JAKARTA, KOMPAS — Musyawarah Olahraga Nasional KONI Pusat untuk memilih ketua umum periode 2019-2023 dilaksanakan lebih cepat dari jadwal karena padatnya agenda Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. Dengan percepatan ini, pengurus baru KONI perlu waktu lebih banyak untuk menyiapkan atlet di SEA Games 2019 Filipina pada November-Desember, penyelenggaraan Pra PON 2020 Papua pada 2019, dan menyiapkan atlet ke Olimpiade Tokyo 2020.
”Semua kegiatan itu perlu perencanaan dan persiapan yang terintegrasi, terkoordinasi, dan berkesinambungan antara KONI Pusat dan pihak lain yang terkait. Agar pengurus baru bisa menyiapkan lebih matang, mereka perlu waktu lebih banyak. Untuk itu, Musornas (Musyawarah Olahraga Nasional) dilaksanakan lebih cepat,” tutur Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat 2015-2019 Tono Suratman dalam pembukaan Musornas di Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Dalam Rapat Anggota KONI Pusat di Jakarta, April lalu, anggota menyepakati Musornas dilakukan pada Desember 2019 atau saat masa bakti pengurus KONI periode 2015-2019 berakhir. Namun, pada 28 Mei diberitahukan bahwa Musornas dipercepat pada 2 Juli ini.
”Ini semata-mata agar pengurus baru bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan itu lebih cepat dan lebih baik. Kalau Musornas dilakukan pada Desember, dikhawatirkan pengurus baru tidak mempunyai waktu cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, terutama persiapan SEA Games 2019 dan Pra PON 2020,” ujar Tono.
Tono mengatakan, dirinya sadar semua keputusan yang diambil KONI Pusat tidak selalu memuaskan semua pihak. Namun, pihaknya selalu berupaya memberikan yang terbaik. ”Kami tidak pernah berniat berbuat salah. Akan tetapi, mungkin kami kadang ada khilaf, baik dalam perbuatan maupun tutur kata,” katanya.
Pelaksana Tugas Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Yuni Poerwanti mengatakan, pihaknya berharap Musornas menjadi momentum untuk mewujudkan KONI Pusat menjadi lebih baik. Kemenpora berharap muncul ketum atau pemimpin baru yang berintegritas dan bisa mengembalikan kepercayaan publik kepada KONI Pusat.
”Ketum atau pemimpin baru itu juga harus bisa beradaptasi dengan tuntutan publik yang semakin beragam. Mereka harus mampu menjadi pemimpin yang berintegritas dan berenergi tinggi untuk mengubah sistem menjadi lebih baik,” ujarnya.
Yuni menyampaikan, sejatinya, KONI adalah lembaga yang sangat penting dalam pembinaan olahraga nasional. Mereka membantu pemerintah dalam mengawasi perkembangan pembinaan olahraga, mengoordinasikan induk cabang olahraga, dan mengoordinasikan pelaksanaan ajang olahraga nasional, seperti PON.
”Untuk itu pula, kami berharap ketua umum atau pemimpin baru berasal dari hasil yang fair sebagaimana semangat olahraga agar mereka bisa menyatukan semua induk atau pelaku olahraga nasional. Semua itu demi mewujudkan atmosfer pembinaan olahraga nasional yang lebih kondusif dan maju,” ujarnya.