Menuju Modernisasi Sepak Bola Indonesia
Sejumlah infrastruktur sepak bola modern telah dibangun pada berbagai daerah di Indonesia. Pada level klub, perbaikan tata kelola juga dilakukan. Jika hal ini diiringi oleh pemanfaatan teknologi, bukan hal yang mustahil Indonesia memiliki liga sepak bola yang berkualitas.
Hingga akhir tahun 2018, Indonesia telah memiliki sejumlah stadion megah dengan kapasitas puluhan ribu penonton yang tersebar pada berbagai daerah. Stadion ini rata-rata memiliki sejumlah fasilitas sesuai standar Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) seperti papan skor digital, kursi tribun, toilet, hingga lapangan parkir yang luas.
Sejumlah stadion tersebut telah digunakan oleh klub-klub di Indonesia. Tak hanya yang berlaga di kompetisi sepak bola kasta tertinggi, klub yang berlaga di kasta kedua pun kini telah mulai memiliki infrastruktur yang berkualitas.
Selain Stadion Utama Gelora Bung Karno, salah satu stadion megah yang dimiliki oleh Indonesia adalah Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur. Stadion ini diresmikan pada Agustus 2010 lalu. Berkapasitas 50.000 penonton, stadion ini kini menjadi markas dari salah satu klub yang berlaga di kasta tertinggi Liga Indonesia, Persebaya Surabaya.
Stadion besar lainnya juga terdapat di Bandung, Jawa Barat, yaitu Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Stadion berkapasitas 38.000 penonton ini diresmikan pada Mei 2013 lalu. Stadion ini sekaligus menjadi markas tim Persib Bandung yang juga berlaga pada kasta tertinggi di Liga Indonesia.
Masih di Jawa Barat, Indonesia juga memiliki stadion yang telah memenuhi standar internasional, yaitu Stadion Pakansari di daerah Cibinong, Bogor. Stadion berkapasitas 30.000 penonton ini diresmikan pada Maret 2016. Stadion tersebut telah menjadi kandang dari PS TIRA, salah satu klub yang juga berlaga pada kasta tertinggi di Liga Indonesia. Selain liga domestik, stadion ini juga dimanfaatkan untuk pertandingan internasional sepanjang tahun 2018 seperti Asian Games dan Piala Asia U-19.
Sejumlah stadion megah juga terdapat di luar Pulau Jawa. Salah satunya adalah Stadion Gelora Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan. Stadion berkapasitas 40.000 penonton ini diresmikan pada tahun 2004 lalu.
Stadion Gelora Sriwijaya menjadi markas dari Sriwijaya FC, klub yang pada musim 2019 mendatang akan berlaga pada kasta kedua di Liga Indonesia. Stadion ini juga kerap digunakan sebagai pendamping Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam berbagai pertandingan internasional seperti Piala Asia 2007 hingga Asian Games 2018 lalu.
Masih di Pulau Sumatera, stadion megah lainnya juga terdapat di Provinsi Riau. Berkapasitas 45.000 penonton, Stadion Utama Riau dibangun untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 2012 lalu. Stadion ini pernah menyelenggarakan pertandingan skala internasional saat kualifikasi Piala Konfederasi Sepak Bola Asia U-22 tahun 2012.
Di Pulau Kalimantan, juga terdapat beberapa stadion megah yang telah dibangun, salah satunya adalah Stadion Aji Imbut di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Stadion berkapasitas 35.000 penonton ini merupakan markas dari klub Mitra Kukar, salah satu tim yang akan berlaga pada kasta kedua Liga Indonesia tahun 2019 mendatang.
Selain stadion yang telah ada, sejumlah stadion kini juga tengah dibangun dan direnovasi pada berbagai daerah, salah satunya adalah Stadion Jatidiri di Semarang, Jawa Tengah. Stadion berkapasitas 45.000 penonton ini akan digunakan sebagai markas dari klub PSIS Semarang, salah satu peserta kompetisi liga sepak bola kasta tertinggi di Indonesia.
Di Papua, pembangunan Stadion Papua Bangkit juga dilakukan dalam rangka persiapan Pekan Olahraga Nasional 2020. Pembangunan dilakukan di Kabupaten Jayapura dengan kapasitas sekitar 40.000 penonton.
