Hobi Baru di Tengah Pandemi
Pandemi telah mengubah banyak hal, termasuk pola hidup dan kebiasaan baru masyarakat. Delapan dari 10 responden survei Litbang Kompas mengaku memiliki kebiasaan baru selama masa pembatasan sosial.
Pandemi Covid-19 membuat orang lebih banyak tinggal di dalam rumah untuk memutus rantai penularan penyakit itu. Namun, pembatasan sosial tidak menyurutkan publik menekuni hobi dan kegiatan. Bahkan, delapan dari 10 responden memiliki kebiasaan baru selama masa pembatasan sosial.
Sudah empat bulan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 setelah kasus pertama diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020. Guna memutus rantai penularan penyakit yang disebabkan virus korona baru ini, pemerintah antara lain mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial.
Pembatasan sosial membuat aktivitas di luar rumah dibatasi, mulai dari bekerja, belajar, hingga beribadah. Ini memaksa masyarakat menyesuaikan kegiatannya di dalam rumah.
Untuk memotret kebiasaan yang dilakukan publik setelah penerapan pembatasan sosial, Litbang Kompas mengadakan jajak pendapat di 17 kota besar di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 20 persen responden menjawab tidak memiliki kebiasaan baru selama masa pembatasan sosial. Sementara bagian terbesar responden (80 persen) menyatakan memiliki kebiasaan baru selama di rumah.
Olahraga di dalam rumah menjadi kegiatan yang paling sering dilakukan publik, yaitu dinyatakan oleh 21,9 persen responden, saat periode pembatasan sosial. Adapun 20,5 persen responden lebih sering beribadah bersama keluarga, dan 13,9 persen lainnya memilih bersilaturahmi secara daring dengan kerabat serta teman.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah belanja kebutuhan sehari-hari secara daring (12 persen), belajar dengan anak (10,9 persen), menonton film dan mendengarkan musik daring (8,6 persen), hingga berjualan daring (4,6 persen). Jawaban bahwa olahraga sebagai kegiatan yang paling sering dilakukan selama pembatasan sosial memberikan gambaran pentingnya menerapkan pola hidup sehat di tengah pandemi.
Hal itu sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menghadapi pandemi Covid-19, yaitu pentingnya perilaku hidup sehat. Salah satu parameter dari kualitas hidup sehat adalah aktivitas fisik.
Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan sedikitnya tujuh dari 10 orang Indonesia sudah memiliki aktivitas fisik yang memadai. Melihat manfaatnya dalam menurunkan risiko penyakit parah, tren hidup sehat ini bukan tidak mungkin akan terus menguat hingga setelah pandemi.
Tetap bugar
Selama masa pembatasan sosial, banyak masyarakat memakai referensi daring saat berolahraga. Hal ini tak lepas dari banyaknya pusat kebugaran yang tiap hari mengadakan latihan melalui akun-akun media sosialnya, termasuk penggiat pola hidup sehat.
Salah satu pusat kebugaran di Indonesia yang aktif memberikan pelatihan secara daring adalah Celebrity Fitness (Celfit). Dilansir dari akun media sosial Celfit, pelatihan online bertajuk ”Home Sweat Home” mulai dilakukan 24 Maret 2020 dengan aktivitas fisik yang beragam.
Referensi olahraga di dalam rumah juga dilakukan sejumlah public figure Indonesia. Dua di antaranya adalah Ivanaldy Lie Kabul (ivankabul) dan Rory Asyari (roryasyari). Tak jarang mereka membagikan tips olahraga di dalam rumah atau tantangan olahraga selama masa pembatasan sosial.
Masa pembatasan sosial menjadi titik penting eksplorasi minat dan bakat yang sebelumnya tertunda karena padatnya aktivitas di luar rumah. Setidaknya ada tujuh kegiatan lain yang aktif dilakukan oleh masyarakat, mulai dari berkebun, menjahit, hingga membuat konten kreatif.
