LONDON, JUMAT – Semi final Liga Champions 2018/2019 menghadirkan wajah berbeda. Sejumlah tim unggulan dan langganan juara Liga Champions gagal melenggang ke babak empat besar, seperti juara bertahan Real Madrid, raksasa Italia Juventus, dan penguasa Jerman Bayern Munchen.
Sebaliknya, dua tim tak diunggulkan justru berhasil menancapkan taringnya di babak tersebut, yakni tim kejutan asal Inggris Tottenham Hotspur dan raksasa Belanda Ajax Amsterdam. Sebagai tim yang belum pernah meraih trofi ”Si Kuping Lebar”, Tottenham berpeluang terus membuat kejutan dengan menjadi juara baru di kompetisi elite benua Eropa tersebut.
Pada semifinal ini, Spurs bertemu Ajax pada laga pertama di London, Rabu (1/5/2019) dan laga kedua di Amsterdam, Kamis (9/5/2019). Sedangkan Barcelona menghadapi Liverpool pada laga pertama di Barcelona, Kamis (2/5/2019) dan laga kedua di Liverpool, Rabu (8/5/2019).
Dari empat tim itu, hanya Spurs yang belum pernah menjuarai Liga Champions. Adapun Ajax empat kali juara, Barcelona dan Liverpool masing-masing lima kali juara. Prestasi tertinggi Spurs itu di Liga Champions adalah mencapai semifinal pada musim 1961/1962.
Namun, hanya karena belum ada koleksi gelar, Spurs tidak boleh dianggap remeh. Sebab, mereka punya potensi untuk menumbangkan para tim unggulan dan telah menunjukkan permainan yang meyakinkan sepanjang musim ini.
Sebagai catatan, Spurs tidak melakukan pembelian pemain baru sebagai konsekuensi pembangunan stadion baru, yakni Stadion Tottenham Hotspur yang baru diresmikan pada 3 April lalu. Tapi, skuad asuhan Mauricio Pochettino itu tetap menunjukkan permainan menjanjikan.
Paling tidak, setelah lolos ke babak gugur sebagai runner-up grup B, Spurs tampil semakin solid. Mereka mampu menang agregat gol 4-0 atas juara grup A Borussia Dortmund di babak 16 besar. Di babak perempat final, secara mengejutkan mereka menyingkirkan tim senegara yang penuh ambisi juara Manchester City dg agregat gol 4-4.
Berkat penampilan tersebut, tak sedikit yang menjagokan Son Heung-min dan kawan-kawan bisa melaju hingga final, bahkan keluar sebagai juara baru. ”Ini adalah hasil yang luar biasa yang dibuat Spurs sejauh ini. Ajax memang tim kuat. Tapi, jika bisa bermain sekuat tenaga seperti saat menghadapi City, Tottenham bisa lolos ke final,” ujar Paul Merson, legenda sepak bola Inggris dan Arsenal dikutip Metro, Kamis (18/4).
Tim muda menjanjikan
Kendati demikian, Tottenham jangan cepat jemawa. Sebab, Ajax dihuni oleh para pemain muda potensial yang sedang berada di puncak permainan, seperti bek sekaligus kapten Matthijs de Light (19 tahun), gelandang Frenkie de Jong (21 tahun), pemain sayap Hakim Ziyech (23 tahun), dan penyerang Kasper Dolberg (21 tahun).
Praktis tidak ada pemain yang dianggap bintang di klub asal Ibukota Belanda itu. Namun, justru faktor tersebut membuat tim ini tampil penuh kekompakan nan solid. Terbukti, sejumlah klub raksasa berhasil mereka tumbangkan di musim ini.
Di babak 16 besar, rombongan anak muda Ajax menaklukan klub penuh bintang Real Madrid dengan agregat 5-3. Selanjutnya, mereka menyingkirkan salah satu kandidat juara Juventus dengan agregat 3-2. Tentu itu bukan kebetulan belaka.
Selain tampil kolektif, keunggulan utama tim muda Ajax adalah skill individu, penuh tenaga, dan cepat. Tak pelak, legenda Ajax dan timnas Belanda Rafael van der Vaart punya keyakinan mantan timnya itu bisa melaju ke final.
”Ajax menggabungkan permainan secara tim yang cerdas dan juga kekuatan fisik setiap pemain yang mengagumkan. Saya yakin mereka bisa ke final dengan permainan seperti itu,” kata Van Der Vaart dikutip BBC.
Tidak anggap remeh
Melihat hasil sejauh ini, mega bintang Barcelona Lionel Messi pun tidak mau menganggap remeh lawan yang ada walau timnya sangat diunggulkan. Selama kejuaraan, Barcelona memang tidak menemukan hambatan berarti. Setelah juara grup B, mereka dengan mulus menaklukan Lyon dengan agregat 5-1 di 16 besar dan menghancurkan Manchester United dengan agregat 4-0 di perempat final.
Tapi, bagi Messi, setiap klub yang masuk babak gugur, punya peluang yang sama besar. ”Juventus tersingkir adalah bukti bahwa Liga Champions tidak dapat diprediksi. Setiap klub yang sampai fase ini, punya peluang yang sama untuk mencapai puncak,” tutur Messi dikutip Daily Star.
Pantaslah Barcelona tidak menganggap remeh lawan. Sebab, Liverpool yang akan dihadapi pun salah satu kandidat juara. Klub berjuluk ”Si Merah” itu punya ambisi besar juara setelah musim lalu kalah menyakitkan 1-3 dari Real Madrid di final.
Apalagi, secara tim, Liverpool jauh lebih baik pada musim ini. Trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino kian menemukan keselarasan. Sedangkan titik lemah mereka musim lalu berhasil ditutupi oleh sejumlah wajah baru, seperti bek Joel Matip yang baru pulih dari cedera dan kiper Alisson Becker yang baru bergabung awal musim ini.
Penampilan Liverpool juga sangat menjanjikan musim ini. Setelah runner-up grup C, mereka melewati hadangan Bayern Muenchen dengan agregat gol 3-1 di babak 16 besar dan menyingkirkan tim kejutan FC Porto dengan agregat gol 6-1 di perempat final.
”Liverpool diuntungkan dengan laga tandang pada laga pertama. Dengan begitu, mereka ada kesempatan mengevaluasi pertandingan. Lagi pula, melihat pertandingan Barcelona melawan Manchester United, ada celah di pertahanan Barca yang bisa dieksplorasi para penyerang Liverpool yang punya kecepatan. Dari itu, saya pikir Liverpool punya peluang besar untuk ke final,” imbuh Michael Owen, legenda Liverpool dan timnas Inggris dikutip 90min.