Minggu (24/3/2019) di Bundaran Hotel Indonesia, Presiden Joko Widodo meresmikan operasional MRT Jakarta. Akhirnya, setelah menanti lebih dari 30 tahun, Jakarta dan Indonesia mempunyai angkutan perkotaan berbasis rel atau moda raya terpadu (MRT). Pengoperasian MRT sekaligus menandai Indonesia memasuki peradaban baru.
Dalam peresmian tersebut hadir mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso; para menteri Kabinet Kerja, seperti Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, Eko Putro Sandjojo, Rudiantara, dan Budi Karya Sumadi; Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan; juga jajaran direksi, seperti Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar; Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta Tuhiyat; Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim; Direktur Operasional PT MRT Jakarta M Effendi; serta Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis Ghamal Peris.
Hadir pula Wakil Presiden Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) Yashushi Tanaka dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii. Juga ada Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Sebagai tanda peresmian beroperasinya MRT Jakarta, Joko Widodo menekan tombol peresmian bersama Yashushi Tanaka, Anies Baswedan, Sri Mulyani, Prasetio Edi Marsudi, dan William P Sabandar. Sebelumnya, Presiden bersama rombongan menaiki kereta MRT dari Stasiun Istora menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.
Dengan peresmian yang berlangsung saat acara car free day di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, dengan begitu angkutan perkotaan berbasis rel MRT siap melayani warga. Untuk sementara adalah di trek fase 1 koridor selatan-utara dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia sejauh 15,7 km.
Kepada warga DKI Jakarta dan Indonesia, Joko Widodo berpesan untuk bersama-sama menjaga infrastruktur angkutan umum berbasis rel tersebut. Seperti diketahui, infrastruktur MRT fase 1 sepanjang 15,7 km yang dibangun pada 2013 hingga 2019 itu berasal dari dana pinjaman Jepang senilai Rp 16,9 triliun.
Ditambah lagi, moda MRT merupakan moda perkotaan pertama berbasis rel dengan teknologi otomatisasi pertama di Indonesia. Itu sebabnya, tidak hanya perilaku yang harus berubah, tetapi juga budaya bertransportasi.
”Tidak buang sampah sembarangan. Harus antre. Jaga stasiun MRT, juga disiplin waktu,” pesan Joko Widodo.
Seusai peresmian tersebut, warga masih bisa menikmati kereta MRT Jakarta secara gratis, yaitu dari 25 Maret-31 Maret 2019. Caranya, warga bisa membeli kartu atau tiket di stasiun MRT untuk bisa tap in dan tap out, tetapi saldo di kartu belum terpotong.
Operasi secara komersial di mana warga mulai membayar tiket dan saldo terpotong dimulai pada 1 April 2019. Tarif MRT Jakarta diupayakan ditetapkan di DPRD Jakarta awal pekan ini.
Prasetio Edi Marsudi pada acara peresmian MRT menjelaskan, untuk tarif MRT, Dewan segera melakukan pembahasan untuk penetapan tarif awal pekan ini. Pembahasan di Komisi C dan Komisi B sudah selesai dan siap dibawa ke rapat pimpinan gabungan pada Senin (25/3/2019) ini.
”Diskusi atau pembahasan yang muncul tentang tarif MRT adalah antara Rp 10.000 dan Rp 16.000. Itu sudah tarif bersubsidi. Saya rasa masyarakat Jakarta mampu dengan tarif itu,” katanya.
Tarif tersebut sifatnya progresif per kilometer jarak. Dengan beroperasinya MRT fase 1, Prasetio sepakat dengan Pemprov DKI Jakarta bahwa itu menjadi salah satu langkah untuk mengurai atau mengatasi kemacetan di Jakarta.
Anies Baswedan dalam kesempatan tersebut menjelaskan, fase 1 MRT Jakarta sebagai terobosan mengatasi masalah transportasi memiliki 13 stasiun. Tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.
Sebanyak 253.553 orang bekerja sejak groundbreaking pada 2013 sampai dengan hari ini untuk menuntaskan fase 1 tersebut. Adapun untuk operasional, PT MRT Jakarta memiliki 71 masinis dan 350 tenaga kerja operasional.
Seusai peresmian, selama Maret dan April, MRT akan beroperasi dengan delapan rangkaian mulai pukul 05.30 sampai pukul 22.30. Sesudah 1 April, rangkaian akan bertambah menjadi 16 rangkaian kereta. Adapun jam operasional akan ditambah dari pukul 05.00 sampai pukul 00.00 malam.
Sebagai terobosan, saat operasionalisasi komersial, MRT telah terintegrasi dengan Transjakarta. Berikutnya akan tersambung juga dengan kereta commuter line (KRL) dan kereta api. Adapun perkiraan penumpang pada hari awal adalah 65.000 orang, dan secara bertahap ditingkatkan menjadi 130.000 orang per hari.
Fase 2
Selain peresmian fase 1 koridor selatan-utara, pada Minggu pagi yang mendung, Presiden Joko Widodo juga mencanangkan pembangunan fase 2 koridor selatan-utara serta koridor timur-barat, yaitu kelanjutan dari fase 1. Untuk fase 2, jalur MRT akan terentang sejauh 8 km lebih dari Bundaran Hotel Indonesia ke Kota.
William P Sabandar seusai peresmian menjelaskan, untuk fase 2, seperti yang direncanakan, terdiri atas beberapa paket kontrak (CP). Pekerjaan fase 2 MRT Jakarta dibagi dalam tujuh paket kontrak (CP), yaitu CP 200 dan CP 201-CP 206.
CP 200 menjadi pekerjaan awal. ”Kami sudah selesai lelang paket CP200, yaitu pembangunan gardu bawah tanah di Monas. Kami dalam proses pelelangan CP 201, yaitu dari Bundaran HI ke Harmoni. Kemudian kami akan mulai pelelangan-pelelangan selanjutnya. Tahun ini kami mulai proses pembebasan lahan dan penanganan utilitas. Jadi, itu yang kami harapkan,” kata William.
Adapun paket proyek konstruksi nantinya akan digarap konsorsium perusahaan Jepang dengan perusahaan karya nasional. Sistem bagi-bagi pekerjaan tersebut adalah konsekuensi sifat pinjaman JICA, yakni tight loan policy.
Sama seperti fase 1 yang dibangun dengan dana pinjaman dari Jepang, untuk fase 2 ini pun dibangun dengan dana pinjaman dari Jepang. Nilai konstruksi fase 2 mencapai Rp 22,5 triliun.
Seperti diberitakan, untuk fase 2 ini MRT Jakarta melalui Kementerian Keuangan dan Bappenas mengajukan pinjaman Rp 22,5 triliun dan untuk pembiayaan pekerjaan tambahan atau variation order fase I senilai Rp 2,6 triliun. Dengan demikian, total pinjaman yang diajukan adalah Rp 25,6 triliun atau setara 217 miliar yen Jepang.
Pada Oktober 2018, pinjaman itu cair sebagian, yaitu senilai 70,2 miliar yen atau sekitar Rp 9 triliun (kurs disesuaikan).
Dana itu sudah dihibahkan langsung oleh Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti kepada Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta, pada Februari lalu. Dana yang cair itu akan dipakai untuk pembangunan awal fase 2 dan penuntasan fase 1.
Sesuai dengan studi kelayakan (feasibility study), fase 2 MRT Jakarta akan terdiri atas delapan stasiun dengan konstruksi semua ada di bawah tanah. Dengan pencanangan oleh Presiden Joko Widodo, pembangunan fase 2 bisa dimulai.