JAKARTA, KOMPAS – Tim menembak Indonesia bersiap untuk mengikuti Piala Dunia Menembak ISSF seri Beijing, China, pada 21-29 April 2019. Ajang itu menjadi batu loncatan penembak Indonesia untuk merebut kuota ke Olimpiade Tokyo 2020. Sejauh ini, ada delapan atlet menembak Indonesia yang memenuhi skor minimum kualifikasi Olimpiade 2020.
”Sekarang, mereka hanya butuh mengejar kuota ke Olimpiade. Syaratnya, mereka harus masuk sejumlah batasan peringkat dunia di sejumlah kejuaraan yang diakui ISSF, antara lain Piala Dunia di Beijing ini,” ujar Ketua Umum PB Perbakin Joni Supriyanto di Jakarta, Jumat (19/4/2019).
PB Perbakin akan mengirim 12 penembak ke seri Piala Dunia tersebut. Para penembak itu akan mengikuti delapan nomor pertandingan, yakni air pistol 10 meter putra/putri, air pistol 10 meter campuran, air rifle 10 meter putra/putri, air rifle 10 meter campuran, rapid fire pistol 25 meter putra, dan sport pistol 25 meter putri.
Para penembak itu adalah bagian dari peserta pelatnas PB Perbakin tahun ini. Secara skor mereka yang tertinggi, sehingga 12 penembak itu pun diberikan kesempatan untuk ikut sejumlah kejuaraan internasional, seperti Piala Dunia di Beijing. Sedangkan 62 atlet lain tersebar di sejumlah daerah atau pelatnas desentralisasi. ”Mereka diperoleh dari hasil seleksi nasional di Kejuaraan Piala Pangdam Jaya pada awal tahun ini,” kata Joni.
Selain Kejuaraan Dunia di Beijing, Joni menyampaikan, PB Perbakin sudah mengagendakan ikut sejumlah kejuaraan lain, seperti Kejuaraan Asia Menembak di Doha, Qatar pada November. ”Kami menargetkan untuk meloloskan penembak sebanyak-banyaknya ke Olimpiade nanti, terutama dari nomor andalan Indonesia, yakni air rifle 10 meter putra dan rapid fire 25 meter putra,” tuturnya.
Ketua Komisi Pembinaan Prestasi PB Perbakin Sarozawato Zai menuturkan, selain mempersiapkan tim untuk lolos Olimpiade, pihaknya juga mempersiapkan tim untuk tampil di SEA Games 2019 Filipina. Tim harus dibagi dua antara tim yang fokus ke Olimpiade dan SEA Games. Sebab, banyak perbedaan nomor pertandingan antara dua ajang itu, terutama SEA Games yang banyak tidak mempertandingkan nomor Olimpiade.
Atas dasar itu, tim SEA Games nanti ada agenda uji coba kejuaraan sendiri, antara lain Kejuaraan Asia Tenggara Menembak di Jakarta pada Agustus dan Thailand Terbuka pada September. ”Kami menargetkan meraih sedikitnya tiga emas dari nomor apa pun di SEA Games nanti,” ujarnya.
Penembak nomor rapid fire 25 meter Anang Yulianto mengutarakan, dirinya sudah menembus skor minimum kualifikasi Olimpiade sejak Asian Games 2018. Saat itu, ia meraih skor 579, sedangkan skor minimum kualifikasi Olimpiade adalah 574. ”Saya akan berusaha seoptimalnya untuk lolos Olimpiade walaupun berat karena para penempak terbaik dunia ada di Asia, seperti dari China, Jepang, Korea, dan India,” kata anggota Brimob Kepala Dua, Jakarta tersebut.
Anang mengungkapkan, sebenarnya, persiapan dirinya ke Piala Dunia di Beijing cenderung kurang optimal. Sebab, dari awal tahun hingga awal April, ia hanya berlatih kering atau latihan teknik tanpa peluru. Sebab, peluru baru tersedia awal April setelah anggaran pelatnas cair. ”Di sisi lain, saya juga baru dapat izin berlatih dengan tim pelatnas awal April ini,” tutur polisi yang mengawali karier menembaknya sejak 2009 itu.
Joni menambahkan, dirinya akan berusaha keras membantu pembiayaan pembinaan menembak nasional. Bagi ia, menembak adalah olahraga yang amat penting. ”Indonesia harus serius mengembangkan olahraga menembak. Sebab, olahraga ini adalah lumbung medali di ajang multi cabang selain akuatik, atletik, dan senam. Kalau kuat di cabang ini, tentu ini akan sangat membantu secara signifikan peringkat Indonesia di ajang multi cabang,” pungkas Pangdam Jaya tersebut.