Ian Kasela hingga Bangsawan Banjar Bertarung di Dapil Kalimantan Selatan I
Oleh
ALBERTUS KRISNA
·3 menit baca
Adu popularitas calon anggota legislatif tingkat DPR akan berlangsung ketat di daerah pemilihan Kalimantan Selatan 1. Setiap partai saling beradu strategi memperkenalkan caleg jagoannya, mulai dari sosok petahana, birokrat, figur publik, hingga keturunan bangsawan. Mereka yang sudah populer ini memiliki basis massa yang luas.
Tahun ini sudah terdaftar 77 caleg dari 14 parpol yang akan memperebutkan enam kursi DPR di dapil yang terdiri atas delapan kabupaten ini. Delapan kabupaten tersebut adalah Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, dan Banjar.
Semua caleg terpilih pada periode lalu kembali mencalonkan diri pada pileg tahun ini. Mereka adalah Ahmadi Noor Supit dan Bambang Heri Purnama dari Partai Golkar, Zainul Arifin Noor dari PKB, Habib Aboe Bakar Alhabsyi dari PKS, Saiful Rasyid dari Partai Gerindra, dan Syaifullah Tamliha dari PPP.
Di antara enam nama tersebut, Habib Aboe Bakar Alhabsyi merupakan caleg paling senior karena empat kali berturut-turut terpilih menjadi anggota DPR sejak tahun 1999. Sebaliknya, Bambang Heri merupakan anggota DPR yang baru dilantik tahun 2017 menggantikan Indro Hananto.
Eksistensi petahana diadu oleh popularitas pendatang baru. Caleg-caleg baru tersebut berasal dari jalur birokrat, figur publik, dan bangsawan. Dari kalangan birokrat ada Sultan Khairul Saleh, calon dari PAN. Sultan merupakan mantan Bupati Banjar selama dua periode sejak tahun 2005.
Kemudian ada vokalis grup band Raja, Ian Kasela. Bersama Dandiansyah, petahana dari dapil Kalsel 2, Ian diusung PDI-P. Ada juga Pangeran Iberahim dari PBB yang merupakan keturunan dari Kerajaan Banjar atau sering disebut pagustian.
Pertarungan internal para caleg dari partai berlambang pohon beringin di dapil Kalsel 1 ini menarik untuk diikuti. Apakah Partai Golkar akan tetap berjaya mendulang suara dalam pemilu tahun ini. Berdasarkan data KPU, sejak tahun 2004, Partai Golkar tiga kali berturut-turut meraup suara terbanyak, terakhir mencapai 31,1 persen suara pada pileg tahun 2014.
Pemilu tahun ini Partai, Golkar mencalonkan enam nama dengan dua caleg petahana. Kondisi ini membuat partai ini lebih unggul meskipun calonnya, Bambang Heri Purnama, merupakan anggota pengganti.
Akan tetapi, keberadaan petahana-petahana lain berpotensi memecah perolehan suara di dapil ini. Ditambah lagi kehadiran pendatang baru dengan popularitas dan basis massa yang tidak diragukan lagi.
Dari tokoh-tokoh populer yang disebutkan tadi, tergambar bagaimana peta perebutan suara di dapil ini masih didominasi oleh laki-laki. Kiprah perempuan caleg masih jauh dari keberhasilan.
Dalam dua pemilu terakhir belum pernah ada perempuan anggota legislatif yang terpilih dari dapil Kalsel 1. Padahal, jumlah caleg yang terdaftar tidak bisa dibilang sedikit. Bahkan, tahun ini, 39,7 persen dari total caleg yang terdaftar adalah perempuan. PKS tercatat memiliki proporsi perempuan caleg terbanyak. (LITBANG KOMPAS)