BRUSSELS, RABU – Musim 2018-2019 bukan musim yang ingin dikenang oleh Romelu Lukaku. Sejak Ole Gunnar Solskjaer masuk menggantikan Jose Mourinho, 19 Desember 2018, manajer asal Norwegia itu lebih sering mempercayakan posisi penyerang utama pada Marcus Rashford.
Lukaku tak dimainkan sama sekali pada dua laga pertama Solskjaer sebagai manajer MU, lalu hanya tiga kali bermain penuh 90 menit apda 11 laga berikutnya. Secara total, Lukaku hanya bermain 45 laga musim lalu di semua kompetisi, 13 di antaranya sebagai pemain pengganti, dan mencetak 15 gol. Hasil ini jauh dari musim terbaiknya, mencetak 25 gol di Liga Primer Inggris saat masih memperkuat Everton, 2016-2017.
Namun, musim kurang menyenangkan di klub tidak memengaruhi penampilan Lukaku di tim nasional Belgia. Bagi ”Rode Duivels” dan manajer Roberto Martinez, pemain kelahiran Antwerp, 13 Mei 1993 ini tak tergantikan. Kesempatan tampil bersama tim nasional ini juga menjadi kesempatan bagi Lukaku untuk memperlihatkan kepada manajemen MU kemampuannya yang sesungguhnya.
Hal itu dibuktikan dengan dua gol yang dicetaknya ke gawang Skotlandia, yang membawa Belgia unggul 3-0 pada laga kualifikasi grup I Piala Eropa 2020 di Brussels, Rabu (12/6/2019) WIB. Kemenangan itu memastikan Belgia tak terkalahkan pada empat laga pertama kualifikasi dan memimpin Grup I dengan 12 poin.
Dukungan bagi ”Big Rom”, julukan Lukaku, diperlihatkan oleh suporter Belgia di Stadion Heysel sebelum laga dimulai. Mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan ”26 tahun, telah menjadi legenda,” merujuk pada usia Lukaku dan prestasinya sebagai pencetak gol terbanyak timnas Belgia.
Lukaku membalas dukungan itu dengan dua gol pada menit ke-45 dan ke-57. Gol pertama Belgia dibuat Lukaku dengan sundulan dari umpan lambung Eden Hazard sebelum jeda. Dua belas menit memasuki babak kedua, Lukaku mencetak golnya ke ke-48 bagi Rode Duivels, setelah tendangan Kevin de Bruyne yang ditepis kiper Skotlandia David Marshall jatuh di kakinya. De Bruyne mencetak gol ketiga pada injury time, memastikan dominasi Belgia atas Skotlandia.
”Saya mengalami musim yang sulit di klub, kehilangan posisi, dan tak banyak bermain. Tetapi itu adalah tahap yang harus saya lalui dalam karier, dan akan membantu saya melangkah lebih jauh,” ujarnya. Karena itu pula, Lukaku menolak menjawab peluang dirinya dimasukkan dalam daftar transfer MU dan kemungkinan pindah ke Inter Milan.
Martinez memuji konsistensi Lukaku tiga tahun terakhir, yang membawa Belgia ke posisi ketia Piala Dunia 2018 dan mencetak tiga gol dalam dua laga terakhir. ”Saya sedih kalau melihat Rom tidak menikmati permainan. Jika dia menikmati sepak bola, dia adalah pencetak gol mematikan,” ujarnya.
Pujian juga datang dari manajer Skotlandia Steve Clarke, yang melatih Lukaku di West Bromwich Albion sebagai pemain pinjaman dari Chelsea musim 2012-2013. ”Dia hanya ingin selalu menjadi lebih baik,” ujar Clarke. (Reuters/was)