Tim gabungan masih belum berhasil menemukan Abdul (14) yang tenggelam dan hilang di pesisir Jakarta Utara. Remaja itu tenggelam bersama kerabatnya, Arya (13), saat mencari kerang di pesisir pantai, Minggu (16/6/2019) sore.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim gabungan masih belum berhasil menemukan Abdul (14) yang tenggelam dan hilang di pesisir Jakarta Utara, tak jauh dari kawasan wisata Ancol. Remaja itu tenggelam bersama kerabatnya, Arya (13), saat mencari kerang di pesisir pantai, Minggu (16/6/2019) sore. Arya tewas akibat kejadian tersebut.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 12.00, Senin (17/6/2019), tim gabungan dari Badan Pencarian dan Pertolongan atau SAR Jakarta, TNI AL, serta Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Utara tampak berjibaku melawan derasnya ombak untuk mencari korban.
Total 75 personel dikerahkan. Selain itu, dikerahkan pula dua perahu karet, KRI Kobra, dan satu unit Rigid Inflatable Boat.
Koordinator Lapangan Badan SAR Jakarta, Rizky, Senin (17/6), mengatakan, pencarian korban sudah dilakukan sejak pukul 17.00, Minggu. Namun, hingga pukul 14.00, hari ini, pihaknya belum mendapat petunjuk terkait dengan keberadaan Abdul.
”Ini di laut lepas sehingga medan pencarian juga cukup luas. Kemudian waktu yang dibutuhkan untuk korban sampai timbul di permukaan itu 24 jam,” katanya.
Kendala lain, kondisi perairan cukup dalam. ”Kondisi air jernih dengan kedalaman di sekitar lokasi awal kejadian 1 meter. Tetapi, setelah bergeser dari lokasi itu, kedalamannya bertambah mulai dari 5 meter sampai 10 meter,” katanya.
Andika Putra (13), saksi mata dan kerabat korban, mengatakan, peristiwa itu bermula saat dirinya bersama puluhan remaja lain bersama-sama mencari kerang di pesisir Jakarta Utara, Minggu siang. Menurut rencana, kerang akan dimakan bersama-sama.
”Dari awal sudah dibilangin kalau yang enggak bisa renang enggak boleh masuk. Tapi ngeyel, tiba-tiba saja sudah ada yang tenggelam,” ujarnya.
Andika mengatakan, saat keduanya terlihat tenggelam, sejumlah orang yang ikut mencari kerang berupaya menolong, tetapi kesulitan karena tubuh korban terlalu berat. Akibatnya, Arya meninggal karena terlalu banyak minum. Adapun Abdul hilang terseret arus laut.
Pertama kali
Andika menambahkan, mereka baru pertama kali datang ke tempat itu. Selama ini mereka biasanya memilih pesisir pantai dekat PLTU Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebagai tempat untuk berenang atau mencari kerang karena kondisi arus laut di sana lebih tenang.
Akses masuk ke lokasi tenggelamnya dua remaja itu hanya dapat dilalui melalui satu gerbang, yaitu milik perusahaan PT Ekanuri. Di dekat gerbang itu pun sebenarnya sudah tertera tulisan, selain karyawan dilarang masuk, tetapi mereka nekat. Mereka tetap bisa masuk ke tempat itu karena tidak ada penjagaan dari perusahaan.
”Biasanya dijaga, tetapi kemarin tidak ada yang jaga, jadi kami masuk,” katanya.
Asep (45), salah satu warga, mengatakan, pesisir pantai itu sebenarnya termasuk daerah rawan karena sudah banyak memakan korban jiwa. Namun, tempat itu menjadi favorit warga mencari kerang.
”Sudah banyak yang tenggelam karena memang kalau menjelang sore itu, arus di sini cukup deras. Ada juga lumpur hidup. Kalau enggak hati-hati, ya, bisa tenggelam,” katanya.