JAKARTA, KOMPAS – Perebutan basis wilayah lawan menjadi fokus masing-masing tim kampanye pemenangan calon presiden-calon wakil presiden di sisa satu bulan sebelum Pemilu Presiden 2019 mendatang. Berbagai macam strategi dan isu kampanye semakin dimatangkan untuk menggerus suara di basis lawan.
Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma\'ruf Amin menurun di basis suara mereka jika dibandingkan survei Oktober 2018. Di Jawa Tengah-DIY, elektabilitas mereka turun 13,8 persen, sedangkan di Jawa Timur 12,5 persen, dan di Maluku-Papua 10,6 persen.
Penurunan di basis suara sendiri juga terjadi pada Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Elektabilitas mereka turun 2,5 persen di Banten-Jawa Barat.
Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, Benny Rhamdani, di Jakarta, Rabu (20/3/2019), menduga penurunan elektabilitas terjadi karena maraknya kampanye hitam, kabar bohong, dan ujaran kebencian yang menyerang Jokowi-Amin.
"Serangan itu terus mengarah ke capres-cawapres kami. Rakyat Indonesia sebenarnya sudah jenuh dengan cara-cara politik seperti itu. Karena itu, di sisa kampanye ini, kerja-kerja politik taktis dan strategis di lapangan akan terus kami dorong untuk menjaga kemenangan dan menambah suara kemenangan itu," ujar Benny.
Penurunan elektabilitas terjadi karena maraknya kampanye hitam, kabar bohong, dan ujaran kebencian yang menyerang Jokowi-Amin.
Benny menjelaskan, pola kampanye yang akan lebih diintensifkan adalah kampanye dari pintu ke pintu (door to door) di 80 daerah pemilihan di Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi-Amin akan bertumpu pada sukarelawan dan calon anggota legislatif dari partai pengusung dan pendukung Jokowi-Amin. Tujuannya untuk menangkal serangan lawan.
Selain itu, kampanye rapat umum juga akan diintensifkan di sembilan provinsi di mana Jokowi mengalami kekalahan di Pilpres 2014. Sembilan provinsi itu meliputi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Benny menyebutkan, di sembilan provinsi itu akan diusahakan pasangan Jokowi-Amin hadir untuk menguatkan seluruh pendukung, relawan, termasuk kader-kader partai koalisi.
"Dengan penegasan tentu menginstruksikan seluruh kader-kader dan para pendukung untuk melakukan door to door, mendatangi setiap rumah penduduk untuk menguatkan pilihan politik mereka kepada capres-cawapres sekaligus mengimbau mereka untuk tidak golput," kata Benny.
Sementara itu, kubu Prabowo Subianto-Sandi tidak ingin berbesar hati dengan peningkatan elektabilitas di sejumlah daerah basis lawan. Peningkatan elektabilitas akan terus digenjot hingga akhirnya bisa menang di Pilpres 2019.
"Kalau ada angka yang menggembirakan, kami juga tidak ingin buru-buru langsung berhore, tetapi kami akan terus telaah, apakah strategi yang telah kami jalankan sudah cocok atau perlu ditingkatkan? Kalau ada (daerah) yang suaranya tergerus juga kenapa? Apakah salah dari segi strategi, pemilihan isu, atau fokus segmentasi masyarakat belum pas?" kata Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Ferry Mursyidan Baldan.
Seperti halnya di Jabar dan Banten, menurut Ferry, penggerusan suara terjadi karena peran kepala daerah yang dirasa terlalu memihak kubu Jokowi-Amin. Keberpihakan itu tentu sangat memengaruhi posisi politik masyarakat setempat.
"Mayoritas karakter masyarakat di dua daerah itu terkenal dengan semangat kebersamaan, itu yang terungkap. Peran kepala daerah yang overdosis sehingga masyarakat atau ASN (aparatur sipil negara) juga diam, tidak melawan," kata Ferry.
Penggerusan suara terjadi karena peran kepala daerah yang dirasa terlalu memihak kubu Jokowi-Amin. Keberpihakan itu tentu sangat memengaruhi posisi politik masyarakat setempat.
Meskipun demikian, lanjut Ferry, pihaknya tak akan pantang mundur merebut suara di kandang lawan. Dia meyakini, sekecil apapun suara pendukung Prabowo-Sandiaga di basis lawan harus dijaga.
"Meskipun ada daerah-daerah yang disebut sebagai kandang lawan, tetapi, kan, tidak bisa kandang itu sebagai daerah inklusif. Kami yakin, seberapapun tetap ada yang berbeda dan gimana kami bisa memperbesar itu. Ketika kami menemukan titik itu, kami bisa mengembangkan dan mendalaminya," ujar Ferry.
Ferry juga menyebutkan ada sejumlah tempat yang akan menjadi fokus kampanye rapat umum nanti, yakni di Jabar, Jateng, DKI Jakarta, Jatim, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, NTT, dan Papua. Selain itu, lanjut Ferry, pihaknya akan mengoptimalkan performa debat dari Prabowo-Sandiaga dalam debat di televisi sebagai upaya pengambilan suara di kalangan yang belum menentukan pilihan (undecided voters)
"Kami sangat detil dan sungguh meperhatikan debat ini karena ini menjadi salah satu rujukan bagi para pemilih dan undecided voters. Selain ada intensifikasi program dan kampanye keadilan terkait pola komunikasi yang lebih terbuka akan kami sampaikan ke publik," katanya.