Antisipasi Episentrum Baru Covid-19
Gelombang kedua Covid-19 di Indonesia harus diantisipasi sejak dini seiring melandainya laju pertumbuhan pasien positif secara harian di DKI Jakarta.
Gelombang kedua Covid-19 di Indonesia harus diantisipasi sejak dini seiring melandainya laju pertumbuhan pasien positif secara harian di DKI Jakarta. Pengetatan pembatasan sosial masih perlu dilakukan pada sejumlah daerah yang hingga kini masih mencatatkan tren kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 secara konstan.
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang telah diterapkan di Jakarta sejak 10 April lalu mulai menunjukkan hasil. Sejak PSBB diberlakukan, tren penambahan kasus positif Covid-19 secara harian mulai menunjukkan penurunan.
Kondisi ini berbeda dengan laju pertumbuhan pasien positif Covid-19 sejak awal Maret hingga awal April sebelum PSBB diberlakukan. Saat itu terjadi kenaikan laju pertumbuhan kasus positif yang cukup signifikan di DKI Jakarta.
Meski begitu, perubahan kurva pertumbuhan kasus positif Covid-19 di Jakarta harus dibaca dengan sangat hati-hati. Kondisi ini belum menggambarkan keberhasilan PSBB secara menyeluruh. Sebab, kenaikan kasus positif Covid-19 bisa saja terjadi jika kebijakan pembatasan sosial diberikan relaksasi tanpa perhitungan yang matang. Apalagi, kasus transmisi lokal terjadi pada semua kota administratif di Jakarta sehingga pembatasan sosial masih sangat diperlukan.
Selain itu, tren penurunan kasus positif harian Covid-19 di Jakarta juga harus diiringi oleh kewaspadaan terhadap munculnya daerah episentrum baru penyebaran penyakit ini. Pasalnya, hingga kini, beberapa daerah di luar Jakarta masih menunjukkan laju pertumbuhan kasus positif harian secara konstan.
Menilik sebaran wilayah, ada delapan provinsi selain DKI Jakarta yang hingga kini mencatatkan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Indonesia. Provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Daerah-daerah ini menyumbang hingga 43 persen dari total kasus positif Covid-19 nasional.
Baca juga : Menakar Efektivitas Pembatasan Sosial
Pulau Jawa
Dari daerah-daerah tersebut, perhatian utama perlu ditujukan pada empat provinsi di Pulau Jawa. Hampir sepertiga kasus positif Covid-19 di Indonesia berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Sejak 1 April hingga 6 Mei lalu, keempat daerah tersebut masih menunjukkan tren kenaikan laju pertumbuhan pasien positif Covid-19 secara harian dengan derajat yang berbeda.
Tren kenaikan harian tertinggi terjadi di Jawa Timur. Ini tidak terlepas dari ditemukannya sejumlah kluster besar sebagai pusat penyebaran Covid-19, seperti pelatihan petugas haji, pusat grosir Surabaya, dan kluster pabrik rokok HM Sampoerna Tbk.
Tren kenaikan kasus positif secara harian juga masih dialami oleh Jawa Barat. Meski kasus positif pada daerah utama, seperti Depok, Bogor, dan Bandung, mulai melandai, penambahan kasus pada tingkat provinsi masih menunjukkan tren kenaikan. Ini tidak terlepas dari penambahan kasus pada daerah lain mengingat PSBB baru diterapkan pada tingkat provinsi pada 6 Mei lalu.
Tren kenaikan harian juga masih dicatatkan oleh Jawa Tengah. Merujuk data dari Kementerian Kesehatan, sejak 1-6 Mei lalu, secara rata-rata terdapat penambahan 28 kasus positif Covid-19 per hari. Rata-rata penambahan kasus harian ini empat kali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama awal April lalu.
Langkah antisipatif secara tegas sangat diperlukan agar Indonesia tidak mengalami gelombang kedua Covid-19.
Sementara Banten menjadi satu-satunya provinsi di antara keempat daerah utama penyebaran Covid-19 di Pulau Jawa yang mulai menunjukkan tren melandai pada penambahan kasus harian. Kondisi ini dicapai seiring penetapan PSBB di Tangerang Raya sejak 18 April lalu.
