Borobudur Marathon Berpotensi Jadi Marathon Utama Dunia
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Lomba lari Borobudur Marathon diharapkan dapat menjadi ajang maraton berkelas dunia dan masuk dalam daftar World Marathon Majors. Untuk itu, kualitas penyelenggaraan perlombaan perlu terus ditingkatkan.
”Impian kami adalah Borobudur Marathon masuk World Marathon Majors. Untuk itu, perbaikan kualitas menjadi keniscayaan,” kata Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanuredjo pada jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/6/2019), menandai 150 hari menuju pergelaran Borobudur Marathon, 17 November 2019.
Borobudur Marathon digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Kompas dan Bank Jateng. Tahun ini adalah penyelenggaraan ketiga dengan start dan finis di Kompleks Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang.
Hadir dalam acara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta, Direktur Utama Bank Jateng Supriyanto, serta aktris Sigi Wimala selaku Duta Borobudur Marathon.
Jumlah calon peserta Borobudur Marathon selalu meningkat sehingga seleksi melalui prosedur balot atau pengundian acak mulai dilakukan tahun ini. Pada masa pendaftaran, 1-31 Mei, terdapat 17.020 pendaftar dari dalam dan luar negeri. Adapun kapasitas tampung kawasan Borobudur 10.000 hingga 11.000 peserta. Peserta yang lolos seleksi akan diumumkan pada 19-25 Juni.
Kesempatan sama
Dengan seleksi metode balot, semua pendaftar memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi peserta. Sistem ini umum digunakan pada ajang maraton dunia.
Agar Borobudur Marathon terkualifikasi menjadi tujuan maraton internasional, Budiman menyampaikan beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain lebar jalan rute maraton, ketersediaan tempat penginapan yang nyaman, jumlah peserta, jumlah hadiah, serta siaran langsung televisi.
Sejauh ini, ada enam lomba lari yang masuk dalam World Marathon Majors, yakni Tokyo, Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York. Pada Tokyo Marathon, jumlah peserta bisa mencapai 20.000 orang. Agar Borobudur Marathon dapat menampung lebih banyak peserta, infrastruktur jalan perlu diperlebar dan jumlah tempat penginapan ditingkatkan.
Terkait perbaikan infrastruktur, Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya akan bernegosiasi dengan pengelola kawasan Candi Borobudur untuk melebarkan jalan di sekitar kawasan. Namun, jalan di kampung tidak akan dilebarkan dan menjadi rute yang menarik. ”Harapan kami, Borobudur Marathon menjadi maraton terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Untuk ketersediaan penginapan, masyarakat sekitar didorong menyediakan tempat menginap atau homestay di rumah mereka. Apabila masyarakat ingin merenovasi rumahnya dan menjadikannya sebagai tempat penginapan, Bank Jateng mendukung dengan menyediakan pinjaman kredit berbunga terendah.
“Sebelum menyalurkan kredit, kami akan memberikan pendampingan bagaimana mengurus rumah dengan bersih dan menjadi ramah. Saya kira dengan konsep ini kita membangun kembali budaya gotong royong,” tutur Supriyanto.
Dengan demikian, Borobudur Marathon tidak hanya semata lomba olahraga, tetapi juga acara besar yang mempromosikan keindahan Indonesia, serta menumbuhkan aktivitas ekonomi kepada masyarakat sekitar. Borobudur Marathon tahun ini bertema “Synergy & Harmony” yang memiliki arti membangun sinergi bersama dan menemukan keharmonisan dalam keberagaman.
Bagi Sigi yang pertama kali ikut Borobudur Marathon pada 2018, hal yang paling berkesan dalam lomba itu adalah antusiasme penduduk setempat. "Efek mereka terhadap pelari sangat besar karena mereka sangat men-support kita. Mereka menyambut para pelari dengan luar biasa. Kapan lagi kita bisa lari di antara warga desa dan sambil melewatin candi-candi," tuturnya.