JAKARTA, KOMPAS — Sejak 2007, Litbang Kompas rutin mengadakan survei elektabilitas calon pada tiap pemilihan umumm baik presiden maupun kepala daerah. Selama 12 tahun pula, Litbang Kompas sudah melakukan 15 kali survei elektabilitas.
Hasil survei Kompas pun mendekati hasil pemilihan umum yang sebenarnya. Sebagai contoh, pada Pemilihan Presiden 2014, Litbang Kompas pada 21 Juni 2014 merilis survei elektabilitas pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
”Ini bukan menunjukkan penyelenggara surveinya yang hebat, melainkan karena penyelenggara survei, dalam hal ini Kompas, tunduk pada ilmu statistik,” ujar General Manager Litbang Kompas Harianto Santoso di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Saat itu, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Prabowo-Hatta pada kisaran sebesar 43 persen-47 persen. Sementara pasangan Jokowi-Kalla pada angka 52 persen-56 persen.
Setelah Pilpres 2014 terlaksana dan Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil penghitungan suara, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh suara 46,85 persen dan Jokowi-Kalla sebesar 53,15 persen. Hasil resmi Pilpres 2014 dari KPU tersebut ternyata berada dalam kisaran hasil survei elektabilitas Litbang Kompas pada 21 Juni 2014.
Ini bukan menunjukkan penyelenggara surveinya yang hebat, melainkan karena penyelenggara survei, dalam hal ini Kompas, tunduk pada ilmu statistik.
Patuh pada ilmu statistik, menurut Harianto, menjadi kunci yang selalu dipegang oleh Litbang Kompas untuk menjaga kredibilitas. Itu karena dengan metodologi dan praktik survei yang tepat bisa mencerminkan realitas di lapangan.
Kali ini, Litbang Kompas melakukan survei elektabilitas Pemilihan Presiden 2019. Seperti diketahui, Pemilihan Presiden 2019 yang akan berlangsung pada Rabu (17/4/2019) mendatang diikuti pasangan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, dan pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Mandiri
Manager Database Litbang Kompas Ignatius Kristanto menjelaskan, untuk menjaga kredibilitas, Litbang Kompas melakukan survei secara mandiri atau tanpa campur tangan pihak lain.
”Kami membiayai survei kami sendiri. Kami membuat kuesioner sendiri. Kami turun ke lapangan sendiri. Semua mandiri tanpa intervensi campur tangan pihak lain,” ujar Kristanto.
Hasil survei elektabilitas ini diharapkan menjadi gambaran bagi kedua pasangan capres untuk terus bekerja meningkatkan elektabilitas. ”Hasil survei ini sebagai gambaran, ayo, ini masih satu bulan lagi untuk meningkatkan (elektabilitas),” kata Kristanto.