Waspadai Banjir Rob Tinggi di Kawasan Pesisir
Hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih akan terjadi hingga 26 Januari. Kejadian yang bersamaan dengan puncak pasang laut ini dapat memperparah banjir rob di pesisir.
JAKARTA, KOMPAS – Hujan lebat diperkirakan masih akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia hingga sepekan mendatang. Intensitas hujan tinggi yang berbarengan dengan puncak pasang laut saat terjadinya bulan super bisa memperparah banjir dan banjir rob di sejumlah daerah pesisir.
Berdasarkan pantauan kondisi cuaca terbaru oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan tinggi diperkirakan masih akan terjadi hingga tanggal 26 Januari 2019. Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang bisa memicu bencana hidrometeorologi hingga 22 Januari 2019.
Fenomena ini terjadi akibat adanya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Selatan Jawa dan adanya beberapa sirkulasi angin yang dapat membentuk area pertemuan angin yang memanjang dari wilayah perairan barat Sumatera, Jawa, hingga Laut Banda.
Dari sejumlah wilayah di Indonesia, potensi hujan deras di Semarang termasuk sangat tinggi untuk saat ini. "Hujan di Semarang bagian selatan bisa di atas 150 milimeter per hari, sedangkan Semarang bagian utara bisa 80 milimeter per hari," kata Kepala Subbidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala Putra, di Jakarta, Senin (21/1/2019).
Hujan di Semarang bagian selatan bisa di atas 150 milimeter per hari, sedangkan Semarang bagian utara bisa 80 milimeter per hari.
Bulan super
Selain pantai utara Jawa, kata Agie, intensitas hujan tinggi juga berpotensi terjadi di hampir seluruh Nusa Tenggara Timur dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hujan dengan intensitas tinggi juga berpeluang terjadi di pesisir Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Belitung.
Menurut Agie, kewaspadaan tinggi terutama untuk daerah-daerah pesisir, menyusul adanya fenomena supermoon atau bulan super, yaitu purnama yang bertepatan dengan posisi bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi. Karena jarak yang lebih dekat, maka sinar bulan yang merupakan pantulan sinar matahari itu menjadi lebih kuat intensitasnya dan berpotensi meningkatkan pasang laut. Fenomena ini dikenal juga sebagai purnama perige.
Fenomena bulan super yang terjadi berbarengan hujan lebat di daerah pesisir bisa memperparah terjadinya banjir rob. Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetya mengatakan, berdasarkan analisis terhadap intensitas curah hujan dan potensi pasang tingginya, sejumlah daerah telah dipetakan sangat rentan mengalami banjir rob.
Fenomena bulan super yang terjadi berbarengan hujan lebat di daerah pesisir bisa memperparah terjadinya banjir rob.
Pasang laut maksimum ini, menurut Eko, dimulai sejak dua hari lalu. Untuk Jawa, yang paling rentan terutama kawasan pantai utara Jawa, terutama daerah-daerah yang langganan banjir rob karena terjadi juga penurunan tanahnya seperti Semarang. Apalagi, pekiraan cuaca menunjukkan, potensi hujan di kawasan ini sangat tinggi.
"Untuk Jawa Tengah paling rentan Semarang, Tegal, Pekalongan. Sedangkan Jawa Timur meliputi Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan," kata Eko.
Sedangkan untuk luar Jawa, pesisir yang berpotensi terdampak pasang tinggi adalah Sulawesi Selatan dan Kalimatan Barat. "Di Pontianak, dalam beberapa kejadian pengaruh pasang tinggi ini bisa masuk ke sungai sampai puluhan kilometer ke arah daratan. Fenomena ini juga bisa terjadi di Makassar dan Bali. Luapan sungai bisa terjadi di sepanjang bantaran sungai," kata Eko.
Antisipasi
Untuk wilayah Jakarta relatif aman karena hujan lebat diprediksi terjadi setelah puncak pasang. Meskipun demikian, Pemerintah Kota Jakarta Utara mengantisipasi banjir rob di sejumlah wilayah di Jakarta Utara karena adanya fenomena bulan super. Salah satu strateginya, menyiagakan karung-karung berisi pasir di masing-masing kecamatan untuk membendung limpasan rob.
