Tim Dayung Terancam Batal Ikut Kualifikasi Olimpiade 2020
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Masalah anggaran yang berlarut-larut membuat tim dayung Indonesia terancam batal ikut kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Kucuran anggaran dari Kemenpora sebesar Rp 12 miliar hanya cukup untuk membiayai kebutuhan pelatnas selama lima bulan, seperti membayar uang saku, akomodasi, transportasi, dan suplemen atlet.
”Uang sama sekali tidak cukup untuk uji coba kejuaraan ke luar negeri. Kalau ada anggaran kami akan berangkat, kalau tidak ada, kami tidak ikut kejuaraan. Kualifikasi Olimpiade juga terancam batal,” ujar Sekjen PB PODSI Edy Suyono di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Edy menjelaskan, tim dayung Indonesia mengusulkan anggaran Rp 36 miliar untuk kebutuhan pelatnas disiplin kano/kayak, rowing, dan perahu naga. Namun, pemerintah hanya sanggup memberikan anggaran Rp 12 miliar. Situasi ini membuat PB PODSI mengurangi jumlah atlet elite dari 102 menjadi 78 orang. Kebutuhan akomodasi berkurang, dari Rp 500 juta menjadi Rp 400 juta.
Untuk menembus kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, tim dayung Indonesia berencana mengikuti sejumlah kejuaraan. Tim kano dan kayak mengikuti Kejuaraan Dunia di Szheged, Hungaria, 21-25 Agustus 2019. Tim rowing mengikuti Kejuaraan Rowing Asia di Chungju, Korea Selatan, 20-24 Oktober.
Selain uji coba, rencana training camp di Eropa juga terancam batal. Menjelang Asian Games 2018, tim dayung Indonesia menjalani latihan di Eropa selama tiga bulan. Hasilnya, Tanzil Hadid dan kawan-kawan merebut satu emas, dua perak, dan dua perunggu.
Pelatih kepala tim dayung Indonesia M Hadris menjelaskan, tanpa training camp penampilan atlet di kejuaraan tidak akan maksimal. ”Kalau berlatih di Eropa, atlet bisa fokus. Tidak banyak gangguan. Di sana juga banyak pedayung hebat yang membuat semangat kompetisi terus menyala,” katanya.
Meskipun anggaran belum turun, tim ”Merah Putih” tetap berlatih keras bersama pelatih asal Belanda Boudewijn van Opstal. Latihan dilakukan untuk mencapai target pada SEA Games 2019, yaitu tiga medali emas dari nomor rowing.
Pelaksana Tugas Harian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Asisten Deputi Olahraga Prestasi Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora M Gajah Nata Surya mengatakan, anggaran untuk tim dayung Indonesia belum dicairkan karena belum ada kesepakatan anggaran antara Kemenpora dan PB PODSI.
Gajah menjelaskan, tujuh cabang olahraga akan menandatangani nota kerja sama bantuan anggaran pelatnas dari Kemenpora, yaitu ice skating, indoor hokey, wakeboarding, catur, kick boxing, layar, dan hoki bawah air. Mereka menerima bantuan Rp 1,8-Rp 2,8 miliar persiapan SEA Games 2019.
Sekitar 20 cabang lain belum menandatangani nota kesepahaman dengan berbagai sebab, seperti laporan pertanggungjawaban anggaran 2018 belum selesai. ”Kami tidak bisa berbuat apa-apa kalau laporan belum selesai, ” kata Gajah. (DNA)