Pemprov NTB Mantapkan Kerja Sama Pendidikan dengan Malaysia
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
SELANGOR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memantapkan kerja sama bidang pendidikan dengan Universitas Pendidikan Sultan Idris di Tanjung Malim, Malaysia. Sebanyak 15 lulusan universitas di Kabupaten Dompu dan Bima akan menempuh pendidikan program sarjana strata dua di universitas tersebut.
”Lima belas mahasiswa ini hasil seleksi yang dilakukan tim seleksi di beberapa perguruan tinggi di Dompu dan Bima. Mereka umumnya mengambil jurusan pendidikan di UPSI (Universitas Pendidikan Sultan Idris),” ujar Irwan Rahadi dari Tim Seleksi Beasiswa NTB di Selangor, Malaysia, Sabtu (23/2/2019) malam. Ke-15 lulusan perguruan tinggi di Dompu dan Bima itu akan diberangkatkan pada Oktober 2019.
Pengiriman mahasiswa ke UPSI itu, kata Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Lalu Manan, merupakan realisasi kerja sama informal yang dirintis selama tiga tahun terakhir antara Pemerintah Provinsi NTB dengan UPSI.
Sebelumnya, pada tahun 2017, tujuh mahasiswa Fakultas Musik dan Seni Persembahan UPSI belajar kebudayaan di NTB, seperti seni musik, seni tari, dan kehidupan masyarakat selama dua bulan di Lombok. Kemudian, tahun 2018, UPSI mengirim kembali enam mahasiswa ke Lombok. Menurut rencana, tahun 2019 ini, UPSI kembali mengirim enam mahasiswa ke Lombok untuk belajar kebudayaan NTB.
”Untuk memantapkan hubungan itu, Gubernur NTB menandatangani nota kesepahaman dengan UPSI, Senin (25/2/2019) esok di Tanjung Malim,” kata Lalu Manan. Acara itu akan diramaikan dengan pentas kesenian NTB oleh para seniman asal NTB.
Menurut Irwan, pemberian beasiswa kepada putra-putri NTB untuk melanjutkan pendidikan S-2 merupakan program pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Zulkieflimansyah-Sitti Rohmi Djalilah. Gubernur menargetkan 1.000 mahasiswa belajar ke luar negeri. Saat ini, telah ada 46 putra-putri NTB belajar di tiga kampus besar di Polandia, yakni Vistula University, University of Warsaw, dan University of Opole.
Selain itu, Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan Chodang University, Korea Selatan, akan mengirim 39 lulusan diploma tiga pendidikan perawat untuk melanjutkan studi S-1 di universitas itu. Mahasiswa yang dikirim berasal dari unsur aparatur sipil negara dan perorangan.
Mereka memiliki pengalaman di klinik-klinik kesehatan di Kota Mataram. Mereka mengambil program studi keperawatan dan manajemen rumah sakit. ”Mereka akan berangkat ke Chodang pada 15 Maret mendatang,” kata Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan NTB.
Gelar pameran
Saat penandatanganan kerja sama dengan UPSI esok, Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTB memanfaatkan kesempatan itu untuk menggelar pameran kerajinan Lombok berupa produk kerajinan mutiara, tenun, dan anyaman ketak (sejenis rumput) yang dibuat menjadi tas, gelang, serta aneka produk lain.
Selain belum pernah digelar di Malaysia, pameran produk kerajinan itu juga bertujuan memperkenalkan produk industri kreatif dari usaha kecil dan menengah NTB di Malaysia. Kepala Dinas Perdagangan NTB Selly Handayani mengatakan, warga Malaysia sangat berminat pada produk kerajinan khas Lombok, terutama anyaman. ”Hasil anyaman ketak yang dibikin pelaku UKM di Lombok paling banyak dibeli dan dipesan oleh pembeli di Malaysia,” kata Selly.
Saat ini, Malaysia merupakan salah satu pasar wisatawan mancanegara terbesar ke Lombok, selain Australia. Apalagi, maskapai penerbangan AirAsia telah menjadikan Lombok sebagai hub ke lima setelah Medan, Jakarta, Surabaya, dan Bali. ”Sebagai hub, AirAsia menilai Lombok sebagai pasar potensial pariwisata untuk dijual di Malaysia,” kata Station Manager AirAsia Lombok Didit Indra.