KLUNGKUNG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, menambah 10 unit angkutan gratis untuk siswa sekolah menengah pertama sehingga menjadi 95 unit pada Januari ini. Hal ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin anak sebagai sarana transportasi ke sekolah sehingga tidak menggunakan kendaraan pribadi.
Program angkutan gratis sekolah ini pertama kali diluncurkan pada Oktober 2018 dengan jumlah 85 unit. Anggaran yang disediakan tahun 2019 senilai Rp 3,6 miliar, yakni untuk penambahan unit serta perawatannya. Operasional armada gratis ini disesuaikan dengan kalender sekolah anak. Ketika libur sekolah, armada tidak berjalan untuk menghemat biaya operasional.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, pihaknya tetap memantau operasi angkutan gratis untuk siswa ini. “Apalagi, beberapa siswa ada yang diperbolehkan orangtuanya mengendarai kendaraan (motor) sendiri. Pemkab berharap orangtua mendukung dan mendorong anaknya memanfaatkan angkutan ini,” katanya, ketika dihubungi, Kamis (17/1/2019).
Suwirta juga berencana membicarakan dengan forum lalu lintas mengenai anak SMP yang mengendarai kendaraan sendiri. Ia mengusulkan untuk memberikan peringatan sampai sanksi bagi anak yang membawa motor ke sekolah.
Untuk anak tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), menurut Suwirta, ia masih memberikan kelonggaran karena dianggap mulai mampu mengendalikan diri dalam mengendari motor. Hanya saja, hal itu tetap harus diawasi.
Beberapa titik kumpul disiapkan sebagai halte angkutan gratis sekolah tersebut. Beberapa lokasi itu di antaranya Kampung Gelgel, Desa Akah, Kampung Kusamba, Kampung Lebah, dan Kampung Jawa. Armada siap pukul 06.00 Wita serta saat jam pulang sekolah pukul 13.00 Wita.
Putu Leoni, siswa SMP Negeri 2 Semarapura, senang dengan adanya armada sekolah gratis ini. Ia tak perlu merepotkan orangtua lagi untuk antar-jemput dan bisa bersama-sama berangkat dengan teman sekolah lainnya.
Sementara, Pemerintah Kota Denpasar juga mengoperasikan bus sekolah gratis untuk siswa SD-SMP, yang telah dilakukan sejak November 2017. Sekitar 800 siswa mendaftar, tetapi baru dapat terlayani sekitar 340 siswa di dua kecamatan dari empat kecamatan di Denpasar.
Alasannya, pemerintah setempat baru bisa menyediakan sebanyak 6 unit minibus. Siswa yang telah mendaftar tapi belum terlayani tersebut harus masuk daftar tunggu. Semua pendaftar bisa terlayani jika tersedia 46 unit minibus.
Program ini dimulai dengan menggunakan dana APBD Kota Denpasar 2017 senilai Rp 5 miliar, yang terpakai Rp 3,5 miliar untuk pembelian enam bus. Sisa anggaran digunakan untuk biaya operasional setahun. Angkutan minibus itu didesain khusus dengan dilengkapi fasilitas Wi-Fi, kamera pemantau (CCTV), AC, multimedia, smartcard, charger listrik, serta asuransi penumpang.
Orangtua pun dapat mengontrol apakah anak mereka sudah tiba di sekolah melalui aplikasi Si Bused (Aplikasi Bus Sekolah Denpasar). Aplikasi itu merupakan hasil karya mahasiswa STIKOM Bali, Denpasar.
Orangtua pun dapat mengontrol apakah anak mereka sudah tiba di sekolah melalui aplikasi Si Bused.
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan, bus sekolah ini merupakan salah satu bentuk pelayanan publik bagi anak-anak. Selain itu, dengan bus sekolah ini, ia mengharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Denpasar.
“Pemkot mencari solusi dalam bidang lalu lintas. Untuk itu, kami mencoba memulai transformasi bidang transportasi dengan bus sekolah. Kami berharap ada pihak swasta ikut membantu pengadaan bus sekolah ini bersama-sama agar daftar tunggu siswa semakin sedikit,” ujar Rai Mantra.