Kemampuan mengirim barang kepada sedikitnya 1 miliar rumah tangga di China tersebut membuka peluang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan logistik di negara lain. JD.Com kini tengah mengembangkan sistem pengantaran barang ke daerah terpencil menggunakan pesawat nirawak di Indonesia.
Oleh
Hamzirwan Hamid dari Beijing, China
·3 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Kelompok usaha perdagangan dalam jaringan terintegrasi terbesar ketiga global yang berbasis di Beijing, China, yakini JD.Com, terus berekspansi memperkuat rantai pasok global layanannya. Jaringan bisnis dengan penerimaan tahun 2018 sebesar 67,2 miliar dollar AS itu kini turut mengembangkan sistem logistik yang kompetitif untuk pasar Indonesia dan Asia Tenggara.
Saat ini, JD.Com melalui afiliasinya di Indonesia, JD.Id, tengah menguji coba pengiriman barang menggunakan pesawat nirawak (drone) sesuai regulasi Kementerian Perhubungan. Sistem ini sudah berjalan di daerah perdesaan dalam radius 300 kilometer di Shaanxi, China, yang diharapkan juga sukses untuk pengiriman barang di daerah terpencil di Indonesia.
Kepala Urusan Internasional JD.Com Brad Bradley James di Kantor Pusat JD.com, Beijing, China, Selasa (18/6/2019), memaparkan, pihaknya menemukan banyak isu penting soal pengiriman barang sejak perusahaan ritel, yang berdiri tahun 1998, ini masuk ke bisnis perdagangan dalam jaringan (daring) tahun 2004.
”Ada banyak tantangan untuk mengelola pihak ketiga dalam logistik. Pendiri kami percaya bahwa memiliki, mengembangkan, dan mengelola sendiri sistem logistik hingga mil terakhir (last mile) akan menjamin kualitas produk kepada pembeli,” kata Brad.
JD.Com awalnya merupakan toko ritel yang menjual batu bata dan mortar tahun 1998. Ketika wabah SARS merebak tahun 2004 sehingga penduduk China banyak yang enggan meninggalkan rumah, JD.Com masuk ke bisnis perdagangan daring.
Mengembangkan dan mengelola sendiri sistem logistik hingga mil terakhir akan menjamin kualitas produk kepada pembeli.
Perusahaan terintegrasi JD.Logistik pun didirikan tahun 2007 untuk mengembangkan sistem pengantaran terpadu hingga ke tangan pembeli untuk menjamin keaslian dan kesegaran produk yang dijual secara daring. JD.Com mengklaim mampu mengantarkan 90 persen belanjaan daring pembeli di China pada hari yang sama dan sehari setelah mereka berbelanja.
Saat ini, JD.Com melalui JD.Id mengembangkan sistem serupa untuk pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Strategi ini diharapkan turut memberdayakan para produsen lokal untuk masuk dalam rantai pasok global, yang sudah dijalankan JD.Com selama 20 tahun terakhir.
Direktur Pengembangan Internasional JD.Logistics Zach menambahkan, pihaknya menginisiasi inisiatif rantai pasok global dengan mengembangkan sistem logistik hingga mil terakhir yang menjangkau 99 persen dari 1,4 miliar jiwa penduduk China. Kemampuan ini didukung 17.000 teknisi, yang berada di China maupun Silicon Valley, Amerika Serikat, serta sedikitnya 550 gudang seluas 12 juta meter persegi dan 7.000 stasiun pengiriman.
Kemampuan mengirim barang kepada sedikitnya 1 miliar rumah tangga di China tersebut membuka peluang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan logistik yang ada di negara lain. Apalagi JD.Logistics sudah mulai mengoperasikan sedikitnya 100 pesawat nirawak untuk mengirim barang di kawasan perdesaan yang terpencil.
Di Indonesia, JD.Logistics bekerja sama dengan Go-Jek dan Pos Indonesia. Kedua mitra lokal tersebut akan menjalankan sistem pengantaran hingga ke mil terakhir, sementara JD.Logistics terus mengembangkan pengiriman barang ke daerah terpencil karena Indonesia merupakan negara kepulauan.
”Kami terus bekerja sama dengan instansi Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sistem pengiriman menggunakan drone yang aman. Kemampuan teknologi dan jaringan yang kami kembangkan membuat JD.Logistics kini juga mampu melayani peritel lain,” ujar Zach.