Angka Berat Badan Lebih dan Obesitas Jadi Tantangan
Oleh
Yovita Arika
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Indonesia belum bisa menekan angka berat badan lebih dan obesitas orang dewasa. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat belum optimal dijalankan di masyarakat. Selain itu, belum ada badan yang khusus mengontrol dan mengawasi peredaran makanan bergizi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar, angka obesitas pada orang dewasa terus naik. Pada 2007, obesitas pada orang dewasa 10,5 persen. Angka itu naik menjadi 14,8 persen pada 2013, dan pada 2018 naik menjadi 21,8 persen. Peningkatan juga terlihat pada angka berat badan lebih (overweight) orang dewasa, yakni 8,6 persen pada 2007, 11,5 persen pada 2013, dan 13,6 persen pada 2018.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Doddy Izwardy, mengatakan bahwa persoalan berat badan di Indonesia melingkupi pangan, gizi, dan kesehatan. Ia mengatakan, tantangan di Indonesia untuk mengatasi obesitas adalah membentuk badan yang berwenang memberi penghargaan dan hukuman terhadap produsen makanan.
“Reward dan punishment harus jelas. Seharusnya ada badan ketahanan pangan dan gizi yang mengelola seputar izin kandungan makanan yang beredar di Indonesia, bukan hanya ketersediaan makanan,” kata Doddy ketika dihubungi Kompas di Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Seharusnya ada badan ketahanan pangan dan gizi yang mengelola seputar izin kandungan makanan yang beredar di Indonesia, bukan hanya ketersediaan makanan.
Menurutnya, salah satu penyebab berat badan lebih dan obesitas karena belum ada kontrol terhadap kandungan gizi pada makanan yang beredar dan dikonsumsi orang dewasa. Hal ini perlu didukung berbagai kementerian dan lembaga terkait.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digalakkan sejak 2017 perlu komitmen bersama oleh seluruh komponen masyarakat untuk berperilaku sehat demi meningkatkan kualitas hidup.
Balita gemuk
Pemerintah berhasil menurunkan angka balita gemuk dari 11,9 persen pada 2013 menjadi 8 persen pada 2018. Namun, hal itu belum menyentuh batas masalah kesehatan WHO 2010. Doddy mengatakan, hal itu merupakan pekerjaan rumah bersama untuk menjaga gaya hidup dan pola makan anak hingga dewasa.
“Semua berawal dari awal kehidupan. Angka balita gemuk menurun karena inisiasi menyusui dini dan asi eksklusif berhasil dipromosikan di rumah sakit, bidan, puskesmas, dan lain-lain. Tantangannya, menjaga pola hidup anak hingga dewasa,” ujar Doddy.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan bahwa untuk mencegah obesitas pada anak butuh kerja keras banyak pihak. Di dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri Tentang Usaha Kesehatan Sekolah, Kemenkes sudah membuat peraturan bersama untuk meningkatkan kesehatan anak di sekolah.
Di dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri Tentang Usaha Kesehatan Sekolah, Kemenkes sudah membuat peraturan bersama untuk meningkatkan kesehatan anak di sekolah.
“Usaha kesehatan sekolah itu mempunyai tiga kegiatan pokok, yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,” kata Anung.
Selain itu, pencegahan obesitas pada orang dewasa juga sudah dilakukan dengan kesepakatan bersama oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perhubungan terkait dengan perubahan perilaku di tempat kerja. (SUCIPTO)