Ketimpangan itu terbagi menjadi tiga unsur: antara kaya dan miskin, terdidik dan tak terdidik, serta bekerja dan tak bekerja.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mempunyai pekerjaan rumah dalam menuntaskan masalah ketimpangan kesejahteraan. Pemerataan pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam upaya menuntaskan masalah tersebut karena berpengaruh langsung terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Festival ”Patungan untuk Berbagi” di Jakarta, Minggu (26/5/2019), mengatakan, salah satu masalah terbesar di Jakarta adalah ketimpangan kesejahteraan. Ketimpangan itu terbagi menjadi tiga unsur: antara kaya dan miskin, terdidik dan tak terdidik, serta bekerja dan tak bekerja.
”Ketimpangan adalah salah satu masalah terbesar dan ketiga unsur itu harus dibereskan. Kami mendorong program-program yang bisa memberikan kesempatan kepada mereka yang di bawah untuk bisa naik secara sosial ekonomi,” ujar Anies.
Menurut Anies, masalah itu sangat ironis karena pendidikan adalah jalan menuju perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, dia menyadari bahwa pemerintah harus selalu hadir memberikan jaminan pendidikan kepada mereka yang berada di status sosial dan ekonomi bawah.
”Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Artinya, mereka akan masuk ke dalam tangga berjalan itu dan akan terbawa ke atas. Mereka yang lahir dalam sosial ekonomi yang biasa dan sederhana kalau ingin mengubah nasib, maka investasi pendidikan sangat penting. Dengan adanya pendidikan, mereka bisa hidup lebih baik untuk masa depan,” tutur Anies.
Donasi
Dalam kesempatan itu, OVO, Tokopedia, dan Grab sebagai tiga perusahaan digital di Indonesia menyerahkan donasi sebesar Rp 6,4 miliar kepada salah satu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kepengurusan anak yatim, yaitu Rumah Yatim. Donasi itu terkumpul dari para pengguna aplikasi tiga perusahaan itu selama hampir 14 hari Ramadhan.
Direktur Pelaksana (Managing Director) Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, pendidikan menjadi fokus utama karena itu menyangkut kemajuan bangsa. ”Kami sadar bahwa pendidikan menjadi pilar yang jauh lebih penting. Kami ingin program ini berkesinambungan, tidak setop di (Jakarta) sini,” kata Neneng.
Sementara itu, Direktur OVO Harianto Gunawan menambahkan, masalah pendidikan tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua pihak. Jaminan pendidikan harus didapatkan secara merata oleh generasi penerus bangsa, terlepas dari tantangan ekonomi.
”Dengan memulai semua dari pendidikan, kita tak akan takut untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan,” ucap Harianto.