Forum Sabuk dan Jalan Dibuka, Xi Janjikan Proyek Berkelanjutan
Oleh
ANITA YOSSIHARA, DARI BEIJING, CHINA
·3 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Konferensi Tingkat Tinggi Ke-2 Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) di Beijing, China, resmi dibuka Presiden China Xi Jinping pada Jumat (26/4/2019) pagi. Xi menegaskan, Prakarsa Sabuk dan Jalan harus dijalankan dengan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ia juga menjanjikan untuk mendukung standar tinggi dalam keuangan untuk mendanai inisiatif pembangunan infrastruktur di tengah banyak keluhan bahwa program-program senilai miliaran dollar AS meninggalkan jerat utang sangat besar di negara-negara berkembang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir dalam forum itu bersama dengan 39 pemimpin negara lainnya. Kalla memasuki ruangan pembukaan KTT Ke-2 BRI di China National Convention Center, Beijing, sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Pembukaan diawali dengan pidato Presiden China Xi Jinping, inisiator BRI.
Presiden Xi menyampaikan bahwa pembangunan sabuk dan jalan bertujuan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dunia. BRI diprakarsai untuk mendorong peningkatan perdagangan dan investasi internasional, mengoptimalkan tata kelola ekonomi global, serta yang terpenting adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh negara.
Melalui BRI, China ingin membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. ”BRI difokuskan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama ekonomi guna mencapai kemajuan bersama,” tutur Xi.
Selain itu, melalui BRI, China akan terus mempromosikan serta membangun proyek ilmu pengetahuan dan teknologi. Xi menuturkan, proyek ilmu pengetahuan dan teknologi diimplementasikan dengan melaksanakan program pertukaran pelatihan dan penelitian bersama selama lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, Xi juga menyampaikan komitmen untuk menjalankan ekonomi inklusif, salah satunya dengan menerapkan perdagangan bebas. ”China akan melakukan negosiasi untuk bisa menghasilkan perjanjian perdagangan bebas standar tinggi dengan banyak negara,” katanya.
Untuk mendorong keterbukaan dalam perdagangan antarnegara dan global, China berkomitmen menurunkan tarif. Bahkan, China juga siap menghilangkan hambatan nontarif dalam perdagangan. China akan membuka pasar China seluas-luasnya bagi seluruh negara di dunia.
Rencana Xi membangun kembali Jalur Sutra lama sebagai penghubung antara China dan Asia, Eropa, serta Afrika, dan sekitarnya diwarnai kontroversi. Beberapa negara mitra mengeluhkan tingginya harga proyek infrastruktur. China belum mengungkapkan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk mendanai keseluruhan proyek BRI saat ini. Beberapa perkiraan independen menyebut biayanya bisa mencapai beberapa triliun dollar AS.
Beijing beberapa kali menyatakan mereka tidak berusaha menjebak pihak mana pun dengan utang. Kerja sama dalam BRI hanya dilakukan dengan tujuan yang bagus. Tidak seperti pada KTT pertama tahun 2017 saat XI menyampaikan rencana bank-bank China meminjamkan 380 miliar yuan atau 56,43 miliar dollar AS. Namun, Xi masih akan menyampaikan pidato lagi, Sabtu besok.
Tawarkan 30 proyek
Sebelumnya, Wapres Kalla mengatakan, Indonesia menyiapkan program yang akan ditawarkan untuk kerja sama dalam rangka BRI. ”Ada sekitar 30 proyek yang bisa dikerjasamakan. Tetapi, kami tekankan bahwa ini inisiatif bersama, bukan inisiatif tunggal China,” katanya.
Forum BRI dijadwalkan berlangsung selama dua hari hingga Sabtu (27/4/2019). Pertemuan dirancang untuk menghasilkan komunike bersama negara-negara yang terlibat dalam BRI. Di antara pemimpin lain yang hadir adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Myanmar Aung San Suu Kyi, Perdana Menteri Etiopia Adiy Ahmed, PM Malaysia Mahathir Mohamad, PM Pakistan Imran Khan, PM Italia Giuseppe Conte, dan lain-lain.
Negara-negara utama Uni Eropa, seperti Jerman dan Perancis, mengirimkan pejabat level menteri. Adapun AS, yang pada KTT I diwakili pejabat senior Gedung Putih, kali ini tidak mengirimkan satu pun pejabat perwakilan.
Sejak Xi meluncurkan BRI tahun 2013, China telah menginvestasikan 90 miliar dollar AS dalam berbagai proyek. Pejabat China menyebutkan, bank-bank China menyuplai dana pinjaman lebih dari 300 miliar dollar. Sekitar seperempat dari 115 pemerintahan yang telah menandatangani kesepakatan BRI kini memiliki utang luar negeri hingga setidaknya 75 persen dari pengeluaran ekonomi tahunan mereka.