Anthony Sinisuka Ginting menampilkan permainan terbaiknya di Nanning, China, saat berhadapan dengan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, pada laga ketiga semifinal kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman, Sabtu (25/5/2019). Namun, penampilan itu belum cukup mengantarkannya pada kemenangan. Indonesia pun tertinggal, 1-2, dari Jepang.
Oleh
Yulia Sapthiani/Agung Setyahadi
·3 menit baca
Laporan Agung Setyahadidari Nanning, China
NANNING, KOMPAS — Anthony Sinisuka Ginting menampilkan permainan terbaiknya di Nanning, China, saat berhadapan dengan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, pada laga ketiga semifinal kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman, Sabtu (25/5/2019). Namun, penampilan itu belum cukup mengantarkannya pada kemenangan. Indonesia pun tertinggal, 1-2, dari Jepang.
Seperti pada sebagian besar dari 10 pertemuan sebelumnya, pertemuan Anthony dan Momota diwarnai adu reli dengan pukulan-pukulan memukau. Meski hanya berlangsung dua gim dan Anthony kalah, 17-21, 19-21, perebutan setiap poin berlangsung ketat.
Momota sering mencari poin dengan memaksa terjadinya reli panjang hingga 40-an pukulan, lalu menanti terbukanya kesempatan untuk menyerang. Tak selalu melalui smes, tetapi juga drive ke arah lapangan kosong.
Adapun Anthony mengandalkan smes yang dimulai dari permainan net yang tipis, hingga memaksa Momota untuk mengembalikannya dengan tinggi.
Namun, tunggal putra Indonesia peringkat ketujuh dunia itu masih sering kehilangan konsentrasi hingga melakukan kesalahan yang mempermudah lawan meraih poin. Padahal, melawan Momota yang sangat jarang melakukan kesalahan, Anthony tak boleh lengah sedikit pun.
Saat 17-19 pada gim pertama, misalnya, servisnya tak melewati net hingga Momota mendapat game point. Adapun pada gim kedua, dia melakukan dua kesalahan beruntun ketika akan memukul kok yang berada di atas net dengan pelan. Kedua pukulan, dengan hanya menyentuhkan raket pada kok itu, tak bisa melewati net.
”Itu jadi pelajaran bagi saya. Pada saat mendapat kesempatan menyerang, malah mati. Padahal, bola enggak seharusnya mati,” kata Anthony.
Anthony juga selalu tertinggal pada setiap awal gim. Pada gim pertama, dia tertinggal hingga 0-5 sebelum akhirnya meraih poin pertama melalui kesalahan pada permainan net. Adapun pada gim kedua dia tertinggal 0-4 terlebih dulu.
Dituturkan pemain berusia 23 tahun itu, hal itu terjadi karena dirinya berinisiatif langsung menyerang. ” Hal itu justru membuat saya tertinggal. Akhirnya saya coba reli dulu untuk mendapat kesempatan menyerang,” lanjutnya.
”Saya sudah bermain lebih baik dibandingkan melawan Viktor Axelsen (Denmark), tetapi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan,” ujar Anthony.
Indonesia membawa tiga tunggal putra dalam Piala Sudirman kali ini. Selain Anthony, ada Jonatan Christie dan Shesar Hiren Rushtavito. Ketiga tunggal putra Indonesia itu tertinggal dalam statistik pertemuan dengan Momota. Akan tetapi, Anthony memiliki statistik lebih baik, yaitu 3-7, dibandingkan dengan Jonatan (1-2) dan Shesar (0-2). Anthony juga selalu memberikan perlawanan ulet kepada Momota.
Perjalanan kedua tim akan ditentukan pada laga berikutnya, ganda putri. Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhadapan dengan pasangan nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Greysia/Apriyani tertinggal 0-2 pada pertemuan sebelumnya.