JAKARTA, KOMPAS – Formasitim nasional sepak bola Indonesia mulai terlihat pada laga persahabatan melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6/2019). Tusukan dari kedua sayap mampu meruntuhkan pertahanan Vanuatu yang terbuka. Indonesia menang 6-0 melalui 4 gol Alberto Goncalves dan 2 gol Evan Dimas.
Pada laga ini, Pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy mengubah susunan pemain intinya. Ia tidak lagi menggunakan tiga bek seperti saat kalah 1-4 dari Jordania, pekan lalu. McMenemy mulai menerapkan formasi yang sering digunakan di Indonesia yakni menggunakan empat bek.
Keempat bek Indonesia terlihat kokoh dan lebih tenang menghadapi penyerang lawan. Kedua sayap Indonesia yang ditempati Andik Vermansyah di sisi kiri dan Riko Simanjuntak di kanan terlihat hidup. Dengan didukung umpan-umpan matang dari Evan Dimas Darmono, kedua sayap Indonesia mampu mengancam pertahanan Vanutu yang bermain mengandalkan kekuatan fisik.
”Bukan masalah menang 6-0, tetapi bagaimana kami menguasai pertandingan. Kami tidak buru-buru menyerang dan tahu kapan saatnya bertahan. Kami mampu mengontrol ruang dan bereaksi ketika ditekan,” ujar McMenemy.
Ia menuturkan, timnas mengikuti instruksinya dengan mulai permainan dari belakang. Indonesia memiliki pemain tengah dengan kualitas bagus seperti Evan Dimas yang dapat mengalirkan bola ke depan.
Namun, timnas masih memiliki pekerjaan rumah seperti ketepatan umpan dan kecepatan berpikir. McMenemy ingin pemainnya dapat mengerti kapan harus keluar dari tekanan.
Belum dua menit pertandingan berjalan, Indonesia telah unggul melalui Alberto Goncalves atau Beto, yang memanfaatkan umpan Andik. Evan Dimas menambah gol bagi Indonesia pada menit 19 melalui tendangan jarak jauh.
Ketinggalan dua gol, pelatih Vanuatu, Paul Munster mengganti pemain tengah John Alick dengan Jeffery Bob. Pergantian tersebut terbukti efektif karena lini tengah Vanuatu lebih kuat dan tidak mudah ditembus Evan Dimas.
Serangan Vanuatu mulai terlihat di akhir babak pertama, tetapi dapat digagalkan Yanto Basna yang kokoh di pertahanan bersama Hansamu Yama. Kiper Indonesia, Andritany Ardhiyasa terlihat tenang dengan keberadaan kedua bek tengah itu, yang didukung bek sayap Ricky Fajrin dan Yustinus Pae.
Di awal babak kedua, Indonesia langsung tampil menyerang. Belum genap dua menit berjalan, Indonesia kembali unggul melalui sundulan Beto setelah mendapatkan umpan Andik. Beto mencetak gol ketiganya pada menit ke-60 melalui serangan balik cepat yang dibangun Andik di sisi kiri pertahanan Vanuatu.
Pemain naturalisasi tersebut dengan tenang mengecoh bek lawan dan berhadapan dengan kiper Vanuatu Dick Taiwia. Tidak puas dengan 3 gol, Beto kembali mencetak gol melalui sundulan pada menit ke-65 setelah menerima umpan Andik.
Puas dengan permainan timnya, McMenemy mengganti Beto dengan Dedik Setiawan, Riko dengan Febri Hariyadi, dan Andritany dengan Awan Setho Raharjo. Keluarnya Beto memberikan ruang bagi Evan Dimas untuk leluasa maju ke depan. Ia memanfaatkan kesempatan tersebut dengan gol yang diciptakannya pada menit 73.
Beto mengaku, kemenangan ini menunjukkan kualitas yang dimiliki timnas Indonesia. ”Ini luar biasa. Ini bukti kita punya kualitas,” ujarnya.
Menurut Beto, kekalahan yang dialami di Jordania lebih disebabkan karena cuaca dan faktor fisik. Kemenangan atas Vanuatu menunjukkan, timnas dapat mengikuti instruksi pelatih. Terkait keempat golnya, Beto enggan berkomentar lebih karena tugas seorang striker adalah mencetak gol.
Kemenangan ini menjadi modal besar bagi McMenemy untuk menghadapi putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 5 September. Lawan Indonesia baru dapat diketahui seusai undian di Doha, Qatar pada 17 Juli.
Indonesia berada di Pot 5 sehingga berpeluang bertemu tim kuat Asia. Timnas juga berpeluang bertemu negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam (Pot 2), Thailand dan Filipina (Pot 3), Myanmar dan Malaysia (Pot 4). Sebanyak 40 negara bertarung pada kualifikasi.
Kecewa
Pelatih Vanuatu, Paul Munster mengaku kecewa dengan kekalahan telak tersebut. Menurut Munster, kesalahan individu menjadi penyebab Indonesia mudah membobol timnya.
“Secara umum, sebagian besar gol terjadi karena kesalahan individu. Mereka terlalu banyak bermain di lapangan sehingga sering kehilangan penguasaan bola,” ujarnya.
Meskipun kecewa, Munster akan mengajak pemainnya kembali berlatih dan fokus untuk menghadapai ajang Pacific Games 2019 di Apia, Samoa, 7-20 Juli. Ia menuturkan, sebagian besar pemain Vanuatu yang bertanding masih berumur 21 hingga 22 tahun. Ada beberapa pemain tersebut baru memainkan pertandingan pertama.