Festival balon udara kembali digelar di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (15/6/2019). Sebanyak 106 balon mewarnai langit di Lapangan Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek. Selain mewadahi tradisi masyarakat setempat, festival juga digelar untuk mencegah penerbangan balon liar yang membahayakan penerbangan pesawat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Festival balon udara kembali digelar di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (15/6/2019). Sebanyak 106 balon mewarnai langit di Lapangan Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek. Selain mewadahi tradisi masyarakat setempat, festival digelar untuk mencegah penerbangan balon liar yang membahayakan penerbangan pesawat.
”Secara keseluruhan, tahun ini ada 57 laporan dari para penerbang yang melihat ada balon terlepas di udara. Ini jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 118 laporan,” kata Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi Airnav Indonesia (Perum Lembaga Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia) Yurlis Hasibuan di Wonosobo.
Festival yang digelar untuk kedua kalinya itu disambut antusias warga sekitar yang telah memadati lapangan mulai pukul 06.00. Selain 106 balon dari peserta, ada pula 13 balon dari sejumlah lembaga sponsor festival. Balon berbahan kertas pilus itu berukuran tinggi hingga 10 meter dan memiliki aneka motif, mulai dari batik hingga gambar Presiden Soekarno dan Presiden Joko Widodo. Selain itu, ada pula balon udara yang berbentuk burung.
Penerbangan balon dilakukan dengan cara ditambatkan atau diikat dengan tali sepanjang 50 meter agar tidak lepas dan menjadi liar. Penerbangan balon sempat terkendala kabut pekat dan angin kencang sehingga beberapa balon peserta sobek.
Penerbangan balon dilakukan dengan cara ditambatkan atau diikat dengan tali sepanjang 50 meter agar tidak lepas dan menjadi liar.
”Dengan festival ini, warga Wonosobo dan sekitarnya diberikan solusi atas pelestarian tradisi luhur menerbangkan balon tanpa mengganggu kelancaran serta keselamatan penerbangan,” kata Yurlis.
Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Asri Santosa mengatakan, penerbangan balon udara secara bebas atau liar berpotensi mengganggu kegiatan penerbangan karena membahayakan keselamatan penerbangan dan penumpang.
”Balon udara yang diterbangkan secara bebas tanpa ditambatkan itu dapat terbang tinggi hingga mencapai ketinggian pesawat udara. Apabila mengenai bagian pesawat akan menyebabkan pesawat kehilangan kendali dan berpotensi menyebabkan kecelakaan,” kata Asri.
Asri mengatakan, melalui festival balon dan sosialisasi secara terus-menerus, kesadaran masyarakat untuk tidak menerbangkan balon secara liar terus meningkat. ”Penerbangan balon udara bebas di luar wadah festival balon udara akan diberikan tindakan tegas dan dapat diancam hukuman pidana sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan,” kata Asri.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo mengapresiasi pergelaran festival balon udara ini. Selain melestarikan tradisi masyarakat setelah perayaan Idul Fitri, ini juga sekaligus dapat menjadi salah satu agenda wisata yang diminati pengunjung.
”Festival kali ini tidak hanya dilakukan di pusat kota, tetapi juga di Desa Pagerejo, yakni untuk mengenalkan potensi dan mempromosikan destinasi wisata khas Pegunungan Sindoro ini,” kata Eko.
Pergelaran festival balon udara ini juga dirangkaikan dengan Festival Sindoro-Sumbing yang digelar bersama dengan Kabupaten Temanggung. Festival untuk mengenalkan tradisi budaya masyarakat lereng gunung ini diharapkan dapat melestarikan budaya serta menjaga kearifan lokal masyarakat yang hidup dan menjaga kelestarian gunung.
”Harapannya, kegiatan semacam ini bisa terus berkembang lebih baik dan berkualitas sehingga mampu mendukung pariwisata di Wonosobo serta dapat mewujudkan masyarakat yang kreatif dan sejahtera,” katanya.
Mardi Rahmat (37), salah satu peserta dari kelompok Demange Lowo Ireng dari Desa Candiasan, Kertek, mengatakan, ”Dulu nenek moyang menerbangkan balon untuk menakut-nakuti penjajah di zaman perang. Sekarang, kami menerbangkan balon untuk merayakan Lebaran dan kurang puas kalau tidak menerbangkan balon,” kata Rahmat.