Daerah Pemilihan Jawa Tengah V merupakan lumbung suara bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Daerah ini juga menjadi jantung basis PDI-P di Jawa Tengah. Bukan hanya bagi partai politik, calon anggota legislatif dari partai berlambang banteng ini juga sukses mendominasi raihan kursi pada dua pemilu sebelumnya. Bagaimana peluang caleg dari partai lainnya untuk mendulang suara di dapil ini dalam pemilu kali ini?
Pada Pemilu 2014, PDI-P sukses memenangi pertarungan di dapil ini dengan raihan 861.673 suara. Raihan suara ini naik hingga 73,7 persen dibandingkan dengan pemilu sebelumnya sebesar 496.176 suara. Dapil ini menjadi salah satu penyumbang suara terbesar bagi PDI-P di antara dapil lainnya.
Menilik peta penguasaan suara, PDI-P meraih kemenangan pada semua kabupaten/kota di dapil ini. Bahkan, PDI-P berhasil memperoleh lebih dari separuh suara (58,3 persen) di Kota Surakarta.
Dominasi itu berdampak terhadap penguasaan kursi DPR. Dari delapan kursi yang diperebutkan, tiga di antaranya dikuasai PDI-P pada Pemilu 2014. Hal itu mengulang perolehan kursi yang sama pada Pemilu 2009 di dapil ini.
Dominasi PDI-P bisa saja kembali terulang pada pemilu tahun ini. Kemungkinan ini diperkuat dua faktor. Pertama, terkait dengan loyalitas pemilih. Apabila melihat hasil pemilu sejak 2004, PDI-P selalu berhasil menjadi pemenang di dapil ini. Hal itu mengindikasikan tingginya loyalitas pemilih terhadap partai tersebut.
Kedua, kehadiran politisi ternama yang kembali bersaing di dapil ini. Salah satunya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Periode 2014-2019 Puan Maharani. Selain itu, juga terdapat tiga petahana yang kembali bertarung, yaitu Aria Bima, Rahmad Handoyo, dan Alfia Reziani.
Nama-nama caleg PDI-P itu bukanlah aktor politik baru. Aria Bima, misalnya, telah terpilih menjadi anggota DPR dari dapil ini secara berturut-turut sejak Pemilu 2004. Sementara Puan Maharani berhasil terpilih pada Pemilu 2009 dan 2014. Hanya saja, Puan ditunjuk sebagai menteri dalam Kabinet Kerja sehingga posisinya digantikan Alfia Reziani.
Meski baru menjabat sejak 2014 sebagai pengganti antarwaktu, Alfia bukanlah tokoh baru di dapil ini. Ia telah mencalonkan diri sejak Pemilu 2009, tetapi belum berhasil menembus Senayan. Hanya Rahmad Handoyo yang pertama kali mencalonkan diri di dapil ini pada Pemilu 2014. Hal itu menunjukkan dominasi tokoh-tokoh lama dari PDI-P.
Dengan kondisi itu, pertarungan di Dapil Jawa Tengah V akan relatif berat, baik bagi caleg baru PDI-P maupun caleg dari partai lainnya. Dari PDI-P terdapat empat caleg wajah baru. Caleg wajah baru ini berasal dari kalangan swasta hingga mahasiswa.
Pada satu sisi, caleg baru ini memperoleh keuntungan dari tingginya loyalitas pemilih terhadap PDI-P di dapil ini. Hanya saja, jalan terjal harus dilalui karena keempat caleg baru ini harus bersaing dengan nama-nama besar lainnya dalam partai yang sama.
Bagi caleg dari partai lain, perjuangan berat juga harus dihadapi mengingat setiap partai selain PDI-P hanya mampu meraih satu kursi pada Pemilu 2009 dan 2014. Bukan hanya itu, semua caleg petahana juga kembali maju di dapil ini sehingga menambah ketatnya persaingan.
Meski demikian, peluang untuk meraih kursi masih terbuka lebar, termasuk bagi caleg baru. Pasalnya, jika melihat raihan kursi dalam dua pemilu sebelumnya, masih terdapat lima kursi yang dapat diperebutkan caleg dari partai lainnya.
Secara keseluruhan, terdapat 84,5 persen caleg baru di dapil ini. Beberapa di antaranya telah memiliki modal popularitas, seperti aktris Miranda Vera Yuliantie dan aktor Bertrand Antolin. Menarik untuk ditunggu, akankah caleg baru mampu mengubah peta penguasaan suara partai di dapil ini? (LITBANG KOMPAS)