Banjir Bandang Jayapura, Korban Meninggal Bertambah Menjadi 42 Orang
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura, Papua, terus bertambah. Hingga Minggu (17/3/2019) pukul 11.30 WIT, dilaporkan 42 orang meninggal, 21 orang luka berat, dan 16 orang luka ringan. Jumlah korban berpotensi terus bertambah. Tim penanggulangan bencana masih terus mencocokkan data lapangan.
Data itu disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jayapura Putu Arga Sujarwadi dan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal. Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi.
Putu mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi jumlah korban yang hilang. Tim di lapangan sedang menghimpunnya. Dia mengatakan, dalam kejadian bencana, data berkembang sangat dinamis.
Banjir bandang terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah itu lebih dari tujuh jam sejak Sabtu (16/3/2019) sore. Lokasi terdampak banjir adalah Kelurahan Henikombe, Dobonsolo, Sentani Kota, Yahim, dan Kehiran.
Hujan deras juga menyebabkan longsor di Cagar Alam Cycloop. Material longsor itu lantas masuk ke sungai memicu banjir bandang menerjang permukiman. Ketinggian banjir bandang antara 0,6 meter dan 1,5 meter. ”Sebagian besar korban tinggal di pinggir sungai,” ucap Putu.
Mustofa menambahkan, sebagian material itu masih menutupi sejumlah badan jalan utama di Kabupaten Jayapura. Hal itu menghambat mobilisasi tim penanggulangan bencana ataupun aktivitas warga lainnya.
Personel gabungan Polri, TNI, dan SAR mulai menyingkirkan material itu dengan dibantu alat berat. Adapun evakuasi warga ke lokasi yang aman sudah dilakukan sejak Sabtu malam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi menambahkan, kerusakan material yang timbul antara lain 5 mobil dan 19 rumah hanyut. Tiga jembatan juga dilaporkan rusak. Hingga berita ini diterbitkan, Welliam bersama tim sedang melakukan pendataan di lapangan terkait dengan jumlah korban dan kerusakan material.
Saat ini, warga korban banjir yang mengungsi membutuhkan makanan siap saji, pakaian, selimut, obat-obatan, dan air bersih. Sejumlah bantuan mulai berdatangan. Untuk sementara telah dibangun tiga tenda pengungsi dan sarana air bersih. Warga sekitar lokasi bencana ini diingatkan agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana susulan.