JAKARTA, KOMPAS —Atlet lompat jauh andalan Indonesia Sapwaturrahman berupaya menjaga tingkat presisi langkah kaki dari awalan lari hingga lima langkah sebelum batas lompatan. Hingga sekarang, atlet asal Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, itu sering terbawa emosi sehingga gerakan kakinya kacau dan membuat tumpuan tidak pas saat melakukan lompatan. Ia masih sering ingin memacu kecepatan jelang lima langkah sebelum batas lompatan.
Pada latihan yang dilakukan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2019), Sapwaturrahman mendapatkan tujuh kali porsi latihan lompat jauh. Dari tujuh kali percobaan, atlet kelahiran 13 Mei 1994 itu hanya sukses tiga kali melakukan lompatan. Jarak lompatannya rata-rata lebih dari 8 meter. Sementara empat percobaan lain gagal.
Sapwaturrahman mengatakan, dirinya masih kurang pas dalam menjaga presisi langkah kaki dari awal lari hingga lima langkah sebelum batas lompatan. Sering kali, di tengah-tengah lintasan lari sepanjang 38 meter, ia ingin menambah kecepatan agar bisa mendapatkan kekuatan lebih besar untuk melompat lebih jauh.
Namun, hal itu justru membuat langkah kakinya kacau. Akibatnya, lima langkah terakhirnya tidak pas di batas lompatan yang berjarak 28 sentimeter (cm) sebelum bak pasir. Empat kali kegagalan itu, kakinya selalu melewati batas lompatan. Dalam aturan perlombaan, apabila kaki atlet melewati batas lompatan, itu membuat kesempatannya didiskualifikasi.
”Seharusnya saya selalu tenang, tidak emosi, agar langkah kaki saya stabil dari awal lari hingga lima langkah sebelum batas lompatan. Kalau bisa tenang, langkah kaki saya pasti pas di batas lompatan. Tetapi, tadi saya sedikit emosi. Mungkin karena sudah dekat waktu lomba. Jadi, saya sangat termotivasi ingin bisa melompat sejauh-jauhnya,” ujar Sapwaturrahman yang mendapatkan perunggu lompat jauh pada Asia Games 2018 dengan jarak lompatan 8,09 meter itu.
Pelatih lompat jauh PB PASI, Arya Yuniawan Purwoko, menuturkan, sekarang, program latihan Sapwaturahman sudah masuk tahap prapertandingan. Bersama atlet lari 100 meter Lalu Muhammad Zohri dan atlet lari 100 meter gawang putri Emilia Nova, Sapwaturrahman diundang untuk ikut Grand Prix Atletik Asia di Kuala Lumpur, Malaysia, 30-31 Maret mendatang.
Pada masa prapertandingan ini, intensitas kecepatan Sapwaturrahman ditingkatkan, sedangkan volumennya dikurangi. Awalnya volume latihan lompatannya berkisar 10-15 kali sehari. Sekarang, volume latihan lompatannya hanya 7-10 kali sehari.
Hal itu dilakukan agar Sapwaturrahman fokus mencapai hasil lompatan yang optimal. Umumnya, dalam kondisi seperti itu, atlet terbawa emosi untuk melakukan lompatan sejauh-jauhnya. Akibatnya, sering kali atlet tidak melakukan lari dengan presisi dan gagal melakukan lompatan.
Tak heran, berdasarkan amatan Kompas, Arya berulang kali meneriaki Sapwaturrahman bahwa larinya masih putus-putus ketika latihan. ”Kalau terbawa emosi, atlet pasti larinya akan terlihat putus-putus atau tidak mulus. Sebab, saat itu, mereka berpikir untuk mengubah kecepatannya. Ketika kecepatan berubah, ritme langkah kakinya pun berubah. Saat itulah, mereka tidak mendapatkan tumpuan yang tepat di batas lompatan. Padahal, lima-tiga langkah terakhir itu sangat menentukan hasil lompatan,” kata Arya.
Terus diperbaiki
Kendati demikian, Arya mengatakan, dirinya tidak mempersoalkan itu. Baginya, lebih baik melakukan kegagalan saat latihan dibandingkan saat tanding. Ia dan Sapwaturrahman berusaha terus memperbaiki kesalahan itu selama 1-2 minggu jelang pertandingan.
Terlepas itu, Arya yakin Sapwaturrahman bisa mendapatkan hasil optimal di Malaysia nanti. Sapwaturrahman dinilai menunjukkan grafik positif selama tiga bulan ini. Rata-rata lompatannya sudah jauh lebih baik dibandingkan saat Asian Games 2018, yakni rata-rata di atas 8,09 meter. Bahkan, beberapa kali lompatannya lebih dari 8,15 meter.
Sapwaturrahman memang mengincar batas lompatan untuk lolos Olimpiade Tokyo 2020, yakni 8,22 meter. ”Kami berusaha agar Sapwaturrahman bisa segera mencapai batas lompatan untuk lolos Olimpiade itu. Bisa lebih cepat akan lebih baik. Bahkan, kalau bisa, Sapwaturrahman sudah bisa mencapai batasan itu pada GP Asia di Malaysia nanti,” ujar Arya.