FRANSISKUS WISNU W DHANY/STEFANUS ATO/Benediktus Krisna Yogatama/Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
Setelah hampir 15 jam situasi mencekam di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta, perjuangan aparat gabungan Polri dan TNI untuk memulihkan kondisi akhirnya berhasil. Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 17.00, salah satu ruas jalan utama di Jakarta Barat itu kembali bisa dilalui kendaraan bermotor.
Upaya menjaga keamanan itu dimulai saat sebagian besar masyarakat Jakarta terlelap, Selasa jelang tengah malam.
Bentrokan awalnya terjadi di depan Gedung Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, bentrokan bermula dari munculnya kelompok massa tak dikenal di seputar Gedung Bawaslu, Selasa sekitar pukul 23.00. Mereka memaksa masuk Gedung Bawaslu dengan merusak pagar kawat duri yang dipasang polisi. Polisi yang berjaga di Bawaslu berulang kali mengimbau massa untuk membubarkan diri. Imbauan ini diabaikan.
Polisi menghalau massa dari depan Bawaslu. Massa diurai ke arah Tanah Abang dan Sarinah. Kemudian, polisi bersiaga di seputar Bawaslu, tepatnya di perempatan Jalan MH Thamrin.
Massa yang telah diurai tak membubarkan diri. Mereka justru meneriaki polisi dan tetap bertahan di samping Bawaslu, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim ke arah Tanah Abang.
Komandan lapangan terus memersuasi massa agar bubar sebab telah mengganggu ketertiban umum. Apa daya, massa tak peduli dengan imbauan ini.
Polisi lantas memukul mundur massa. Sebagian bergerak ke Jalan KS Tubun. Sekitar pukul 02.00, bentrokan pun pecah di Jalan KS Tubun. Sebelas mobil hangus terbakar di Asrama Brimob, Slipi. Hingga matahari terbit, Polri dibantu TNI masih berjibaku mengendalikan massa.
Jalan KS Tubun pukul 07.00 penuh batu dan pecahan kaca. Puluhan mobil yang diparkir di sepanjang jalan rusak berat. Gerobak-gerobak milik pedagang kaki lima di tepi jalan tak luput dari amukan massa.
Berjarak 1 kilometer dari Asrama Brimob, kelompok orang bertahan di persimpangan jalan, dekat Museum Tekstil. Seakan tak menghiraukan gas air mata dari polisi, mereka terus melempar batu, bom molotov, dan petasan ke polisi.
Untuk menghalau massa, polisi menembakkan gas air mata dan menangkap sejumlah pelaku yang terlibat bentrokan. Mereka yang dibekuk rata-rata masih remaja. Dari mulut mereka, tercium aroma alkohol.
Rabu malam, Argo menyebutkan, 257 tersangka ditangkap di sejumlah lokasi bentrokan.
Barang bukti kerusuhan di gedung Bawaslu, Petamburan, dan Gambir disita aparat Polda Metro Jaya, Rabu (22/5/2019).
Menurut Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi, sejumlah pelaku yang ditangkap berasal dari Banten, Tasikmalaya, dan Nusa Tenggara Timur. Massa diduga merencanakan kericuhan ini.
”Alat kejahatan yang sudah dipersiapkan berupa busur, kemudian bahan bakar untuk sengaja membakar (obyek yang disasar),” katanya.
Meski sejumlah pelaku terus ditangkap, aksi massa tak surut. Mereka terus melontarkan teriakan bernada provokatif dan cacian kepada polisi. Kesabaran polisi terus diuji.
Menjelang pukul 17.00 atau sekitar 15 jam sejak bentrokan, situasi berangsur pulih. Kendaraan bermotor dibolehkan kembali melintas. Masyarakat yang biasa melintasi jalan itu jelas terbantu. Mereka tak harus memutar jauh untuk beraktivitas. Kondisi kondusif pun diharapkan tetap terjaga.
Rabu malam, massa kembali memadati Jalan Wahid Hasyim. Mereka kembali bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Bawaslu. Massa membakar ban bekas. Di Slipi, polisi dan TNI masih berjaga mengantisipasi kerumunan perusuh. Rabu malam bisa jadi malam panjang lagi bagi para penjaga keamanan Ibu Kota.