Pembangunan stadion utama juga sedang dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Stadion ini dibangun sebagai persiapan Sumatera Barat menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional tahun 2020 mendatang.
Meski belum seluruhnya memenuhi standar internasional, keberadaan stadion ini perlahan telah mengubah wajah sepak bola Indonesia dari sisi pembangunan infrastruktur. Selain sebagai sarana olahraga, stadion megah ini juga telah menjadi ikon bagi sejumlah daerah. Hanya saja, dibutuhkan sejumlah tambahan infrastruktur agar stadion tersebut memenuhi standar dari FIFA.
Klub
Selain dari sisi infrastruktur, perbaikan juga telah dilakukan pada level klub. Klub sepak bola profesional di Indonesia kini wajib berbadan hukum. Selain itu, klub tersebut juga tak lagi dapat dibiayai oleh dana APBD. Hal ini membuat klub profesional harus mencari pendanaan sendiri dengan beragam cara seperti kerja sama dengan sponsor hingga penjualan atribut klub.
Klub-klub profesional di Indonesia juga telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk berbagai keperluan seperti penyebaran informasi tentang klub. Persebaya Surabaya misalnya, telah memiliki situs klub untuk penyebaran informasi berupa berita, klasemen, hingga informasi tentang tim Persebaya junior.
Tak hanya itu, penjualan atribut klub juga mulai dilakukan secara daring. Sejumlah klub seperti Persib Bandung dan Bali United telah memanfaatkan situs yang dimiliki untuk melakukan penjualan atribut bagi para pendukung. Secara bertahap, klub-klub di Indonesia juga telah menerapkan penjualan tiket secara daring. Salah satunya adalah tim Persija Jakarta yang dalam pertandingan kandang telah mulai menjual tiket secara daring.
Indonesia pun kini telah memiliki klub yang masuk kategori profesional versi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Pada tahun 2018, AFC merilis daftar 10 klub Indonesia yang masuk kategori klub profesional dan layak berlaga pada kompetisi tertinggi di Asia. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura (lima klub) dan Malaysia (delapan klub).
Teknologi
Pembangunan sejumlah infrastruktur dan perbaikan tata kelola klub menjadi angin segar bagi sepak bola Indonesia di tengah maraknya isu pengaturan skor, kerusuhan para pendukung, hingga prestasi yang masih pasang surut. Hanya saja, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah untuk menuju liga sepak bola yang berkualitas.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan teknologi dalam liga sepak bola Indonesia. Hingga saat ini, liga di Indonesia belum menggunakan sejumlah teknologi yang telah berkembang dalam dunia sepak bola.
Salah satu teknologi yang belum digunakan oleh Liga Indonesia adalah Video Assistant Referee (VAR). Teknologi ini adalah rekaman video siaran ulang pertandingan di pinggir lapangan yang dapat dimanfaatkan wasit untuk mengambil sebuah keputusan, baik itu berupa gol ataupun pelanggaran.
Teknologi ini memang belum digunakan oleh semua negara. Beberapa liga yang sudah menggunakan teknologi ini adalah Seri A Italia, Bundesliga Jerman, dan Major League Soccer di Amerika Serikat.
Selain itu, juga terdapat teknologi garis gawang atau goal-line technology (GLT). Teknologi ini bermanfaat bagi wasit untuk menentukan sebuah gol jika bola melewati garis gawang. Sekalipun terjadi kemelut di depan gawang, wasit tetap dapat memperoleh informasi jika bola melewati garis gawang. Informasi ini diperoleh melalui jam tangan yang digunakan wasit berkat microchip yang ditanamkan di dalam bola. Teknologi ini telah digunakan pada sejumlah liga top Eropa seperti Liga Primer Inggris dan Seri A Italia.
Sejumlah teknologi ini memang baru hanya digunakan oleh liga-liga top di dunia. Namun, tak ada salahnya Indonesia mulai melakukan sejumlah persiapan untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
Jika teknologi yang berkembang dapat dimanfaatkan, hal ini dapat menjadi jalan untuk menuju modernisasi sepak bola di Indonesia. Diikuti oleh perkembangan infrastruktur dan perbaikan tata kelola klub, maka impian pencinta sepak bola tanah air untuk memiliki liga sepak bola berkualitas dapat terwujud secara bertahap. (Dedy Afrianto/Litbang Kompas)