Orientasi Nilai (3): Partai yang Paling Konservatif
Dua puluh tahun setelah pemilu pertama di era reformasi, 1999, partai-partai politik Indonesia mulai berubah bentuk, baik kekuatan basis massanya maupun visi politiknya. Pandangan konstituen sebagai refleksi dari gambaran ideologis partai, juga mengalami perubahan. Kini, sebagian cenderung menjadi partai yang lebih konservatif, yang lainnya lebih moderat.
Saat ini, secara sederhana dapat dilihat terjadinya pemilahan ideologis yang cukup kentara antara partai-partai berbasis massa Islam dengan partai-partai nasionalis. Namun demikian, posisi ideologis sebuah partai tidaklah bersifat mutlak. Dalam beberapa hal terjadi saling silang, antara berada dalam tarikan konservatisme di satu sisi tetapi moderat di sisi yang lain.
Pemilahan ideologis cukup kentara antara partai-partai berbasis massa Islam dengan partai-partai nasionalis.
Dalam dimensi politik, Partai Amanat Nasional (PAN) bisa dikatakan menjadi partai yang basis massanya mengalami perubahan orientasi nilai yang cukup besar. PAN adalah salah satu partai politik yang terlahir dari proses reformasi, sebuah organisasi politik yang menggambarkan semangat perubahan pada eranya. Ia mencerminkan pluralisme politik karena didirikan oleh tokoh-tokoh reformasi dari berbagai latar belakang.
Namun, kini partai berlambang matahari tersebut harus menghadapi kenyataan meredupnya semangat perubahan. Bahkan, Ia menjadi partai yang basis massanya memperlihatkan orientasi nilai politik yang lebih konservatif dibanding partai-partai lainnya.
Baca Juga: Orientasi Nilai (2), Seberapa Konservatif generasi Milenial Kita?
Hasil survei Litbang Kompas tentang orientasi nilai masyarakat menunjukkan skor basis massa partai ini yang lebih mendekati arah konservatisme daripada modernisme dalam pandangan politik. Jarak antara kedua sisi ideologis itu diukur dalam skala 0 – 2, di mana 0 menunjukkan tingkat konservatisme yang paling tinggi dan 2 menunjukkan tingkat modernisme yang paling ekstrim.
Namun, sepanjang orientasi nilai itu bersifat relatif, ukuran standarnya adalah rata-rata pandangan semua basis massa partai. Sehingga, titik tengah bukan berada di angka 1 tetapi menjadi relatif, tergantung ukuran rata-rata pandangan semua konstituen partai.
Skor orientasi nilai PAN dalam dimensi politik adalah 1,52. Angka ini lebih rendah dari rata-rata skor yang 1,61 atau lebih rendah daripada partai-partai nasionalis seperti PDI-P, Golkar, Nasdem, dan Hanura. Skor PAN juga lebih rendah dari partai-partai yang berbasis massa Islam lainnya, seperti PKB, PPP, maupun PKS.
Skor orientasi nilai ini dihasilkan dari pengolahan atas serangkaian pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk menangkap sisi-sisi pandangan konservatif dan moderat dalam tiga ranah: politik, ekonomi, dan sosial. Indikator-indikator yang digunakan meliputi lima aspek: persepsi terhadap ancaman, pandangan terhadap hal-hal baru, tingkat kepercayaan kepada otoritas, ukuran moralitas, dan langkah proteksi terhadap apa yang selama ini sudah dimiliki.
Baca juga: Inilah Kadar Konservatisme Kita.
Dalam survei ini, posisi elektabilitas PAN tergolong kritis, hanya ±2,3 persen dari 1.200 responden yang akan memilihnya. Dengan memperhitungkan margin of error, pencapaian maksimal dari partai ini, saat survei dilakukan, diprediksi di bawah 5,1 persen. Terlebih, dengan penggabungan pemilu legislatif dan pemilu presiden di hari yang sama, konsentrasi pilihan pada partai pengusung utama capres dapat berdampak kepada kian tergerusnya suara untuk PAN.
Selain PAN, juga terdapat partai-partai berbasis massa Islam lainnya serta partai Gerindra yang menempati posisi skor di bawah skor rata-rata dalam pandangan politiknya. Mereka, misalnya, lebih banyak yang menilai saat ini Indonesia sedang terancam krisis, sehingga membutuhkan presiden yang tegas bertindak.
Massa partai Gerindra, PAN, dan PKS lebih banyak yang memandang kondisi Indonesia dalam kerangka berpikir seperti itu. Pandangan bahwa presiden yang ideal itu harus didukung oleh tokoh-tokoh agama juga cukup menonjol di basis massa partai Islam.
Massa partai Gerindra, PAN, dan PKS lebih banyak yang memandang kondisi Indonesia dalam kerangka berpikir Indonesia sedang terancam krisis.
Sebaliknya, basis massa Partai Hanura, PDI-P, dan kelompok partai baru dan non parlemen lebih memandang Indonesia saat ini aman dan damai, sehingga dibutuhkan presiden yang mengayomi semua kalangan. Partai Hanura, PDI-P, Nasdem, dan partai-partai baru memiliki skor di atas rata-rata. Skor paling tinggi diraih oleh Partai Hanura dengan nilai 1,74.
