Platform Sukarelawan Covid-19 untuk Permudah Menindaklanjuti Konsultasi Warga
Platform Relawan Covid-19 Nasional diluncurkan. Itu bertujuan memudahkan koordinasi sukarelawan menangani warga yang berkonsultasi gejala Covid-19. Hasilnya bisa ditindaklanjuti oleh dokter.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan platform Relawan Covid-19 Nasional atau Recon Relawan. Platform ini bertujuan memudahkan koordinasi antar-sukarelawan dalam mendampingi warga yang berkonsultasi gejala Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru.
Peluncuran platform itu dilakukan secara virtual oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam, Senin (13/4/2020) pagi, di Jakarta. Platform Recon Relawan bisa diakses di relawan.kemdikbud.go.id.
Nizam mengatakan, melalui platform Recon Relawan diharapkan tercipta gotong royong menangani Covid-19 di masyarakat. Apalagi, di antara sukarelawan mahasiswa ada yang berlatar belakang jurusan non-kedokteran.
Para mahasiswa di luar sukarelawan juga bisa berkontribusi. Sebagai contoh, saat ini ada persoalan kekurangan alat pelindung diri dan peralatan medis untuk deteksi jarak jauh. Mereka bisa menciptakan inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Inovasi teknologi
Menurut Nizam, platform Recon Relawan akan dilengkapi unggahan inovasi-inovasi teknologi terkait Covid-19. Contohnya, sejumlah mahasiswa jurusan teknik mulai mengembangkan kecerdasan buatan untuk mempermudah deteksi Covid-19 dengan membaca foto rontgen dan rongga mulut pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Aris Junaidi menambahkan, jumlah total sukarelawan saat ini 15.695 orang.
Sukarelawan tersebut terdiri dari mahasiswa S-1 kedokteran (2.493 orang), mahasiswa coass (1.062), keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), farmasi (461), kebidanan (315), bidang kesehatan lain (3.031), non-kesehatan (2.739), masyarakat umum (1.442), dan tenaga kesehatan (2.136).
Tugas sukarelawan mahasiswa adalah berkomunikasi, mengedukasi, dan mendamping warga secara daring. ”Jika mendesak, relawan dapat membantu pelacakan kontak warga yang diduga pernah berinteraksi dan membawa virus korona baru tanpa bertemu pasien,” ujarnya.
Relawan dapat membantu pelacakan kontak warga yang diduga pernah berinteraksi dan membawa virus korona baru tanpa bertemu pasien.
Sukarelawan tetap berada di bawah supervisi manajer kasus di setiap wilayah penugasan. Pengelola platform Recon Relawan dibagi mulai dari tingkat pusat sampai wilayah. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia akan ikut serta, diikuti perwakilan fakultas kedokteran, bidang kesehatan, dan dokter.
Siapa pun warga bisa membuka platform Recon Relawan, lalu berkonsultasi. Hasilnya akan divalidasi dan dikelompokkan berdasarkan tingkatan keparahan gejala klinis Covid-19. Dari hasil pengelompokan, sukarelawan dapat menindaklanjuti itu, seperti pendampingan dan imbauan kepada keluarga secara jarak jauh.
Platform Recon Relawan terdiri dari fitur unduh yang berisi panduan dan log in. Fitur unduh berisi aneka informasi seputar Covid-19. Sementara fitur log in berfungsi bagi sukarelawan, manajer kasus, dan koordinator wilayah untuk mencatat dan menindaklanjuti konsultasi warga.
Di awal platform, siapa pun yang membuka langsung disodorkan menu untuk berkonsultasi. Warga bisa mengisi mulai dari nama, nomor induk kependudukan, tanggal lahir, dan gejala klinis. Setelah itu, sukarelawan akan memverifikasi. Ketika hasilnya valid, sukarelawan akan melakukan pendampingan jarak jauh.
”Apabila kondisi warga bersangkutan buruk, sukarelawan akan mengoper ke manajer kasus sehingga bisa ditindaklanjuti, seperti melaporkan ke rumah sakit rujukan,” kata Aris.