Pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum memberikan sentimen positif pergerakan indeks bursa saham domestik. Sentimen ini membuat indeks saham di Indonesia menguat di saat laju indeks bursa global tertahan di zona merah.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum memberikan sentimen positif pergerakan indeks bursa saham domestik. Sentimen ini membuat indeks saham di Indonesia menguat pada saat laju indeks bursa global tertahan di zona merah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi nasional hasil Pemilu 2019 pada Selasa (21/5/2019) pukul 01.46. KPU menetapkan pasangan Jokowi-Amin meraih suara terbanyak dengan total suara 85.607.362 suara atau 55,50 persen. Adapun Prabowo-Sandi meraup 68.650.239 suara atau 44,50 persen.
Pelaku pasar menyambut baik hasil ini, tecermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka pada level 5.925,41. Pada hari sebelumnya, IHSG ditutup di level 5.907,12. Sepanjang hari hingga pukul 14.00, IHSG bergerak di rentang level 5.925,41 hingga 5.996,54.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pergerakan positif IHSG ini menjadi anomali di tengah buruknya kinerja bursa global. Sentimen internal dinilai menjadi penyangga utama dan sumber energi IHSG untuk bertahan di zona hijau.
”Penguatan IHSG lebih disebabkan pengumuman pemilu yang sesuai ekspektasi pasar. Pasar juga belum melihat ada respons yang terlalu negatif dari pihak oposisi. Ini jadi suatu hal positif,” ujar Hans.
Hans menuturkan, sentimen negatif sesungguhnya sedang melingkupi pergerakan bursa global setelah perusahaan produsen telepon seluler asal China, Huawei, masuk ke dalam daftar hitam perdagangan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Imbas dari kebijakan Pemerintah AS, perusahaan-perusahaan teknologi AS dan Eropa memutuskan kerja sama dengan Huawei. Hal ini, lanjut Hans, membuat nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi anjlok dan membebani pergerakan indeks bursa global.
”Anomali penguatan IHSG di tengah pergerakan negatif indeks bursa global juga disebabkan pergerakan indeks sudah memasuki wilayah oversold (jenuh jual) setelah pelemahan dalam sepekan terakhir,” ujar Hans.
Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah akibat tekanan kekhawatiran imbas perang dagang antara AS dan China berdampak pada pelambatan perdagangan global serta memperlebar defisit neraca perdagangan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi dalam beberapa hari perdagangan ke depan, secara temporer IHSG masih akan melanjutkan penguatan di tengah koreksi terhadap indeks bursa Asia.
”Sentimen global masih akan menghambat pergerakan pasar regional Asia, tetapi untuk pasar Indonesia kemungkinan akan berlanjut naik terbawa sentimen positif pengumuman KPU terhadap hasil pilpres,” ujar Lana dalam risetnya.
Bursa saham regional Asia pagi ini mayoritas indeks mengalami pelemahan, di antaranya indeks Nikkei di Jepang melemah 83,11 poin (0,39 persen) ke level 21.218,62. Sementara indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 19,28 poin (0,07 persen) ke 27.768,33. Adapun indeks Straits Times Singapura melemah 13,03 poin (0,41 persen) ke posisi 3.192,43.
Namun, Lana tetap mengingatkan bahwa keberlanjutan penguatan IHSG pada hari perdagangan selanjutnya bergantung pada situasi keamanan yang kondusif pasca-pengumuman hasil rekapitulasi nasional oleh KPU.