Inspirasi I Nyoman Parta: Kekayaan Terendah, Dukungan Pemilih Justru Tertinggi di Bali
Ada anggapan perlu kekayaan besar sebagai modal menjadi anggota DPR. I Nyoman Parta membuktikan hal sebaliknya di Bali.
Keberhasilan I Nyoman Parta meraih dukungan suara pemilih tertinggi di Bali membuktikan jika modal ekonomi atau kekayaan bukan menjadi syarat utama lolos menjadi anggota DPR.
I Nyoman Parta pada ajang pemilu legislatif kali ini layak berbangga. Betapa tidak, karier politiknya sebagai anggota DPR kian moncer. Hasil Pemilu 2024 menunjukkan, caleg PDI-P di daerah pemilihan Bali itu kembali lolos menjadi anggota DPR.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Tidak tanggung-tanggung, pemilu kali ini ia berhasil mengumpulkan dukungan 281.688 suara pemilih. Artinya, dibandingkan dengan capaian dukungan pada Pemilu 2019 yang sebesar 170.629 suara, Nyoman Parta mampu meningkatkan lebih dari 100.000 pemilih.
Dengan jumlah dukungan sebesar itu, Nyoman Parta tercatat sebagai caleg dengan dukungan suara tertinggi di Bali. Meskipun ia ditempatkan pada urutan ke-5 caleg PDI-P di Daerah Pemilihan Bali, besaran dukungan yang ia raih terpaut sangat signifikan. Nyoman Parta meraih lebih dari 60.000 suara daripada yang diraih caleg terdekatnya, IG Ngurah Kesuma Kelakan, sesama petahana anggota DPR yang ditempatkan pada nomor urut pertama caleg PDI-P.
Begitu juga, capaian spektakuler Nyoman Parta ini terpaut jauh dengan para caleg Bali lain, baik dari PDI-P maupun partai lain yang diprediksi lolos ke Senayan. Bagian terbesar pendukungnya terkonsentrasi di Kabupaten Gianyar. Pada wilayah kelahirannya itu, 169.873 pendukung diraih atau lebih dari dua pertiga pemilih (68,5 persen) di Gianyar memilih Nyoman Parta.
Bahkan, menariknya, besarnya jumlah dukungan yang dikumpulkan Nyoman Parta kali ini turut menempatkan dirinya pada posisi caleg paling bergensi secara nasional. Ia menempati urutan ke-7 peraih suara terbanyak di negeri ini.
Perolehan suaranya tidak jauh terpaut dengan dukungan yang dihimpun Puan Maharani di Dapil Jawa Tengah V. Puan Maharani, yang pada setiap pemilu mampu meraih dukungan terbesar itu, kali ini mendapatkan suara dukungan 297.366 pemilih.
Apa yang menjadi kunci sukses Nyoman Parta meraih dukungan terbesar sekaligus meningkatkan performa pengaruh politiknya di Bali ketimbang masa sebelumnya menarik dicermati. Terlebih, yang juga tidak kalah mengejutkan, dirinya bukanlah sosok yang memiliki modal ekonomi terbesar. Ia relatif tidak kaya raya.
Profil I Nyoman Parta, caleg PDI-P di Bali
Setidaknya, dengan mengacu pada data harta kekayaan penyelenggara negara yang tercantum dalam situs e-Announcement Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada pelaporan 31 Desember 2022, ia memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 2.565.142.870, setelah dipotong utang sebesar Rp 891.063.000. Sebagian besar nilai hartanya tercatat dalam bentuk dua bidang tanah dan bangunan di kawasan Gianyar.
Dibandingkan dengan caleg yang juga diperkirakan lolos sebagai anggota DPR, kekayaan Nyoman Parta relatif paling sedikit. Sosok seperti Ngurah Kesuma Kelakan, Wayan Sudirta, Adi Wiryatama, dan Ketut Kariyasa Adnyana, caleg sesama anggota PDI-P yang juga menjadi petahana DPR, misalnya, memiliki harta kekayaan berlipat-lipat lebih besar.
Begitu pula dibandingkan dengan harta caleg yang diperkirakan lolos dari partai lain, seperti caleg Golkar, Gde Sumajaya Linggih, ataupun Tutik Kusuma Wardhani dari Demokrat.
Keberhasilan sepak terjang politik Nyoman Parta dalam menarik simpati pemilih padanya membuktikan jika kekayaan material bukan penentu utama penarik dukungan pemilih. Dalam kiprah politiknya, ia membuktikan hal ini. ”Tidak benar jika menjadi anggota DPR itu menggunakan amplop, tidak harus kaya,” ungkap Nyoman Parta. Pengalaman politiknya di bangku legislatif sepanjang 19 tahun semakin membuktikan jika modal ekonomi ataupun faktor keturunan bukan modal penentu keberhasilan.
Terlebih dari persoalan modal ekonomi, kekuatan modal simbolik dan modal sosial yang dimiliki serta yang selama ini diberdayakannya menjadi faktor utama penarik dukungan pemilih pada dirinya.
