Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Jayapura, Papua, pukul 16.05 WIT, Minggu (23/6/2019). Gempa ini tak memicu potensi tsunami.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Jayapura, Papua, pukul 16.05 WIT, Minggu (23/6/2019). Gempa ini tak memicu potensi tsunami.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili menjelaskan, titik pusat gempa dengan magnitudo 4,8 tersebut terjadi pada koordinat 2,87 Lintang Selatan dan 140,09 Bujur Timur.
Gempa terjadi di daratan pada jarak 57 kilometer arah barat daya Kabupaten Jayapura dengan kedalaman 34 kilometer. Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura.
”Ditinjau dari kedalaman, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Kabupaten Jayapura. Dari hasil analisis, gempa menunjukkan tidak berpotensi tsunami,” papar Petrus.
Petrus menambahkan, dari hasil monitor BMKG, belum menunjukkan adanya gempa bumi susulan di wilayah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya hingga pukul 16.34 WIT.
”Kami mengimbau warga Kabupaten Jayapura agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujarnya.
Kepala Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto mengatakan, terdapat empat daerah di bagian utara Papua yang rawan gempa karena aktivitas sesar Mamberamo.
Empat daerah yang dilalui sesar Mamberamo adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Sarmi. Hingga pekan ini, sudah terjadi 21 gempa dari di kawasan utara Papua sejak awal tahun.
Sebelumnya, terjadi tiga kali gempa di Kabupaten Sarmi pada Kamis (20/6/2019), yakni gempa dengan magnitudo 6,3 pada pukul 02.24 WIT, magnitudo 4,9 pada pukul 02.43 WIT, dan magnitudo 4,4 pada pukul 11.59 WIT. Gempa ini menyebabkan puluhan rumah yang dihuni 240 warga rusak.
”Kami berharap masyarakat di empat daerah mewaspadai pergerakan Sesar Mamberamo yang menyebabkan gempa dan juga memicu tsunami jika mencapai di magnitudo 7,” kata Dedy.
Hingga pekan ini, sudah terjadi 21 gempa dari di kawasan utara Papua sejak awal tahun.
Manajer Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, pihaknya telah meningkatkan mitigasi bencana dalam menghadapi gempa bumi di empat kabupaten. Salah satunya adalah program Kampung Tangguh Bencana.
”Kami telah melaksanakan program Kampung Tangguh Bencana di Sarmi, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, dan Keerom. Salah satu wujud nyata dari program ini adalah membuat jalur evakuasi saat terjadi tsunami,” tutur Jonathan.