Kegiatan berkebun paling banyak dilakukan oleh masyarakat saat di rumah, disusul aktivitas pembuatan konten kreatif, seperti video dan tulisan. Umumnya masyarakat tertarik untuk berkebun sendiri karena tidak bisa bepergian dan perlu mempertimbangkan potensi infeksi saat memilih untuk keluar rumah membeli sayuran. Banyak jenis sayuran yang bisa ditanam, seperti bayam, cabai, tomat, dan kangkung. Metode penanaman sayuran bisa disesuaikan dengan ketersediaan lahan di rumah masing-masing.
Berkebun di rumah relatif mudah dilakukan. Masyarakat dapat langsung belajar dari Youtube atau Google. Konsumsi sayuran dari kebun sendiri lebih aman, sekaligus menjadi solusi pemenuhan pangan skala rumah tangga berbiaya murah.
Masa pembatasan sosial menjadi titik penting eksplorasi minat dan bakat yang sebelumnya tertunda karena padatnya aktivitas di luar rumah.
Aktivitas pembuatan konten kreatif juga dapat dilakukan siapa saja saat berada di rumah. Saat ini, banyak tersedia platform untuk mengunggah ragam konten kreatif, seperti Instagram, Youtube, dan Tiktok.
Pilihan topik konten juga sangat banyak, mulai dari budaya hingga hiburan. Sebagai contoh, ada dua influencer yang aktif membagikan konten kreatif di dunia maya, khususnya Instagram dan Youtube, yaitu Tysna Saputra (tysnasaputra), yang membagikan konten pengembangan diri, dan Gusti Bintang (bintangemon) yang fokus pada edukasi masyarakat melalui pesan-pesan menggelitiknya.
Luar ruang
Seiring kemajuan penanganan pandemi Covid-19, beberapa wilayah mulai melakukan pelonggaran pembatasan sosial. Kondisi tersebut berdampak pada aktivitas di luar ruangan yang mulai menunjukkan peningkatan.
Dinamika mobilitas penduduk di Indonesia terpantau oleh Google melalui Covid-19 Community Mobility Reports. Awalnya, setelah kasus pertama muncul, pergerakan manusia baru menurun drastis. Kegiatan di luar ruangan yang turun drastis adalah penggunaan transportasi umum dan fasilitas umum taman bermain. Seiring berkurangnya aktivitas di luar ruangan, pergerakan manusia berdiam di dalam tempat tinggal ikut naik tajam.
Namun, pada awal dan akhir Mei 2020, berdasarkan pantauan Google Mobility, terlihat masyarakat sudah mulai berkeliaran ke luar rumah. Penambahan paling signifikan terjadi pada kegiatan masyarakat di taman-taman bermain yang naik hingga 22 persen. Sektor kedua yang mulai ramai adalah ritel dan rekreasi, meliputi restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan ruang publik lainnya, yang naik hingga 15 persen.
Pada awal dan akhir Mei 2020, berdasarkan pantauan Google Mobility, terlihat masyarakat sudah mulai berkeliaran ke luar rumah.
Fakta lain yang menarik adalah pergerakan manusia di tempat kerja yang makin turun sekitar 9 persen dari awal hingga akhir Mei 2020. Kondisi ini terjadi karena muncul banyak penyesuaian, seperti transaksi online, yang dilakukan pelaku usaha di tengah pandemi.
Apabila didetailkan per provinsi, ada 20 wilayah yang masyarakatnya makin banyak keluar rumah, ditandai makin rendahnya persentase orang di dalam rumah. Hanya ada empat wilayah yang persentase masyarakatnya stabil di dalam rumah, yaitu Kalimantan Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
Guna mengakhiri pandemi ini, dukungan masyarakat amat dibutuhkan, misalnya dalam menerapkan perilaku guna memutus rantai penyebaran penyakit itu. Perilaku itu antara lain melakukan jaga jarak, menggunakan masker saat berada di luar rumah, serta mencuci tangan sesering mungkin.
Pandemi juga telah mengubah banyak hal, termasuk pola hidup dan kebiasaan baru masyarakat setelah pembatasan sosial. Menerapkan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga dan melakukan kegiatan atau hobi yang menyenangkan akan menjaga keseimbangan hidup masyarakat di tengah situasi keterbatasan sosial. Aktivitas yang menyenangkan dapat menambah kebahagiaan hidup masyarakat. Hal itu juga akan menjadi benteng untuk melawan pandemi. (LITBANG KOMPAS)