmaWidiono mendukung langkah pemerintah menetapkan PSBB dengan tagar #AwasProvokasiLockdown lewat cuitan ”Jokowi Tetapkan Pembatasan Sosial Skala Besar Disertai Kebijakan Darurat Sipil Langkah tepat. Indonesia tidak Lockdown menghadapi Corona. Dan mereka yg kemarin paling keras teriak Lockdown adalah mereka yg skrg keras teriak Tolak Darurat Sipil. Paham ya #AwasProvokasiLockdown.”
Akun @realPriGim juga mengajak netizen untuk ikut mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menangani Covid-19 dengan mencuit “#AwasProvokasiLockdown. Kebijakan yg matang dan penuh perhitungan dari pemerintah... Walau semua kebijakan tak ada yg sempurna tapi Minim ini yg terbaik buat BANGSA INDONESIA... Ayo satukan visi dan misi dukung pemerintah”

Lihat juga akun @AvatarPemburu yang menyindir Said Didu lewat cuitan “Seorg Said Didu bisa WFH jd BuzzeRP dibayar 1 M pake duit Rakyat buat teriak2 Lockdown agar Negara Chaos. 90 juta Pekerja lepas yg tdk bisa WFH, sehari2 cuma dapat < 100rb utk nyambung hidup, berharap Negara tdk Lockdown. #AwasProvokasiLockdown. Nurani Anda memihak ke yg mana?”
Tagar lain yang juga meng-counter kekesalan warganet terhadap kebijakan yang hendak diterapkan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 adalah #Sinergicegahcorona. Tagar ini mencapai 230 ribu cuitan hingga pukul 17.00 WIB tanggal 31 Maret 2020.
Tagar tersebut banyak disampaikan oleh akun humas kepolisian di berbagai daerah seperti yang dilakukan akun Humas Polsek Ngadirejo @HNgadirejo lewat kicauan ”Dalam upayanya menanggulangi Covid-19, TNI, Polri dan Pemda bersinergi dalam memberantas virus corona atau Covid-19 dengan melaksanakan penyemprotan massal yang dilakukan di berbagai titik di seluruh Indonesia. #SinergitasCegahCovid19.”
Kekecewaan
Tagar-tagar penuh kekecewaan terhadap penanganan Covid-19 oleh pemerintah yang dinilai lamban dan tidak bertanggung jawab masih terus memenuhi jagat maya saat April Mob.
Kekecewaan pada pemerintah masih berlanjut hingga 1 April dengan masih munculnya tagar-tagar #NegaraAbaikanRakyat yang mulai trending pada pukul 12.00 WIB pada 1 April 2020, kemudian mencapai 78.000 twit pada pukul 15.00 WIB.
Tagar #NegaraSantuyRakyatAmbyar juga muncul sebagai bentuk sindiran terhadap pemerintah yang dinilai tidak memperhatikan warganya yang berhadapan sendiri dengan Covid-19. Tagar #NegaraSantuyRakyatAmbyar mulai trending pada 1 April pukul 13.00. Dalam waktu satu jam yakni pukul 14.00 WIB mencapai 37.000 kicauan.

Pemerintah dinilai tidak menaruh prioritas pada nyawa warganya. Seperti cuitan akun @MentariPerubah2 ”Ekonomi bisa pulih... nyawa mana bisa balik.. mikir dong mikir.. kalo msh punya nurani #PrioritaskanNyawaRakyat #NegaraSantuyRakyatAmbyar. Ada pula akun yang menyuarakan hal serupa seperti akun @AfifahYunita96 lewat cuitan ”Nyawa rakyat yang seharusnya dijaga oleh negara #PrioritaskanNyawaRakyat #NyawaTidakBisaBalik.”
Tagar #PrioritaskanNyawaRakyat bahkan mencapai 127K twit sejak pukul 17.00 WIB tanggal 1 april 2020. Cuitan dengan tagar #PrioritaskanNyawaRakyat menilai pemerintah hanya bermain kata dan retorika tanpa aksi yang jelas dalam menangani Covid-19.
Salah satu akun @Ben_Mashoor mencuit ”Disaat semua pandai beretorika. Mereka berperan layaknya pemegang kuasa. Di saat mereka merasa adi daya. Disitulah awal dari marabahaya. Prioritas utama seorang pemimpin yg komtmen adalah kebutuhan dan kepentingan rakyatnya #PrioritaskanNyawaRakyat”.
Ada pula akun @InqilabiKhansa yang mencuit ”Wahai wakil rakyat, adalah kewajiban anda untk menjamin sgl mcam hak rakyat. Memberikan solusi atas smua prmasalahan. Bukan sembunyi, dan cari aman utk dri sndiri >> #PrioritaskanNyawaRakyat #NegaraSantuyRakyatAmbyar
Namun, di tengah kekecewaan yang muncul, ada pula tagar yang juga menjadi trending topic di awal April dengan tone yang mendukung kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 dengan penerapan pembatasan sosial skala besar.
Tagar #CekalCoronaDukungPSBB pukul 14.00 WIB tanggal 1 April 2020 mencapai 16.000. Ada pula tagar yang mulai trending sejak 10.00 WIB tanggal 1 April 2020 yakni #KesadaranMemicuPerubahan. Tagar #KesadaranMemicuPerubahan bahkan mencapai 73.000 twit pada pukul 15.00.
Dukungan dan doa mengalir lewat cuitan-cuitan warganet dengan tagar #CekalCoronaDukungPSBB dan #KesadaranMemicuPerubahan. Akun @Bentalakelam mencuit ”Our prayers always with you Mr.Jokowi.We ❤ you & support you for the best thing what you did and do. Stay strong for NKRI,for us #CekalCoronaDukungPSB”.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200412_ENGLIS-TEMATIK_C_web_1586700186.jpg)
Mural dan tulisan tentang pandemi Covid-19 menghiasi tembok di Jalan Halim Perdanakusuma, Benda, Kota Tangerang, Banten, Minggu (12/4/2020). Melalui mural dan tulisan ini masyarakat mempunyai harapan agar bangsa Indonesia kuat menghadapi pandemi ini dan agar segera berakhir.
Apresiasi juga diberikan kepada pemerintah yang dinilai tanggap dengan kebutuhan publik di masa wabah Covid-19. Salah satu akun mengapresiasi kebijakan pembebasan biaya listrik tiga bulan serta diskon bagi warga dengan KWH 450 dan KWH 900.
Akun @AriestaRiico mencuit , ”Di tengah situasi Pandemi kita harus 1 komando. Saling menguatkan, mengingatkan & Dirumah aja. Hilangkan pertikaian, politisasi dan saling Nyinyir. Bersyukur Presiden @jokowi tanggap & peduli keluarkan kebijakan pembebasan biaya listrik 3 bulan & diskon #CekalCoronaDukungPSBB”.
Tentu, dari banyak pro kontra di jagat Twitter ini, dukungan dan serangan terhadap kebijakan penanganan Covid-19 masih akan terus bergulir di jagat maya. Pada akhirnya semua berpulang pada kemampuan pemerintah menangani pandemi Covid-19 di Indonesia akan terus diuji. (LITBANG KOMPAS)