SINGAPURA, KOMPAS — Maskapai penerbangan Singapore Airlines terus meningkatkan kualitas hidangan sehat untuk penumpang. Tahun ini, maskapai Singapura itu menawarkan menu hidangan musiman. Selain untuk menjaga kelestarian alam, inovasi ini juga digagas untuk mendukung gaya hidup sehat di masyarakat.
Gagasan tersebut diumumkan pada acara Singapore Airlines (SIA) World Gourmet Forum dengan tema ”A Taste of the Future” yang berlangsung di Singapura, Kamis (21/3/2019).
”Pelanggan semakin memperhatikan pola makan dan jenis bahan makanan yang mereka konsumsi. Dengan menggunakan bahan makanan segar yang sesuai musim, kami ingin pelanggan merasa lebih segar setelah mereka terbang,” kata Executive Vice President SIA Commercial Mak Swee Wah.
Dalam acara tersebut, delapan koki terkenal dari Panel Kuliner Internasional SIA menyajikan menu-menu baru. Para koki yang hadir antara lain Alfred Portale dari Amerika Serikat, Carlo Cracco (Italia), Sanjeev Kapoor (India), Yushihiro Murata (Jepang), George Blanc (Perancis), dan Matt Moran (Australia).
Untuk menu musiman ini, makanan dibuat dari berbagai jenis sayuran musiman, antara lain jamur morel dan asparagus. Bahan makanan itu diolah dan dikombinasikan dengan ikan atau daging.
Bahan tambahan untuk masakan juga dipilih dengan memperhatikan gaya hidup sehat, misalnya mengganti mentega dengan minyak zaitun. Menurut rencana, menu-menu baru ini akan mulai disajikan kepada penumpang pada September 2019.
Menu sehat
Global Food and Beverage Director SIA Antony McNeil mengatakan, SIA berkomitmen terus memberikan sajian terbaik untuk penumpang. Sebelumnya, SIA bekerja sama dengan COMO Shambhala, konsultan kesehatan di Singapura, merancang menu sehat untuk penumpang.
Selain menyajikan menu diet, maskapai juga menyajikan menu khusus bagi penumpang yang tidak bisa mengonsumsi bahan makanan tertentu, misalnya kacang-kacangan. Selain itu, tersedia juga menu khusus bagi bayi atau anak-anak.
Berbagai inovasi tersebut juga dilakukan untuk menjaga kelestarian alam serta mendukung komunitas petani lokal. SIA telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengumpulkan produk pertanian dari sejumlah negara yang dilayani maskapai.
Makanan untuk penumpang maskapai SIA sendiri dibuat di dapur raksasa bernama SATS Inflight Catering Centre di Singapura. SATS terdapat 60 lokasi berbeda yang tersebar di 13 negara. SATS telah menyajikan untuk sekitar 106 juta penumpang pesawat.
Kompas mendapat kesempatan melihat fasilitas pembuatan makanan tersebut. Ada aturan ketat yang harus ditaati untuk bisa masuk ke dapur tempat penyiapan makanan. Selain meminta identitas tamu, petugas juga memberi daftar pertanyaan yang harus diisi oleh tamu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah mengenai penyakit yang tengah diderita tamu, seperti hepatitis, influenza, dan diare. Tamu juga diminta memakai pakaian khusus dan memasuki pemindai logam.
Proses pembuatan makanan dikerjakan secara teliti dan higienis. Namun, pemeriksaan bahan mentah, penyiapan makanan, hingga penataan makanan masih mengandalkan sentuhan tangan manusia.