Tanpa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia masih sulit mengandalkan ganda campuran lain untuk menyumbangkan poin dalam kejuaraan Piala Sudirman. Dari dua pertandingan yang telah dijalani di Nanning, China, nomor tersebut belum meraih kemenangan.
Oleh
Yulia Sapthiani/Agung Setyahadi
·2 menit baca
Laporan Agung Setyahadidari Nanning, China
NANNING, KOMPAS — Tanpa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia masih sulit mengandalkan ganda campuran lain untuk menyumbangkan poin dalam kejuaraan Piala Sudirman. Dari dua pertandingan yang telah dijalani di Nanning, China, nomor tersebut belum meraih kemenangan.
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, yang tampil pada pertandingan pertama Indonesia melawan Denmark di laga terakhir Grup 1B, Rabu (22/5/2019), gagal menyumbangkan angka. Pada pertandingan di Guangxi Sports Center Stadium, mereka dikalahkan Mathias Christiansen/Sara Thyegesen, 17-21, 11-21.
Hafiz/Gloria baru pertama kali diturunkan karena Indonesia mengandalkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti ketika berhadapan dengan Inggris, Minggu. Mereka kalah dari Chris/Gabrielle Adcock, juga dalam dua gim, 17-21, 18-21. Ganda campuran menjadi satu-satunya nomor yang gagal menyumbangkan angka ketika melawan Inggris.
Perubahan dilakukan karena Hafiz/Gloria sebenarnya memiliki rekor pertemuan baik dengan pasangan Denmark. Mereka belum pernah berhadapan dengan Christiansen/Thygesen, tetapi berpengalaman mengalahkan Christiansen saat berpasangan dengan Christinna Pedersen yang saat ini telah pensiun. Hafiz/Gloria unggul 2-0 atas Christiansen/Pedersen.
Thygesen sebenarnya berpasangan dengan Niclas Nohr dan berperingkat ke-43 dunia. Namun, Denmark memilih memasangkan Thygesen dengan Christiansen yang lebih berpengalaman tampil dalam kejuaraan besar.
Hafiz/Gloria memulai penampilan dengan baik. Mereka unggul sejak awal hingga skor 11-7 menjelang jeda gim pertama. Namun, pasangan Jerman mempercepat tempo permainan dan terus menekan ganda Indonesia peringkat keenam dunia itu.
Karena tak memiliki olah kaki yang cepat dan juga akurasi pukulan yang buruk, kesalahan demi kesalahan dilakukan Hafiz/Gloria, terutama menjelang akhir gim pertama. Sejak 16-16 hingga 17-21, empat poin lawan didapat melalui kesalahan Hafiz/Gloria.
Mereka makin kesulitan pada gim kedua, apalagi ketika lawan selalu mengarahkan pukulan ke posisi sulit dengan cepat.
”Saya kurang puas dengan penampilan saya. Biasanya saya dapat poin dari servis, tetapi kali ini servis saya tidak seperti biasanya. Saya juga banyak melakukan kesalahan,” kata Gloria.
Hafiz mengatakan, meski ada tekanan untuk menyumbang poin, dia tidak terlalu memikirkan hal itu. ”Saya hanya berpikir senangkan diri saja mendengar dukungan dari penonton karena itu membuat saya semangat. Tekanan ada, tetapi tidak terlalu saya pikirkan. Saya semangat ingin menyumbang poin, tetapi keadaannya berbalik di lapangan,” ujar Hafiz.