“Petugas akan memasang karung pasir pada bibir pantai jika sewaktu-waktu rob melimpas dengan ketinggian signifikan,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim.
Baca juga: Jakarta Utara Antispasi Rob karena Bulan Purnama Super
Wilayah Jakarta Utara yang signifikan terdampak banjir rob adalah Kecamatan Penjaringan. Camat Penjaringan M Andri mengatakan, banjir rob rupanya menerjang permukiman di Muara Angke, khususnya di Blok Eceng, RW 22 Pluit.
Wilayah Jakarta Utara yang signifikan terdampak banjir rob adalah Kecamatan Penjaringan.
Warga setempat, Khalil (51), mengatakan, rob menerjang permukiman sejak Rabu (16/1), paling parah pada Senin. Air laut sempat setinggi 80 sentimeter dari muka tanah pada Senin pagi. Pukul 11.00, air sudah surut menjadi setinggi 40 cm. “Waktu masih tinggi, air sampai masuk ke rumah, tingginya 40 cm atau 50 cm dari lantai,” ucap Khalil.
Pemerintah setempat mengoperasikan tiga mobil penyedot air di Pintu Air Pompa Muara Angke. Dede Yahya, Penanggung Jawab Pompa muara Angke mengatakan, tim Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta siaga 24 jam untuk memompa air dari waduk Muara Angke dan dibuang ke Kali Adem yang bermuara ke laut.
Baca juga: Mobil Penyedot Air Siaga di Pompa Muara Angke
Dede mengatakan, fenomena air pasang sering terjadi di kawasan Muara Angke. Dalam seminggu ini volume air di waduk terus meningkat terutama tiga hari belakangan. Berdasarkan pemantauan Kompas, Senin malam, air pasang sudah tidak lagi menggenangi jalan di kawasan Pluit, Penjaringan, dan Muara Angke.
Dede menambah, Suku Dinas Tata Air sudah berusaha mengantisipasi luapan air akibat banjir rob terutama di kawasan Muara Angke dengan membuat tanggul dari karung berisi pasir. Namun, dalam dua hari, tanggul tersebut hilang karena dicuri warga. Selain itu, di kawasan Muara Angke banyak dibangun rumah sehingga menutup saluran pembuangan air. “Ketika pasang laut, di sini sering terjadi banjir,” katanya.
Untuk mengantisipasi luapan air akibat banjir rob di kawasan Muara Angke dengan membuat tanggul dari karung berisi pasir. Namun, dalam dua hari, tanggul hilang karena dicuri warga.
Saat supermoon terjadi pada 2-4 Januari 2018, beberapa wilayah di Indonesia terdampak banjir rob, termasuk di Muara Angke. Saat itu pasang air laut maksimum di Jakarta Utara sekitar 90 cm, sementara pada 22 Januari ini diprediksikan sekitar 85 cm.
Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, fenomena supermoon kali ini pengaruhnya kemungkinan lebih kecil dibandingkan saat terjadinya fenomena yang sama pada Febuari dan Maret 2019. Supermoon kali ini, juga lebih kecil dampaknya dibandingkan dengan yang pernah terjadi pada 2-4 Januari 2018, dimana saat itu juga dibarengi dengan fenomena gerhana total.
Gelombang tinggi
Selain kemungkinan banjir rob maksimal, BMKG juga memberi peringatan adanya tinggi gelombang laut yang berpotensi mencapai 6 meter. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Taufan Maulana mengatakan, gelombang sangat tinggi (4-6 meter) berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan, perairan barat Sulawesi Selatan, dan perairan Kepulauan Sabalana hingga Kepulauan Selayar.
Adapun gelombang setinggi 2,5- 4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Aceh, Samudra Hindia barat Aceh, Perairan barat Kepulauan Nias hingga Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan Samudra Hindia barat Sumatera.
Baca juga: Tinggi Gelombang Laut Capai 6 Meter, pelayaran Perlu Waspada
(J GALUH BIMANTARA / PRAYOGI DWI SULISTYO / DIONISIO DAMARA / AGUIDO ADRI)