Meski Tren Berlibur Meningkat, Pemilih Tetap Menggunakan Hak Suara
Oleh
Sharon Patricia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren pemesanan tiket pada 17 April 2019 cenderung meningkat. Meski demikian, tidak dapat langsung disimpulkan bahwa hal itu berpotensi mengurangi daftar pemilih.
”Kami melihat ada peningkatan sebesar double digit dalam pemesanan tiket pesawat, hotel, ataupun kereta untuk keberangkatan periode 14-20 April 2019 dibandingkan minggu sebelumnya. Faktor libur panjang menjadi salah satu alasannya,” ujar Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza saat dihubungi Kompas, Senin (15/4/2019).
Menurut Busyra, ada beberapa kota yang menjadi destinasi terpopuler selama periode tersebut, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung. Sebab, destinasi tersebut paling mudah dijangkau serta memiliki banyak atraksi menarik untuk libur panjang ini.
Hal ini sejalan dengan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 28 Maret 2019. Data menunjukkan, ada sekitar 7 persen dari 1.960 responden yang berniat berlibur pada hari pemungutan suara Pemilu 2019. Hal ini karena hari pencoblosan hanya berselang dua hari dengan hari libur nasional Jumat Agung, 19 April 2019.
Ada sekitar 7 persen dari 1.960 responden yang berniat berlibur pada hari pemungutan suara Pemilu 2019.
Meski ada kecenderungan berlibur, pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, menilai, belum tentu semua yang berlibur itu memilih untuk menjadi golput.
”Bisa saja mereka yang berlibur itu untuk pulang ke tempat tinggalnya dan memilih. Ada juga kemungkinan mereka memilih pada pagi hari dan setelah itu baru berlibur,” ucap Airlangga.
Lebih lanjut, ia menilai, pilihan politik kita pada 17 April 2019 merupakan tindakan politik penting untuk masa depan Indonesia. Pilihan kita akan menentukan bagaimana pemerintah meneruskan program yang telah dilakukan pemerintah selama ini dan mengoreksi yang belum diselesaikan terkait agenda reformasi.
Pilihan politik kita pada 17 April 2019 merupakan tindakan politik penting untuk masa depan Indonesia.
Semangat memilih datang dari Dionisia Gusda Primadita Putri (24). Sebagai karyawan swasta yang bekerja di Jakarta, ia memilih untuk pulang ke Yogyakarta demi memilih sekaligus merayakan Paskah.
Ada juga Anggi Novia Regina (25). Meski telah merencanakan untuk berlibur, ia memastikan untuk tetap menggunakan hak suaranya. ”Nyoblos itu harus. Jadi, habis nyoblos, saya rencana berlibur ke Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, karena mumpung libur panjang,” ujarnya.
Menurut dia, satu suara akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil politik ke depan. Anggi menyatakan, sebagai salah satu warga negara Indonesia, menyuarakan suara adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.
Tak hanya visi-misi
Dalam menentukan pilihan, Airlangga pun mengimbau pemilih tidak hanya melihat rekam jejak dan visi-misi pasangan capres-cawapres. Namun, pemilih juga harus mempertimbangkan sejumlah partai politik yang berafiliasi di setiap pasangan.
”Kita harus mengetahui siapa partai politik yang ada di belakang setiap pasangan capres-cawapres. Sebab, keputusan presiden sebagai lembaga eksekutif pasti akan melalui pertarungan politik yang menjadi pertimbangan bagi presiden,” tutur Airlangga.