Prabowo Matangkan Strategi, Jokowi Sudah ”Ngelotok”
Oleh
hendriyo widi/ARITA NUGRAHENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden nomor urut 02 memastikan Prabowo Subianto siap menghadapi debat presidensial kedua. Adapun calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin menyebut calon presiden Joko Widodo sudah menguasai materi itu atau ngelotok.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat presidensial kedua pada Minggu (17/2/2019) malam, di Hotel Sultan, Jakarta. Debat kedua tersebut akan mengangkat tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur. Hanya calon presiden yang akan beradu gagasan pada debat itu, sementara calon wakil presiden tidak wajib hadir.
Prabowo sedianya tidak akan didampingi pasangannya, Sandiaga Uno, pada debat kedua nanti. Sementara cawapres Ma’ruf Amin akan hadir mendampingi Jokowi.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sudirman Said, saat ditemui di Media Center Prabowo-Sandi di Jakarta, Sabtu, mengatakan belum bisa memastikan kehadiran Sandiaga. Kendati begitu, Sandiaga telah mengikuti persiapan debat dengan Prabowo.
”Sandiaga juga turut berdiskusi dengan tim BPN dan para ahli. Dalam diskusi itu, Sandi memberikan masukan,” katanya.
Menurut Sudirman, tim materi dan debat BPN telah menyiapkan seluruh informasi yang relevan sesuai tema debat kedua. Informasi itu terkait pula tantangan ataupun langkah-langkah ke depan.
”(Teknisnya di debat) nanti akan ikuti panelis. Tetapi, kalau mengacu strategi, Prabowo akan mengangkat isu swasembada pangan, energi, kemudian infrastruktur ditempatkan sarana prasarana agar sumber daya terpakai,” ujar mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Kerja Jokowi itu.
Kalau mengacu strategi, Prabowo akan mengangkat isu swasembada pangan, energi, kemudian infrastruktur ditempatkan sarana prasarana agar sumber daya terpakai.
Sudirman menambahkan, tugas tim materi dan debat BPN untuk mempersiapkan debat kedua relatif ringan. Selain karena Prabowo dianggap memiliki pengetahuan dan visi yang jelas dalam isu sumber daya alam, tim BPN tidak lagi kesulitan mencari ahli atau pakar yang membekali Prabowo.
”Ngelotok”
Sementara itu, Ma’ruf Amin menyatakan akan mendampingi Jokowi yang akan berdebat melawan Prabowo. ”Insya Allah, saya akan hadir. Kalau tidak ada halangan, saya akan hadir,” kata Ma’ruf di Rumah Situbondo, Jawa Timur, dalam keterangan pers, Sabtu.
Ketika ditanya apakah dirinya memberikan masukan tertentu kepada Jokowi, Ma’ruf menjawab bahwa Jokowi sudah berpengalaman. Sebab, Jokowi telah mengerjakan dan melakoni sendiri kerja-kerja pembangunan di tema yang akan dibahas pada debat besok.
”Pak Jokowi itu sudah ngelotok, dia petahana ya, dia sudah mengerjakan, melakoni, istilahnya itu sudah di kepalanya beliau,” ujarnya.
Pak Jokowi itu sudah ngelotok, dia petahana ya, dia sudah mengerjakan, melakoni, istilahnya itu sudah di kepalanya beliau.
Menyambut debat presidensial kedua besok, masyarakat diprediksi akan antusias mengikuti debat. Jajak pendapat Kompas pada 23-24 Januari 2019 mencatat, sembilan dari 10 responden mengungkapkan ketertarikan menonton debat kedua.
Pada debat pertama 17 Januari 2019, sebanyak 64,5 persen responden di 16 kota besar di Indonesia menonton acara tersebut. Bahkan, separuh di antara yang tertarik tersebut ingin mengikuti semua acara debat yang digelar KPU.
Ketertarikan itu berbanding lurus dengan manfaat yang diharapkan publik. Tujuan penyelenggaraan debat adalah untuk lebih memperkenalkan program kerja pasangan calon hingga selanjutnya menjadi referensi dalam menentukan pilihan. Kelompok publik terbanyak merasa debat akan menambah wawasan pribadinya (50,2 persen).
Proporsi terbesar kedua akan menjadikan debat sebagai bahan referensi untuk memilih (38,5 persen). Sementara 6,1 persen responden menyaksikan debat agar memiliki bahan obrolan dengan orang lain.
Kebutuhan dan animo publik itu layak diperhatikan pihak penyelenggara sebagai pijakan untuk meraih perhatian pemilih. Apalagi, 80,9 persen publik yakin, dengan penyelenggaraan yang dipersiapkan lebih matang, ajang debat dapat menarik minat kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan.
Debat juga menjadi sarana konfirmasi bagi pendukung pasangan calon terhadap pilihannya. Setelah menonton debat perdana pada 17 Januari lalu, mayoritas responden makin yakin dengan pilihannya.
Efektifnya debat capres-cawapres yang diselenggarakan KPU dalam memengaruhi pilihan publik menjadikan ajang itu punya posisi strategis dalam kampanye Pemilu 2019. Apalagi, debat berlangsung lima kali dan disiarkan sejumlah media massa yang memiliki segmen luas di masyarakat. (ERIKA KURNIA)