JAKARTA, KOMPAS — Transaksi uang tunai saat Lebaran melambat secara tahunan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Kebutuhan uang tunai pada Lebaran 2019 juga jauh lebih rendah daripada proyeksi Bank Indonesia. Tren kebutuhan uang tunai beralih ke nontunai.
BI menyebutkan penarikan uang tunai pada masa Lebaran 2019 hanya Rp 190 triliun. Jumlah itu menurun 1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 191,3 triliun.
Kondisi itu merupakan anomali. Pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Indonesia tidak terlepas dari penggunaan uang tunai kala Lebaran. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir kebutuhan uang tunai selalu naik di atas 10 persen. Penarikan uang tunai naik 17,3 persen pada 2018 dan naik 11,6 persen pada 2017.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, kebutuhan uang tunai Lebaran 2019 memang menurun. Bahkan, jumlah itu lebih rendah daripada proyeksi awal BI yang mencapai Rp 217 triliun.
Dengan kata lain, realisasi kebutuhan uang tunai pada 2019 lebih rendah 14 persen daripada proyeksi BI. Sebagai perbandingan, pada 2018 realisasi kebutuhan uang tunai melampaui proyeksi awal senilai Rp 188 triliun.
”Memang realisasi tahun ini ternyata lebih rendah sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Penyebabnya terjadi peningkatan penggunaan instrumen dan kanal nontunai,” kata Onny, Minggu (30/6/2019), kepada Kompas.
Onny menambahkan, masyarakat mulai beralih karena semakin populernya penggunaan uang elektronik ataupun nontunai. Selain uang elektronik, penggunaan paling banyak tercatat dalam penggunaan debit di mesin electronic data capture (EDC) dan transfer lewat mobile banking. BI belum merilis data spesifik terkait dengan jumlah transaksi nontunai.
Kendati demikian, kenaikan transaksi nontunai dapat dilihat dari tren sejumlah bank. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami peningkatan volume transaksi nontunai lewat e-Money mencapai 30 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya dan 10 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada periode yang sama tahun lalu, total nilai transaksi e-Money mencapai Rp 760 miliar. Sementara rata-rata transaksi per bulan dari Januari hingga April Rp 1,2 triliun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan peningkatan penggunaan uang elektronik Tapcash mencapai 30 persen. Transaksi Tapcash pada Lebaran 2019 rata-rata mencapai 132.000 kali per hari dibandingkan dengan hanya 101.000 per hari pada periode sebelumnya. Tren itu diikuti kenaikan transaksi kartu debit sebesar 18 persen dan kartu kredit sebesar 16 persen.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Tambok Simanjuntak mengatakan, peningkatan transaksi nontunai cukup signifikan pada Lebaran kali ini. Hal itu menunjukkan masyarakat Indonesia mulai bisa menerima kehadiran transaksi nontunai.
Padahal, biasanya Lebaran selalu identik dengan uang kartal. Salah satunya karena kebudayaan membagi uang tunai kepada sanak saudara dan orang yang membutuhkan. Tradisi itu masih melekat hingga saat ini.
Peluasan transaksi nontunai, kata Tambok, bertumbuh cepat karena edukasi kepada masyarakat tentang kemudahan dan keamanan. Hal itu semakin marak karena terdapat banyak keuntungan seperti promosi tertentu saat bertransaksi nontunai.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), BhimaYudhistira Adhinegara, mengatakan, tren transaksi saat Lebaran itu bisa menunjukkan masyarakat mulai beralih ke pembayaran nontunai. Hal itu didukung semakin mudahnya akses pembayaran di tol dan tempat belanja khususnya minimarket.
”Tren cashless memang meningkat cukup pesat dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu. Arus mudik Lebaran di mana orang perkotaan ke desa membawa dampak positif budaya nontunai,” ucapnya.
Menurut Bhima, hal itu harus dimanfaatkan pemerintah sebagai momentum untuk semakin memperluas transaksi nontunai. Pemerintah perlu mendorong kerja sama penyedia nontunai dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ataupun toko-toko yang belum menyediakan akses nontunai.
”Semakin banyak merchant yang bergabung semakin cepat akselerasi nontunai. Pada akhirnya peningkatan transaksi nontunai bisa mendorong literasi keuangan serta efisiensi keuangan dan risiko keamanan yang lebih rendah dibandingkan dengan tunai,” tambah Bhima.