Arus Balik, Volume Kendaraan Dua Kali Lipat Dibandingkan Saat Mudik
Korps Lalu Lintas Polri memprediksi, volume kendaraan saat arus balik Lebaran bisa dua kali lipat lebih banyak dibandingkan arus mudik. Alasannya, rentang waktu arus balik pendek, yaitu hanya tiga hari.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Korps Lalu Lintas Polri memprediksi volume kendaraan saat arus balik Lebaran dua kali lipat lebih banyak dibandingkan saat mudik. Alasannya, rentang waktu arus balik pendek, yaitu hanya tiga hari. Rekayasa lalu lintas pun disiapkan.
”Kepadatan nanti (arus balik) hampir 2 kali lipat dibandingkan pergerakan saat arus mudik. Kesiapan menghadapi ini sangat penting,” ujar Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri saat meninjau Gerbang Tol (GT) Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (6/6/2019) petang.
Menurut Refdi, saat arus mudik, pengendara memiliki rentang waktu tujuh hari untuk menuju kampung halaman. Namun, saat arus balik nanti, diprediksi berlangsung efektif pada 7 hingga 9 Juni atau hanya 3 hari. Pada Senin (10/6/2019), pegawai kembali masuk kerja.
Pada arus mudik, lanjut Refdi, volume kendaraan yang melintasi jalan tol arah ke timur, selatan, dan barat mencapai 1,5 juta. ”Jumlah ini meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Pada arus mudik, volume kendaraan terpecah dalam rentang waktu tujuh hari. Namun, saat arus balik, pengendara hanya punya waktu tiga hari. Itu sebabnya jumlah kendaraan pada masa itu bisa meningkat dua kali lipat dibandingkan saat arus mudik.
Untuk itu, menurut Refdi, pihaknya menyiapkan rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah atau one way dan sistem lawan arus atau contra flow. Rekayasa itu berlangsung pada 7 hingga 10 Juni dari pukul 12.00 hingga 24.00.
Sistem satu arah akan dimulai dari Kilometer 414 GT Kalikangkung, Semarang, dan berakhir di Km 70 Cikampek. Ini berbeda dengan rekayasa sistem satu arah saat awal mudik, yaitu dimulai dari Km 70 Cikampek hingga Km 263 Brebes pada pukul 09.00 hingga 21.00. Saat ditanya apakah rekayasa itu cukup mengantisipasi kemacetan di tol, Refdi menjawab, ”Ini sudah sesuai analisis dan evaluasi kami.”
Adapun contra flow bakal diberlakukan mulai Km 70, Km 29, hingga Km 0 jika dibutuhkan. Menurut dia, pelaksanaan rekayasa lalu lintas akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
”Yang harus diwaspadai, titik pertemuan semua arus dari timur, barat, dan selatan ada di Jakarta. Kami optimalkan semua kekuatan, termasuk dengan mitra kerja Korlantas,” ujarnya.
Refdi mengatakan, kepadatan arus kendaraan yang menuju ke timur, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur, masih akan terjadi. Hari ini saja kepadatan yang berlangsung di Km 29 hingga Km 70 membuat polisi melakukan sistem one way arah ke timur dari Km 70 sampai Km 188 GT Palimanan dari pukul 11.00 hingga 15.00. Sebelumnya, sistem lawan arus juga diberlakukan di Km 29 sampai Km 61.
Berdasarkan pantauan Kompas sore tadi, antrean kendaraan menuju Jakarta dan sebaliknya di GT Palimanan mencapai lebih dari 500 meter. Bahkan, kepadatan juga tampak di jalur pantai utara Cirebon. Di Plered, arus kendaraan arah ke timur tersendat karena banyaknya pengendara yang mampir untuk mencicipi kuliner setempat.
Kepadatan juga terjadi pada arah Jakarta, antara lain di Palimanan dan Jamblang. Sejumlah titik putar arah (U-turn) yang ditutup sempat dibuka oleh warga. Akibatnya, kendaraan mengular, salah satunya di Jamblang.
Padahal, Refdi sudah mengimbau pengendara agar memanfaatkan jalur nontol, baik pantura maupun pantai selatan. Dengan begitu, kendaraan tidak terpusat di jalur tol saja.
Meski demikian, pasar tumpah hingga pertemuan dengan arus kendaraan lokal berpotensi menghambat pemudik di jalur bukan tol. Dari komunikasi video dengan sejumlah pos pengamanan, Refdi juga menerima laporan kepadatan di daerah Cikaledong, Limbangan, dan Gentong.
Bahkan, di Cikaledong, hingga Kamis petang telah dilakukan sistem satu arah sebanyak lima kali dengan durasi waktu satu jam. ”Hari ini padat karena arus kendaraan yang mudik dan balik bercampur dengan pengendara yang ingin wisata serta silaturahmi. Tapi, semua bisa diantisipasi,” ujarnya.
General Manager Operasional PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Jalan Tol Cipali, Suyitno, mengatakan, pihaknya telah menambah gardu transaksi di GT Palimanan dari 26 menjadi 38 gardu. Selama ini, GT Palimanan menjadi titik kepadatan karena antrean transaksi pembayaran tol.
Untuk mengantisipasi mobil mogok, pihaknya akan menambah mobil layanan jalan tol patroli dan penempatan mobil derek di area istirahat serta menempatkan bengkel di area istirahat tipe A. ”Kami juga mengimbau pengendara agar membagi waktu keberangkatan pada 7 dan 8 Juni, tidak menumpuk pada 9 Juni,” ujar Suyitno.