Banjir rob yang belasan tahun melanda pesisir Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, telah menurunkan kualitas hidup warga. Genangan rob yang di sejumlah lokasi berlangsung hampir setiap hari, berdampak pada aspek ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·5 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Banjir rob yang belasan tahun melanda pesisir Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, telah menurunkan kualitas hidup warga. Genangan rob, yang di sejumlah lokasi berlangsung hampir setiap hari, berdampak pada aspek ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Kepala Subbidang Infrastruktur Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan Tri Puji Astuti menyebutkan, sejauh ini, belum pernah ada penghitungan secara keseluruhan total kerugian akibat rob yang melanda belasan kelurahan di Kota Pekalongan bagian utara. Perhitungan kerugian pernah dilakukan pada 2017 di daerah terdampak rob terparah, yakni Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara, pada 2000-2016.
”Berdasarkan penghitungan tersebut, dari aspek ekonomi, diketahui total kerugian dan kerusakan akibat rob di Kelurahan Bandengan setidaknya Rp 188 miliar. Tak hanya dari aspek ekonomi, kerugian juga dirasakan masyarakat dari aspek sosial dan aspek kesehatan,” kata Tri saat ditemui di kantornya, Kamis (13/6/2019).
Tri merinci, kerugian dan kehilangan dari aspek ekonomi meliputi penurunan produktivitas lahan sawah, penurunan pendapatan akibat terhambatnya aktivitas, kenaikan pengeluaran keluarga, biaya servis kendaraan, serta hilangnya mata pencarian, seperti petani, pembatik, dan pembudidaya.
Sementara itu, dari aspek kesehatan, ada gangguan penyakit dermatitis dan kerusakan sanitasi serta toilet. Dari aspek sosial, rob menimbulkan hilangnya sejumlah kegiatan sosial salah satunya pengajian. Tak hanya itu, angka kriminalitas di Kota Pekalongan juga meningkat. Sejumlah jalan di sekitar permukiman warga juga rusak dan banyak rumah ditinggal penghuninya.
Udara di sekitar permukiman yang terendam rob juga panas karena hampir tidak ada pohon yang bisa bertahan hidup.
Kerugian dan kehilangan dari aspek ekonomi meliputi penurunan produktivitas lahan sawah, penurunan pendapatan akibat terhambatnya aktivitas, kenaikan pengeluaran keluarga, biaya servis kendaraan, serta hilangnya mata pencarian.
Berdasarkan pantauan Kompas Kamis petang, di Perumahan Pesona Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, sebagian rumah tampak kosong ditinggal penghuninya. Rumah-rumah tersebut rata-rata tergenang rob dan ditumbuhi tanaman liar.
Tak seperti beberapa rumah di sekitarnya yang sudah ditinggikan beberapa kali, rumah-rumah tak berpenghuni ini terlihat lebih rendah dari jalan di sekitarnya. Rumah-rumah itu tampak tenggelam dan menyatu dengan rob yang menggenang sejak beberapa tahun lalu.
Suhartono (58), salah satu warga, mengatakan, rumah-rumah di perumahan Pesona Panjang mulai ditinggalkan penghuninya sekitar tiga tahun lalu karena rob. Belakangan, sebagian penghuni di perumahan ini kembali karena rob sudah tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
”Rata-rata warga yang kembali ke perumahan ini merenovasi dan meninggikan rumahnya. Rob juga sudah tidak datang sesering dahulu karena sekarang sudah mulai ditanggul,” kata Suhartono.
Pengalaman berpindah-pindah juga dialami Priyono (53), mantan warga Slamaran, Kelurahan Krapyak Lor, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Dalam waktu 12 tahun, Priyono dan keluarganya sudah dua kali pindah rumah karena rob. Kini, Priyono tinggal di Kelurahan Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.
”Sekitar tahun 2005, rob melanda daerah Slamaran. Saya bertahan di Slamaran hingga 2007 kemudian pindah ke Jeruksari. Di Jeruksari saya juga pindah lagi. Masih di daerah Jeruksari, tapi ke tempat yang lebih tinggi,” kata Priyono.
Pada tahun 2007, Jeruksari yang berjarak 2,5 kilometer dari pantai tidak pernah terkena rob. Sekitar tahun 2012, rob mulai melanda Jeruksari. Karena sudah tidak sanggup berpindah, Priyono memilih bertahan sambil terus meninggikan rumah. Sejak 2012, Priyono sudah meninggikan rumahnya sekitar 5 kali. Biaya yang harus dikeluarkan untuk meninggikan rumah Rp 5,5 juta.
Dalam waktu 12 tahun, Priyono dan keluarganya sudah dua kali pindah rumah karena rob.
Meluas
Fungsional Perencana Bappeda Kota Pekalongan Slamet Miftakhudin mengatakan, rob yang menggenangi Kota Pekalongan terus meluas. Menurut Miftakh, pernah ada studi yang menyebutkan bahwa dalam waktu sekitar 100 tahun, rob di Kota Pekalongan akan meluas hingga 3 kilometer dari pantai ke Jalan Pantura Pekalongan.
”Pada tahun 2010, Subandono Diposaptono dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pernah melakukan penelitian yang menyebutkan bahwa dalam waktu 100 tahun, air rob akan menjangkau daratan yang berjarak 3 kilometer dari pantai. Sekitar 9 tahun setelah penelitian itu saya baca, air rob bahkan sudah sampai di selatan Jalan Pantura, yakni sekitar 3,5 kilometer dari pantai,” tutur Miftakh.
Menurut dia, hal itu terjadi karena penurunan muka tanah dengan laju penurunan hingga 34 sentimeter per tahun dan kenaikan muka air laut sekitar 1 sentimeter per tahun. Laju penurunan muka tanah di Kota Pekalongan tergolong tinggi karena struktur tanah Kota Pekalongan termasuk tanah muda yang masih mengalami pemampatan, adanya beban bangunan, dan penyedotan air bawah tanah yang berlebihan.
Dari ketiga penyebab tersebut, penyedotan air bawah tanah menyumbang laju paling besar, yakni 13-18 sentimeter per tahun. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan mulai membatasi penyedotan air bawah tanah.
Penyedotan air bawah tanah menyumbang laju paling besar, yakni 13-18 sentimeter per tahun.
Saat ini, Pemkot Pekalongan masih menunggu penyelesaian pembangunan tanggul raksasa dengan total panjang 7,26 kilometer. Tanggul raksasa tersebut diharapkan menjadi solusi jangka panjang menahan laju rob.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan 2009-2029 telah direncanakan pembangunan kawasan kolam polder pengendali banjir dan rob serta pembangunan kawasan konservasi pantai yang diperuntukkan bagi pengembangan hutan bakau. Menurut Miftakh, setelah tanggul raksasa selesai dibangun, kawasan konservasi pantai akan segera dikerjakan.