Daerah pemilihan Lampung II menjadi magnet politik yang cukup seksi bagi caleg perempuan. Meningkatnya persentase kemenangan perempuan dalam dua pemilu terakhir turut menjadi daya tarik di dapil ini. Meski demikian, medan pertarungan di sini masih relatif sulit bagi caleg perempuan mengingat nama besar sejumlah tokoh laki-laki yang bersaing.
Magnet politik di dapil ini terlihat dari semakin besarnya persentase caleg perempuan yang bertarung. Pada pemilu tahun ini, terdapat 36,5 persen caleg perempuan. Jumlah ini meningkat dibandingkan Pemilu 2009 (34,4 persen) dan Pemilu 2014 (36,2 persen).
Tak hanya itu, aktor politik perempuan dari luar daerah juga mendominasi peta persaingan di dapil Lampung II. Pada pemilu tahun ini, 86 persen caleg perempuan berasal dari luar wilayah pemilihan seperti Jakarta, Bandung, hingga Magelang. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme caleg perempuan dari luar daerah terhadap dapil ini.
Tingginya daya tarik untuk bersaing di dapil ini berbanding lurus dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat setempat terhadap caleg perempuan. Pada Pemilu 2009 dan 2014, dapil ini selalu menduduki peringkat lima besar sebagai wilayah dengan tingkat keterpilihan caleg perempuan tertinggi di Pulau Sumatera. Tingkat keterpilihan bagi caleg perempuan mengalami kenaikan dari 22,2 persen pada Pemilu 2009 menjadi 33,3 persen pada Pemilu 2014 lalu.
Menilik dari sisi profil caleg, terdapat beberapa tokoh perempuan yang turut bersaing di dapil ini. Salah satunya adalah Dwita Ria Gunadi, caleg petahana yang merupakan istri dari pengusaha asal Lampung, Gunadi Ibrahim. Selain itu, juga terdapat nama Wakil Bendahara Umum PAN 2010-2015 Nidalia Djohansyah, yang telah beberapa kali bertarung dalam perebutan kursi DPR RI di dapil ini.
Kualitas caleg perempuan juga terlihat dari latar belakang pendidikan. Sebanyak 56 persen caleg perempuan di dapil ini berpendidikan tinggi. Selain petahana, caleg perempuan juga berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan seperti sektor swasta, dokter, hingga dari kalangan mahasiswa.
Hanya saja, jalan bagi caleg perempuan untuk melenggang ke Senayan pada tahun ini cukup terjal. Pasalnya, terdapat sejumlah tokoh dari caleg laki-laki yang turut bersaing di dapil ini. Tokoh tersebut di antaranya adalah Ketua DPRD Provinsi Lampung 2014-2019 Dedi Afrizal, Bupati Way Kanan 2000-2010 Tamanuri, dan Bupati Lampung Timur 2000-2002 Irfan Nuranda Djafar. Selain itu, juga terdapat nama tenar lainnya seperti vokalis grup band Hijau Daun, Dedi Irawan.
Selain tantangan yang akan dihadapi, caleg perempuan juga memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang berat jika terpilih nantinya. Sebab, Lampung II merupakan dapil dengan kualitas pembangunan manusia terendah di Pulau Sumatera. Hal ini terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di dapil ini pada tahun 2017 lalu sebesar 66,42.
IPM pada dapil ini cukup jauh di bawah rata-rata per dapil secara nasional sebesar 69,8 dan rata-rata di Pulau Sumatera sebesar 69,60. Di tengah meningkatnya kepercayaan masyarakat, mampukah caleg perempuan membawa perubahan di dapil ini? (LITBANG KOMPAS)