Jika menilik berdasarkan kabupaten/kota, Surabaya dan Semarang mesti menjadi perhatian khusus agar tak menjadi episentrum baru Covid-19 di Indonesia. Di Surabaya, hingga 5 Mei lalu telah terdapat 569 kasus positif Covid-19. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan kota-kota besar lain di Indonesia, seperti Bandung, Medan, dan Makassar.
Kasus positif Covid-19 di Surabaya mencapai 49 persen dari total kasus di Jawa Timur. Antisipasi penularan secara tepat dan cepat tentu menjadi kunci agar penularan tidak menyebar secara masif di Surabaya. Apalagi, secara keseluruhan telah terdapat 1.322 pasien dalam pengawasan dan 2.788 orang dalam pemantauan di daerah ini.
Selain Surabaya, perhatian juga perlu diarahkan ke Kota Semarang. Hingga 6 Mei lalu terdapat 270 kasus positif di wilayah ini. Dari jumlah itu, 85 orang masih dirawat, 30 orang meninggal, dan 155 orang lainnya dinyatakan sembuh. Sementara masih terdapat lebih dari 200 pasien dalam pengawasan yang menunggu hasil pemeriksaan.
Luar Jawa
Selain Pulau Jawa, daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa juga perlu memperoleh perhatian seiring banyaknya kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi. Di bagian tengah Indonesia, Nusa Tenggara Barat dan Bali menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi di antara provinsi lain. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, hingga 6 Mei lalu terdapat 289 kasus positif di NTB dan 277 kasus di Bali.
Khususnya di NTB, laju pertumbuhan kasus positif secara harian mulai mengalami penurunan sejak 25 April hingga 6 Mei. Meski begitu, pengawasan secara ketat sangat diperlukan mengingat masih terdapat 567 orang dalam pemantauan dan 420 pasien dalam pengawasan hingga 6 Mei lalu.
Sementara di Indonesia bagian timur, Sulawesi Selatan dan Papua adalah daerah yang perlu diwaspadai mengingat jumlah kasus positif Covid-19 yang masih terus bertambah. Jika melihat tren laju pertumbuhan harian, Sulawesi Selatan mencatatkan laju kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan Papua.
Sebagai sentra kegiatan ekonomi di Indonesia timur, Makassar perlu memperoleh perhatian lebih mengingat tingginya jumlah kasus positif Covid-19 yang mencapai 440 kasus hingga 6 Mei lalu. Secara harian, Makassar juga terus mencatatkan penambahan kasus secara fluktuatif.
Selain itu, juga terdapat 467 pasien dalam pengawasan dan 628 orang dalam pemantauan. Dengan jumlah ini, Makassar menjadi salah satu episentrum penyebaran kasus positif Covid-19 di kawasan Indonesia bagian timur.
Transmisi lokal
Selain pertimbangan jumlah kasus positif dan tren kasus harian, kewaspadaan terhadap munculnya daerah episentrum baru juga perlu diarahkan kepada daerah-daerah yang mencatatkan kasus transmisi lokal atau penularan dari orang-orang di daerah yang sama.
Berdasarkan indikator ini, perhatian perlu ditujukan pada Kalimantan Timur dan Bali yang telah mencatatkan adanya kasus transmisi lokal pada tujuh kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota yang melaporkan transmisi lokal di kedua provinsi ini adalah yang terbanyak di Indonesia setelah Jawa Barat (11 kabupaten/kota).
Selain itu, perhatian juga perlu diberikan kepada Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Utara yang telah mencatatkan kasus transmisi lokal pada empat kabupaten/kota. Pembatasan sosial dan fisik perlu dilakukan agar tak semakin banyak daerah yang melaporkan adanya penularan secara lokal.
Apa pun itu, langkah secepat mungkin dibutuhkan untuk menekan angka penularan Covid-19, terutama di luar Jabodetabek. Jangan sampai Indonesia mengalami gelombang kedua Covid-19 karena ini akan berdampak pada semakin lamanya pemulihan kondisi pada berbagai bidang di Indonesia. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mengapa Harus Membayar Berita Daring?