Pendaratan wahana Chang’e-4 milik China di sisi belakang atau sisi jauh Bulan pada 3 Januari 2019 lalu juga membawa tumbuhan kapas sebagai bagian eksperimen untuk melihat kemungkinan menumbuhkan tanaman di Bulan. Kini, tumbuhan uji itu telah mati. Sekaligus membuktikan sekali lagi bahwa Bulan adalah tempat yang tidak ramah bagi makhluk hidup.
Kematian tumbuhan kapas yang diletakkan dalam sebuah tabung berkapasitas 1 liter dan seberat 2,6 kilogram itu diduga akibat udara dingin yang panjang di sisi jauh Bulan. Terlebih, tabung itu juga tidak memiliki pemanas.
Gaya pasang surut membuat waktu yang dibutuhkan Bulan untuk berputar pada porosnya sama dengan waktu yang dibutuhkan Bulan untuk mengelilingi Bumi. Kondisi itu membuat satu hari di Bulan (moon) sama dengan satu bulan (month) di Bumi, dengan rincian 13,5 hari siang dan 13,5 hari berikutnya malam. Suhu siang hari di Bulan mencapai 127 derajat celsius dan malamnya minus 173 derajat celsius.
Selain biji kapas, eksperimen untuk menginisiasi terjadinya fotosintesis di Bulan itu juga dilakukan China terhadap biji kentang, rapeseed atau biji tanaman dari marga Brassica yang bisa menghasilkan minyak, dan tumbuhan Arabidopsis yang sering dijadikan studi tentang model perkembangan tanaman. Selain itu, ada pula telur lalat buah dan ragi.
Proses uji coba dimulai sesaat setelah Chang’e-4 mendarat di permukaan Kawah Von Kármán di bagian jauh Bulan. Eksperimen itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana tumbuhan dan hewan berkembang di lingkungan alien alias lingkungan asing.
Selain suhu yang dingin pada malam yang panjang di Bulan, permukaan Bulan juga memiliki gravitasi rendah, yaitu 16,6 persen dari gravitasi Bumi. Itu berarti, orang yang berbobot 100 kilogram di Bumi hanya akan memiliki berat 16,6 kilogram di Bulan.
Tak hanya itu, radiasi di Bulan sangat tinggi akibat tipisnya atmosfer. Bulan juga tidak memiliki air, beda dengan Mars yang masih memiliki sedikit air jika tanahnya diekstraksi.
Space.com, Rabu (16/1/2019), melaporkan, biji kapas itu pada awalnya masih sanggup menghadapai situasi yang keras itu. Tunas kapas itu menjadi tumbuhan pertama yang tumbuh di dunia lain di luar Bumi. Meski demikian, sejumlah uji tumbuh kapas itu pernah dilakukan di sejumlah stasiun luar angkasa, mulai dari Mir milik Uni Soviet (Rusia), Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan Tianong-2 milik China.
Namun, para ilmuwan yang tergabung di Badan Antariksa Nasional China (CNSA) belum menjelaskan bagaimana proses adaptasi awal itu bisa dilakukan hingga biji kapas itu bisa tumbuh.
Kepala uji coba percobaan biologi, Liu Hanlong dari Universitas Chingqing pada Selasa (15/1/2018) seperti dikutip dari GB Times, Rabu (16/1/2019) mengatakan suhu dalam tabung itu telah mencapai minus 52 derajat celsius dan eksperimen pun berakhir. Percobaan itu berlangsung selama 212,75 jam.
Tabung itu tidak dilengkapi dengan baterai sebagai sumber daya pemanas tabung. Akibatnya, kontrol lingkungan selama malam yang panjang di Bulan, tidak bisa dilakukan. Ketiadaan baterai itu diduga akibat keterbatasan berat muatan yang bisa dibawa wahana atau bisa jadi karena memang disengaja dan menjadi tuntutan misi.
Meski gagal tumbuh, bangkai organisme yang ada dalam tabung diyakini tidak akan memengaruhi lingkungan Bulan. Saat malam di Bulan berganti siang dan suhu udara di tabung naik, maka organisme itu secara perlahan akan membusuk. Proses itu berlangsung di dalam tabung sehingga CNSA yakin materi yang membusuk itu tidak akan mengontaminasi atau mengotori permukaan Bulan.
Bukan utama
Walaupun tim peneliti dan perekayasa Chang’e-4 menggembar-gemborkan percobaan biologi tersebut sebagai jalan untuk membuka peluang kemungkinan kolonisasi Bulan, namun percobaan itu sejatinya bukanlah tujuan utama pengiriman misi China ke Bulan.
Menurut kantor berita Xinhua, percobaan biologi tentang minibiosfer itu merupakan pemenang dari 250 proposal yang dikirimkan siswa-siswa di seluruh China untuk disertakan dalam misi Chang\'e-4.
Saat ini, wahana pendarat Chang’e-4 dan wahana penjejak Yutu-2 sedang mengumpulkan data terperinci, terkait struktur, komposisi kimia, dan kondisi geologi dari permukaan tanah Bulan di sekitar Kawah Von Kármán. Data tentang kondisi permukaan Bulan itu langsung dikirimkan kembali ke Bumi menggunakan satelit relai Queqiao yang diluncurkan di dekat Bulan sejak Mei 2018.
Sisi jauh atau sisi belakang Bulan adalah bagian Bulan yang belum pernah dieksplorasi. Chang\'e-4 adalah misi pertama yang mendarat di sisi jauh atau bagian belakang Bulan. Seluruh misi pendaratan Bulan sebelumnya milik Uni Soviet/Rusia, Amerika Serikat dan China, semuanya mendarat di sisi dekat atau bagian depan Bulan.
Chang’e-4 merupakan bagian dari program ambisius China untuk mengeksplorasi Bulan. Wahana pengorbit Chang’e-1 dan Chang’e-2 telah dikirimkan lebih dulu pada 2007 dan 2010 untuk mengamati Bulan dari orbit. Sementara Chang’e-3 yang dikirim pada Desember 2013 berhasil mendarat di sisi dekat atau bagian depan Bumi.
Setelah misi Chang’e-4 ini berjalan sukses, CNSA berencana mengirimkan misi Chang’e-5 yang ditargetkan mampu mengambil sampel tanah Bulan dan mengirimkannya kembali ke Bumi untuk diteliti lebih lanjut.