PHNOM PENH, SABTU - Tantangan yang dihadapi tim nasional Indonesia U-22 di babak semifinal Piala AFF U-22 2019 sangat berat. Mereka akan bertemu Vietnam, negara yang kini merajai sepak bola Asia Tenggara, di Stadion Nasional, Phnom Penh, Minggu (24/2/2019). Skuad ”Garuda Muda” pun hanya bisa menjaga optimisme dan stamina menjelang laga ini.
Vietnam semakin bersinar di Asia Tenggara setelah menjuarai Piala AFF 2018 dengan mengalahkan Malaysia di final. Lebih mengejutkan lagi, Vietnam menjuarai kompetisi itu dengan menurunkan para pemain U-22. Artinya, level pemain U-22 mereka jauh lebih bagus daripada level pemain senior negara Asia Tenggara lainnya.
Kejutan tidak berhenti di situ karena Federasi Sepak Bola Vietnam memutuskan untuk menurunkan para pemain U-20 di ajang Piala AFF U-22. Meski demikian, para pemain muda Vietnam ini mampu menjuarai Grup A tanpa terkalahkan dalam tiga laga fase grup. Padahal, mereka berada satu grup dengan Thailand, Filipina, dan Timor Leste.
Mereka mengalahkan Filipina 2-1, menanga tas Timor Leste 4-0, dan imbang melawan Thailand 0-0. Skuad muda Vietnam ini akan menjadi ancaman besar bagi Indonesia pada babak semifinal.
”Kami harus waspada, mereka tim yang bagus. Status juara Grup A membuktikan kualitas mereka,” kata pemain timnas U-22 Indonesia, Luthfi Kamal Baharsyah, seperti dilansir Humas PSSI, Sabtu (23/2/2019). Adapun Indonesia tampil di semifinal sebagai runner up Grup B.
Selama fase grup, Indonesia bermain imbang dua kali melawan Myanmar dan Malaysia. Pada laga terakhir fase grup, Jumat, skuad Garuda Muda menaklukkan tuan rumah Kamboja, 2-0, melalui dua gol Marinus Wanewar. Adapun Kamboja menjadi juara Grup B dan menghadapi Thailand sebagai runner up Grup A.
Meski Vietnam akan menjadi lawan yang berat, Luthfi masih optimistis karena tim semakin kompak dan ia merasa nyaman bermain. Ia pun berjanji memberikan penampilan terbaiknya karena sudah mendapat kepercayaan penuh dari pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri.
Latihan penalti
Indra mengatakan, telah mempersiapkan laga ini dengan menjaga kondisi fisik para pemain. Jelang laga semifinal ini, Indra tidak memberikan porsi latihan yang berat agar stamina para pemain tetap terjaga. Hal ini dilakukan karena jadwal laga selama kompetisi sangat padat. Indonesia dan tim-tim lainnya berlaga dengan jeda satu hari sejak awal kompetisi.
Indra pun berusaha mengantisipasi jika laga berakhir imbang degan memaksimalkan latihan tendangan penalti karena sudah memasuki fase gugur. ”Kami mempersiapkan segala kemungkinan termasuk tendangan penalti,” katanya.