NEW DELHI, KOMPAS — Selain mengampanyekan produk kelapa sawit dan turunannya, rombongan misi dagang Indonesia mempromosikan sejumlah produk dalam keikutsertaannya di Pameran dan Pertemuan ke-4 India-ASEAN 2019 di kompleks Stadion Jawaharlal Nehru, New Delhi, India. Produk itu antara lain emas, perhiasan, mainan anak, aneka olahan kelapa, serta beberapa produk pertanian.
Selain peluang ekspor beberapa produk itu, rombongan Indonesia juga menjajaki peluang kerja sama perdagangan dengan India. Asosiasi pelaku usaha dari Indonesia yang terlibat antara lain dari industri baja, gula rafinasi, serta industri makanan minuman. Sebanyak 28 perusahaan dan 37 pelaku usaha ikut serta dalam misi meningkatkan neraca perdagangan dan hubungan ekonomi Indonesia-India.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda, di sela-sela pameran itu, Jumat (22/2/2019), menyatakan, perjalanan dagang kali ini merupakan yang kedua dari 10 rencana perjalanan tahun ini. Pada bulan lalu, rombongan Indonesia yang dipimpin Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar misi dagang ke Amerika Serikat.
Salah satu agenda Menteri Perdagangan selama di India adalah menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Industri dan Penerbangan Sipil India Suresh Prabhu. Pada pertemuan itu, kedua menteri membahas hubungan dagang India-Indonesia, terutama terkait perdagangan minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. Sejak awal tahun ini, India mengenakan tarif berbeda atas produk turunan kelapa sawit, yakni 50 persen bagi produk asal Indonesia dan 45 persen atas produk Malaysia.
Situasi itu dinilai bakal menekan ekspor Indonesia pada tahun ini dan pada masa mendatang. Sebab, sepanjang tahun lalu, India beberapa kali menaikkan bea masuk CPO dan produk turunannya. Kondisi itu dinilai membuat ekspor CPO dan produk turunannya dari Indonesia ke India turun dari 7,63 juta ton pada 2017 menjadi 6,71 juta ton pada 2018. Padahal, India merupakan negara utama pasar ekspor sawit Indonesia.
Tahun lalu, perdagangan Indonesia-India mencapai 18,7 miliar dollar AS. Indonesia membukukan surplus 8,76 miliar dollar AS. ”Gula bagi India sama halnya sawit bagi Indonesia. Tak hanya soal ekspor-impor, kedua komoditas menghidupi petani dan para pekerja yang terlibat di industri India dan Indonesia. Kami berharap ada kesepakatan lebih maju (terkait bea masuk) dalam pertemuan kali ini,” kata Enggartiasto.
Saat membuka acara itu, Kamis (21/2) malam, Suresh Prabhu menegaskan kembali komitmen India pada jalur kemajuan dan kemakmuran bersama. India dan ASEAN dinilai mewakili ekonomi yang bergerak cepat. Menurut Laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia PBB 2019, India dan ASEAN akan melampaui pertumbuhan global. Ekonomi India diperkirakan tumbuh 7,2 persen pada 2019, sementara ASEAN tumbuh 5,2 persen dan beberapa negara, seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam, berada di lintasan pertumbuhan tinggi.
Gula bagi India sama halnya sawit bagi Indonesia. Tak hanya soal ekspor-impor, kedua komoditas menghidupi petani dan para pekerja yang terlibat di industri India dan Indonesia.
Suresh Prabhu menambahkan, perdagangan mengikat India dan ASEAN secara keseluruhan dan visi perdagangan India tidak terbatas pada pertukaran barang dan jasa. Dia menegaskan, India percaya pada perdagangan yang menghasilkan kerja sama timbal balik, mempromosikan peluang mata pencarian, membawa kemakmuran bersama, serta mengikat masa depan dan nasib bersama.
ASEAN telah muncul sebagai salah satu mitra dagang terbesar kedua India pada 2017-2018 dengan pangsa 10,58 persen dalam perdagangan keseluruhan India. Perdagangan bilateral India telah tumbuh lebih dari tiga kali lipat dari 21 miliar dollar AS pada periode 2005-2006 menjadi 81,33 miliar dollar AS pada 2017-2018.
Meskipun ketegangan perdagangan meningkat dan kondisi pasar kredit semakin ketat, India dan ASEAN menyajikan kisah alternatif. Dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan India dengan ASEAN meningkat dari 65,06 miliar dollar AS pada 2015-2016 menjadi 81,33 miliar dollar AS pada 2017-2018, dan membukukan pertumbuhan tahunan sebesar 13,64 persen.