AS Pulihkan Hubungan dengan Kopassus
JAKARTA, KOMPAS – Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang dikunjungi oleh pejabat sementara Menteri Pertahanan AS Patrick Michael Shanahan, Kamis (30/5/2019). Dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, masalah pelatihan untuk Kopassus dan penanganan Laut China Selatan mengemuka.
Shanahan dalam pernyataannya menggarisbawahi tentang pelaksanaan pelaksanaan latihan Kopassus Indonesia yang akan dilaksanakan tahun 2020. Hal itu ditegaskan dalam pernyataan bersama Kemhan AS dan Indonesia.
"Kedua kementerian menegaskan kembali dukungan pada perluasan dalam latihan antartentara kami tahun depan, dan dengan menormalisasi hubungan pasukan khusus tentara mulai 2020 dengan Latihan Gabungan Bersama dengan KOPASSUS," demikian bunyi pernyataan bersama itu.
Danjen Kopassus Nyoman Cantiasa mengatakan, Kopassus menginginkan pelatihan dalam hal medik. Ia menjelaskan, dalam operasi, penanganan medis darurat sangat penting terutama dalam menjaga keselamatan prajurit yang luka karena bertempur.
"Kita inginkan seorang sersan sudah bisa melakukan operasi darurat, sehingga bisa membuat prajurit yang luka bertahan sekurangnya tiga hari sebelum mendapat perawatan rumah sakit,” kata Nyoman.
Menurut Nyoman, normalisasi pasukan khusus antara Indonesia dan AS telah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Selama ini, telah ada beberapa pelatihan dan pendidikan yang dilakukan di kelas. Untuk tahun depan, diharapkan pelatihan medis itu bisa dilakukan.
Ryamizard juga mengatakan, Indonesia membutuhkan pelatihan terkait rehabilitasi medis. Ia mengatakan, pihaknya ingin agar para prajurit yang terluka karena pertempuran, bisa kembali berdinas sebagai prajurit tempur.
Kedua kementerian menegaskan kembali dukungan pada perluasan dalam latihan antartentara kami tahun depan, dan dengan menormalisasi hubungan pasukan khusus tentara mulai 2020 dengan Latihan Gabungan Bersama dengan KOPASSUS.
Selain membahas pelatihan untuk Kopassus dan Laut China Selatan, kedua menteri pertahanan juga membahas tentang ancaman tentang radikalisme dan terorisme. Shanahan mengatakan, pihak AS ingin meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia.
"Kita ingin meningkatkan interoperabilitas, kapabilitas, dan kapasitas. Saya percaya pembicaraan hari ini akan menjadi dasar yang kuat untuk kerja sama yang penting dan baik bagi kedua negara,” kata Shanahan.
Upaya peningkatan hubungan antara AS dan Kopassus terbatas terkait isu-isu tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tahun 1990-an. Jim Mattis, pendahulu Shanahan, dalam kunjungan ke Jakarta tahun lalu menyatakan harapannya agar ia bisa membantu meringankan pembatasan-pembatasan AS dalam hubungan tersebut.
Pada tahun 2010, AS mengumumkan telah mencabut larangan langsung bagi para pejabat militer unit pasukan khusus Indonesia, yang dikenal dengan Kopassus, terkait tuduhan pelanggaran HAM di Timor-Leste menjelang referendum kemerdekaannya.
Jubir Pentagon, Letnan Kolonel Dave Eastburn, mengungkapkan bahwa perencanaan latihan bersama antara AS dan Kopassus masih berada dalam tahap awal. Diperkirakan, latihan itu akan digelar selama empat hingga lima pekan dan akan melibatkan sekitar 150 peserta.
Latihan tersebut akan digelar bersama Unit 81 Kopassus.
"Sementara perencanaan masih dalam permulaan, konsep awal latihan meliputi sejumlah topik, seperti di antaranya respons krisis, penyelamatan sandera, dan menjaga hak-hak asasi manusia," kata Eastburn said.
Ia menambahkan, latihan tersebut akan digelar bersama Unit 81 Kopassus.
Isu Laut China Selatan
Pertemuan antara Shanahan dan Ryamizard berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China. Dalam pernyataan bersama disebutkan bahwa kedua kementerian "mendukung kemungkinan peningkatan berbagi informasi dan saling tukar pandangan tentang penilaian ancaman kawasan dengan menggunakan ASEAN Our Eyes (AOE) sebagai platform untuk pertukaran informasi strategis di kalangan negara-negara anggota ASEAN."
"Kedua negara menghadapi ancaman-ancaman yang sama. Ada beberapa cara pandang yang sama. Untuk Laut Cina Selatan, kedua negara sama-sama menginginkan kerja sama dan perdamaian,” kata Ryamizard dalam konferensi pers bersama dengan Shanahan di Kementerian Pertahanan RI di Jakarta.
Hal senada disampaikan Shanahan yang mengatakan, pihak AS ingin meningkatkan kerja sama terkait dengan wawasan kemaritiman dan Laut China Selatan. Beberapa dokumen pertahanan yang dikeluarkan pemerintah AS beberapa waktu belakangan ini menempatkan China sebagai ancaman terbesar.
AS menetapkan beberapa ancaman yang muncul mulai dari terorisme serta belakangan ini ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu, dirasakan penting bagi AS untuk membangun kerja sama dengan beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, seperti Indonesia.
Ryamizard mengatakan, ada persamaan tujuan dengan konsep yang berbeda dalam menjaga keamanan di Laut Cina Selatan. Hal ini terkait dengan konsep patroli bersama. Namun, di atas perbedaan yang ada, kedua negara sepakat untuk menempatkan Laut Cina Selatan sebagai jalur yang bisa dilalui oleh semua kapal laut maupun udara.
"Patokannya adalah hukum-hukum internasional yang berlaku,” kata Ryamizard.
(REUTERS/SAM)