Sastrawan Mark Twain menegaskan, usia adalah masalah kekuatan pikiran. Jika tidak dipikirkan, itu bukan persoalan. Hal itulah yang kini dilakukan Valentino Rossi.
Valentino Rossi bak burung phoenix yang dimitoskan oleh bangsa Yunani memiliki umur panjang dan mampu meremajakan diri. Rossi, yang pada Sabtu (16/2/2019) ini genap berusia 40 tahun, masih tetap garang di lintasan balap, seperti saat dia pertama memacu motor 2 tak yang penuh kemarahan, Honda NSR500, di kelas GP500 pada tahun 2000.
Rossi berevolusi, dari bocah desa menjadi legenda dunia. Dia menjelma megabintang, hingga Brad Pitt pun mengidolakan pebalap kelahiran Tavullia, Italia, itu. ”Orang itu pesulap tulen. Dia bisa menghipnotis saya. Dia seperti penari balet, itu seni murni. Bagi saya melihat dia beraksi seperti membaca puisi,” ujar megabintang Hollywood itu.
Pujian Brad Pitt itu menggema menjelang balapan di Phillip Island, 11 tahun lalu, tiga bulan setelah duel klasik antara Rossi yang memacu Yamaha dan Casey Stoner yang menggeber Ducati di Laguna Seca.
Balapan itu menjadi kisah epik yang abadi dalam memori para penggemar MotoGP. Mereka tujuh kali berebut posisi terdepan, hingga Stoner keluar lintasan, terjatuh, dan Rossi finis terdepan.
Di Laguna Seca itu, Rossi menerapkan filosofinya untuk meruntuhkan mental lawan. ”Ini seperti memiliki semangkuk pasta, tetapi kemudian itu diambil,” ujar Rossi dalam buku Ring of Fire: The Inside Story of Valentino Rossi and MotoGP karya Rick Broadbent.
Filosofi itu mujarab untuk meruntuhkan mental Max Biaggi, musuh bebuyutan Rossi. Perang mental juga menggerogoti ketangguhan Sete Gibernau. Permainan mental menjadi salah satu kelihaian Rossi, selain memacu kuda besi. ”Dia adalah master manipulasi.
Rossi adalah pembunuh yang tersenyum di mana kata-katanya sering kali disusun dengan halus untuk melemahkan lawan-lawannya,” tulis Broadbent.
Rossi yang memiliki hobi mengoleksi sepatu itu menganggap semua itu permainan. ”Ketika pertarungannya sangat ketat, perang mental menjadi lebih sulit dan dia kehilangan motivasi setelah itu,” tegas Rossi terkait respons emosional Gibernau setelah balapan sengit di Jerez pada 2005.
Itu salah satu balapan sengit yang menunjukkan Rossi bisa sangat agresif dan ngotot untuk mengambil ”semangkuk pasta” dari lawannya. Waktu itu, ujung setang Rossi membentur bahu Gibernau hingga pebalap Honda itu keluar lintasan dan gagal finis terdepan.
Perseteruan itu juga terjadi pada 2015, antara Rossi dan pebalap Repsol Honda Marc Marquez. Rossi dinyatakan salah atas insiden yang menyebabkan Marquez jatuh. Perang psikologis kontra Marquez tak terlalu sukses bagi Rossi.
Di tengah pebalap-pebalap yang jauh lebih muda, Rossi juga dituntut untuk menjaga performanya tetap di level tertinggi di lintasan balap.
Itu tidak mudah karena di usia 40 tahun dia harus berlatih lebih keras, sekaligus menjaga motivasi tetap menyala. ”Saya cukup tua. Namun, ini tantangan bagi saya untuk berusaha tetap kompetitif di usia ini. Yang terpenting adalah motivasi, tetapi yang utama adalah tetap kuat,” ujar Rossi dikutip Crash, pekan lalu.
Untuk menjaga fisik tetap prima, Rossi berlatih rutin di rumahnya. Dia melatih fisik di ruang kebugaran juga memacu supermotonya di sirkuit tanah di rumahnya. Memacu supermoto atau motor enduro, mengasah kekuatan lengan, refleks, dan keseimbangan saat mengontrol sepeda motor yang bannya sliding.
Satu hal penting yang membuat Rossi bisa bertahan di dunia balap hingga usia 40 tahun adalah menjaga motivasi. Di tengah kesuksesan dan dominasi, dia tetap bisa menemukan sumber motivasi baru.
”Vale tidak memikirkan apa pun, kecuali gelar ke-10. Di antara satu seri dengan seri lainnya, dia berlatih 10 jam per hari, di pusat kebugaran dan membalap.
Dia selalu melihat apa yang pebalap lain lakukan dan berpikir apa yang bisa dia pelajari untuk menjadi lebih baik. Dari hal kecil hingga besar semua dia cermati,” ujar Alessio ”Uccio” Salucci, sahabat dan tangan kanan Rossi kepada Cycle World.
Rossi akan membalap bersama Yamaha hingga 2020 untuk mewujudkan mimpi besarnya dan mungkin akan jadi penutup kariernya di MotoGP.