Membangun modal sosial yang berujud rasa trust dalam jaringan sosial politik yang dirintisnya tentu saja tidak lahir dalam waktu yang singkat. Kelahiran Gianyar, 9 Juni 1971, itu membangun karier politik sejak pemilu pertama reformasi di daerah kelahirannya, Gianyar.
Setidaknya, tiga periode menjadi anggota DPRD ia jalani. Ia menjadi anggota DPRD Provinsi Bali periode 1999-2004 dengan jabatan Sekretaris Komisi A Bidang Hukum. Pada periode 2009-2014, ia kembali terpilih menjadi anggota DPRD dengan jabatan Ketua Komisi IV, membidangi Pendidikan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Begitu pula, pada Pemilu 2014, ia berhasil lolos kembali dan dinobatkan sebagai Ketua Komisi IV DPRD (2014-2019).
Sepanjang tugasnya sebagai anggota DPRD, Nyoman Parta dikenal aktif dalam perjuangan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan lingkungan. Ia memimpin panitia khusus pembuatan peraturan daerah kawasan tanpa rokok (KTR), perda tentang subak, perlindungan anak, lembaga perkreditan desa, sapi bali, bahasa, aksara dan sastra Bali, keolahragaan, desa adat, lanjut usia, hingga perda tentang ketenagakerjaan.
Baca juga: Di Bali, Benteng Banteng Masih Tersisa
Kenyang dengan pembenahan persoalan-persoalan daerah, tantangan karier politiknya semakin meluas, merambah pada panggung nasional. Pada Pemilu 2019, ia menjadi caleg PDI-P pada daerah pemilihan Bali.
Dengan segenap kiprah politik dan jaringan sosial yang dibangunnya, dengan mudah Nyoman Patra mengantongi dukungan 170.629 suara dan dinyatakan terpilih menjadi anggota DPR periode 2019-2024.
Kiprah I Nyoman Parta
Sepanjang lima tahun dalam panggung politik nasional, suara Nyoman Parta yang ditempatkan dalam Komisi VI DPR juga tidak kurang kritis. Dalam berbagai rapat kerja DPR bersama mitra pemerintah, pandangan-pandangan politiknya bersandar pada berbagai problem keseharian masyarakat.
Kepada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, misalnya, ia keluhkan alasan pemerintah yang menyatakan faktor alam, keterlambatan musim tanam, sebagai pangkal penyebab kelangkaan dan kenaikan harga beras.
Periode pertama dalam panggung politik nasional itu, Nyoman Parta dikenal konsisten dan lebih banyak aktif menyuarakan beragam persoalan yang dihadapi masyarakat Bali. Persoalan itu mulai dari kelangkaan elpiji di Bali, kelangkaan BBM, persoalan investasi bodong, penguatan daya saing UMKM, kedaulatan pangan, dan koperasi.
Dalam salah satu rekaman kerjanya, ia pernah meminta kepala Bulog di Bali diganti lantaran sulit diajak berkomunikasi. ”Saya tidak mau menelepon kepala Bulog untuk minta proyek, tetapi bagaimana rakyat Bali terlayani kebutuhan berasnya,” ujar Nyoman Parta.
Sebagai wakil rakyat, ia pun kerap menjadi tempat sandaran para konstituen mengadu. Dalam keseharian kerjanya, tidak kurang banyak warga yang melaporkan beragam persoalan yang mereka alami, mulai dari pemutusan hubungan kerja secara sepihak, perlindungan pekerja, ataupun keluhan umat Hindu saat menjalankan ibadah di Pura TMII harus dikenakan bayaran masuk.
Ia juga dikenal kerap berkunjung dan menyapa kehidupan para konstituennya. Dalam rekaman media sosial Facebook yang ia miliki, beragam kalangan tampak ia datangi. Tidak terkecuali kaum difabel, baik mereka yang tengah bersekolah di SLB maupun kalangan difabel di setiap pelosok Bali, didengar keinginannya.
Tidak jarang, ia membagikan kebahagiaan bersama kaum difabel yang tengah berulang tahun. Dalam menyapa masyarakat, ia tidak pilih kasih. Semua dilakukan secara konsisten sejak menjadi wakil rakyat.
Memilih lebih dekat dengan konstituen jelas berkonsekuensi pada waktu yang dikorbankan. Mencermati setiap aksi kunjungan yang ia lakukan, tampak betapa padatnya hari-hari yang ia harus jalani. Saat diwawancarai, misalnya, ia mengaku satu hari itu harus mengunjungi undangan warganya di 11 lokasi. Sekalipun kemenangan sudah diraihnya, ia tidak ingin meninggalkan warga. ”Saya mau menunjukkan, leading by example, kita mulai dari diri sendiri,” ungkap Nyoman Parta.
Dengan segenap aktivitas yang konsisten ia jalankan, tidak heran jika dukungan terhadap kiprah politiknya mendapatkan tempat yang luas bagi masyarakat Bali. Nyoman Parta adalah sosok inspiratif. Dengan modal ekonomi yang tidak berlimpah, ia tetap mampu menjadi wakil rakyat yang benar-benar dekat dengan rakyat. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Persaingan DPD Bali, Munculnya Format Baru dan Tersisanya Sosok Arya Wedakarna