JAKARTA, KOMPAS — Ekonom senior Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono, meninggal di Jakarta, Rabu (16/1/2019) malam. Tony bertemu sejumlah kolega di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sebelum berpulang.
Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Rimawan Pradiptyo, merupakan salah satu kolega yang bertemu Tony malam itu. Pertemuan tersebut dinyatakan sebagai temu kangen rekan kuliah di FEB UGM yang sedang berada di Jakarta.
Adapun kolega lain yang hadir selain Tony dan Rimawan adalah Koordinator Kelompok Kerja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Elan Satriawan, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof Agus Sartono, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya, pengajar FEB UGM Edhie Purnawan, serta Guru Besar FEB UGM Tandelilin Eduardus.
Pertemuan dimulai sejak pukul 18.30. Rimawan merupakan orang kedua yang tiba di lokasi. Setelah lengkap, mereka mulai makan malam bersama pukul 19.00 dan berakhir pukul 21.00.
”Tony terlihat sangat ceria dan segar tadi malam,” ujar Rimawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/1/2019). Dalam pertemuan sekitar tiga jam tersebut, tidak ada pembicaraan serius yang terjadi. Malahan, pertemuan dihabiskan dengan canda dan tawa di antara mereka.
Agus Sartono melanjutkan, selesai makan, mereka bersama-sama pergi ke tempat parkir. Tony masuk ke dalam mobil terlebih dulu.
”Tadi pagi pengemudinya ketemu saya dan bilang, semalam Tony tidak ingin mobilnya pergi duluan. Tony senang melihat teman-temannya sehingga ingin melihat mereka pergi terlebih dahulu,” kata Agus. Agus masih belum memercayai bahwa semalam merupakan pertemuan terakhir dengan Tony.
Menurut Agus, ketika tiba di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Tony menelepon resepsionis hotel dan mengatakan tidak enak badan. Petugas hotel pun membawa Tony ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre, Jakarta.
Pada Kamis pukul 03.00, Agus menerima kabar dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno bahwa Tony telah meninggal. ”Yang pasti, bangsa ini telah kehilangan putra terbaiknya,” ujarnya.
Sosok Tony
Semasa hidup Tony, Rimawan mengingatnya sebagai sosok yang ramah, baik, dan senang membantu. Sebelum menjadi rekan kerja di UGM, Tony merupakan dosen pembimbing Rimawan dalam merancang Kartu Rencana Studi (KRS) semasa ia berkuliah untuk meraih gelar strata satu.
Ia bahkan memanggil Tony dengan panggilan ”Mas” ketika berkuliah karena Tony menjadi dosen di usia muda.
Rimawan melanjutkan, Tony memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan ide dan gagasan ekonomi yang teknis kepada publik. ”Selama ini ada kekurangan kemampuan berkomunikasi kepada publik oleh para ekonom. Nah, Pak Tony mampu menjembatani dan menjelaskan kepada publik dengan bahasa yang mudah dimengerti,” ujarnya.
Menurut Rimawan, tidak hanya dirinya, para ekonom muda lainnya belajar dari Tony mengenai cara menulis di media massa agar gagasan dipahami dengan baik. Tony pun tidak segan memberikan tips. Rimawan berpendapat, tidak semua ekonom mampu melakukan hal tersebut.
Senada dengan Rimawan, Agus menilai, Tony merupakan pribadi yang baik di mata rekan-rekannya. Banyak rekan yang datang ketika jenazah Tony disemayamkan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebelum berangkat ke Yogyakarta.