Meskipun kebanyakan partai nasionalis memiliki kecenderungan yang lebih moderat daripada partai-partai Islam, namun terdapat dua partai yang cenderung berada di bawah rata-rata, yaitu Golkar dan Gerindra. Sehingga jika dibandingkan dengan PDI-P, massa kedua partai tersebut lebih konservatif dalam pandangan politik.
Orientasi Nilai Ekonomi
Berbeda dengan pandangan-pandangan politik, orientasi nilai ekonomi lebih mencerminkan sikap yang agak moderat atau liberal. Dengan rata-rata skor di bidang ini 1,67 bisa dikatakan bahwa basis massa partai memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap ekonomi dibanding terhadap politik yang memiliki skor 1,61 atau sosial dengan skor 1,52.
Yang cukup menarik, PKS mencerminkan partai yang basis massanya paling berbeda dibanding dengan partai-partai Islam lainnya dalam orientasi nilai ekonomi. Skor untuk PKS mencapai 1,70 atau lebih tinggi dari rata-rata skor maupun dari skor partai-partai Islam lainnya seperti PKB, PAN, dan PPP.
Basis massa PKS yang berakar di perkotaan dan kelas menengah diduga turut berpengaruh pada pandangan-pandangan moderat partai ini. Daripada memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan besar yang terkenal dan mapan, mereka lebih memilih bekerja sebagai karyawan di perusahaan yang punya peluang untuk berkembang.
Berdasarkan survei, partai tersebut memiliki elektabilitas suara ±3,3 persen, dan jika mempertimbangkan margin of error maksimal bisa mendapatkan suara 6,1 persen.
Partai berbasis massa Islam lain, terutama PKB dan PAN memiliki skor di bawah rata-rata, yang menunjukkan lebih konservatif dalam menyikapi persoalan-persoalan ekonomi dibanding rata-rata partai lainnya.
Sementara itu, basis massa partai nasionalis yang paling moderat dalam memandang persoalan-persoalan ekonomi adalah Partai Hanura, dengan skor 1,75. Sayangnya, partai tersebut tidak memiliki cukup banyak pemilih.
Hasil survei Litbang Kompas memprediksi Partai Hanura hanya akan dipilih oleh ±1 persen pemilih dalam pemilu kali ini. Dengan mempertimbangkan margin of error, hasil akhir perolehan kemungkinan akan tetap di bawah 4 persen. Dengan elektabilitas yang rendah, kontribusi partai tersebut dalam membentuk orientasi nilai keseluruhan partai juga cukup lemah.
Dalam dimensi ekonomi, ternyata cukup banyak partai nasionalis yang skornya di bawah rata-rata skor orientasi nilai ekonomi keseluruhan, yaitu PDI-P, Gerindra, Golkar, Nasdem, dan Demokrat. PDI-P yang dalam orientasi nilai politik dan sosial terlihat lebih tinggi dari PAN, dalam dimensi ekonomi ternyata sama.
Orientasi Nilai Sosial
Dimensi sosial merupakan ranah ideologis yang cukup kaku dan lebih ketat dijaga dari perubahan. Kebanyakan konstituen partai lebih memilih berada dalam sebuah tatanan sosial yang mapan dengan tradisi dan komunitas yang terjaga. Bidang sosial memiliki skor 1,52 lebih rendah dari bidang politik maupun ekonomi, sehingga dapat dikatakan posisinya yang lebih konservatif dibanding kedua bidang lainnya tersebut.
Dalam dimensi sosial ini, PKB menjadi partai yang paling rendah skornya dibanding dengan semua partai lainnya. Skornya 1,46 atau lebih rendah dari skor rata-rata dan lebih rendah dari partai-partai berbasis massa nasionalis maupun Islam lainnya. Dalam soal perkawinan beda agama, misalnya, 90,7 persen konstituen PKB keberatan, terlebih jika ada anggota keluarganya yang melakukannya. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata penolakan semua partai yang 76,9 persen.
PKB yang dalam survei Litbang Kompas terakhir memiliki elektabilitas ±6,3 persen, atau jika dengan mempertimbangkan margin of error bisa mencapai maksimal 9,1 persen, dapat cukup berpengaruh dalam membentuk gambaran wajah ideologis keseluruhan partai, terutama partai-partai Islam.
Pada sisi yang sebaliknya, sejumlah partai nasionalis memiliki basis massa yang orientasi nilai sosialnya di atas rata-rata. Mereka adalah Partai Hanura, PDI-P, dan partai-partai baru dan non parlemen. Sehingga, meskipun secara keseluruhan posisi skor partai-partai tersebut masih lebih rendah daripada bidang ekonomi dan politik, namun dibanding partai-partai lainnya mereka lebih terlihat moderat di bidang sosial. (BAMBANG SETIAWAN/LITBANG KOMPAS)
Metode Penelitian
Survei tatap muka ini diselenggarakan Litbang "Kompas" dari tanggal 24 September – 5 Oktober 2018. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 2,8 persen dalam kondisi penarikan